CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

28 Agu 2012

62 Mukjizat Nabi Muhammad SAW




62 Mu'jizat Nabi Muhammad

diantaranya :

Masa Kecil Muhammad 
Aminah binti Wahab, ibu Muhammad pada saat mengandung Muhammad tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya.

Saat melahirkan Muhammad, Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya.

Muhammad dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.

Pada usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.

Halimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susuan Muhammad dapat menyusui kembali setelah sebelumnya ia dinyatakan telah kering susunya. Halimah dan suaminya pada awalnya menolak Muhammad karena yatim. Namun, karena alasan ia tidak ingin dicemooh Bani Sa’d, ia menerima Muhammad. Selama dengan Halimah, Muhammad hidup nomaden bersama Bani Sa’d di gurun Arab selama empat tahun.

Abdul Muthalib, kakek Muhammad menuturkan bahwa berhala yang ada di Ka’bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Ka’bah berbicara, “Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir, dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini.”

Dikisahkan saat Muhammad berusia empat tahun, ia pernah dibedah perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai malaikat. Peristiwa itu terjadi di ketika Muhammad sedang bermain ddngan anak-anak Bani Sa’d dari suku Badui. Setelah kejadian itu, Muhammad dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah. Sirah Nabawiyyah, memberikan gambaran detai bahwa kedua orang itu, “membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju.” Peristiwa seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Muhammad diisra’kan ke Yerusalem lalu ke Sidratul Muntaha dari Mekkah.

Dikisahkan pula pada masa kecil Muhammad, ia telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan kakeknya meninggal. Dikisahkan bahwa Muhammad pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan ke pesta ia merasa lelah dan tidur di jalan sehingga ia tidak mengikuti pesta tersebut.

Pendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Muhammad saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama Abu Thalib ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan Muhammad saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Muhammad dan menyaksikan adanya sebuah “stempel kenabian” (tanda kenabian) di kulit punggungnya.

Mukjizat lain adalah Muhammad pernah memperpendek perjalanan. Kisah ini terjadi saat pulang dari Syiria. Muhammad diperintahkan Maisarah membawakan suratnya kepada Khadijah saat perjalanan masih 7 hari dari Mekkah. Namun, Muhammad sudah sampai di rumah Khadijah tidak sampai satu hari. Dalam kitab as-Sab’iyyatun fi Mawadhil Bariyyat, Allah memerintahkan pada malaikat Jibril, Mikail, dan mendung untuk membantu Muhammad. Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang dilalui unta Muhammad dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail diperintahkan menjaga di sisi kirinya dan mendung diperintahkan menaungi Muhammad.

Kharisma
Tatapan mata yang menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang musuh yang sedang menghunus pedang kearah leher Muhammad.

Menjadikan tangan Abu Jahal kaku.

Jin yang bernama Muhayr bin Habbar membantu dakwah Muhammad, kemudian jin itu diganti namanya menjadi Abdullah bin Abhar.

Menghilang Dan Menidurkan Musuh
Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan Amr bin at-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9 Hijriah atau Tahun Utusan.

Menghilang saat akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Muhammad ketika ia duduk di sekitar Ka’bah dengan Abu Bakar.

Menghilang saat akan dibunuh Abu Jahal dimana saat itu ia sedang shalat.

Menidurkan 10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir.

Binatang, Tumbuhan, Alam Dan Benda Mati
Seekor srigala berbicara kepada Muhammad.

Berbicara dengan unta yang lari dari pemiliknya yang menyebabkan masyarakatnya meninggalkan shalat Isya’.

Berbicara dengan unta pembawa hadiah raja Habib bin Malik untuk membuktikan bahwa hadiah tersebut bukan untuk Abu Jahal melainkan untuk Muhammad.

Mengusap kantung susu seekor kambing untuk mengeluarkan susunya yang telah habis.

Dua Sahabat Nabi saw dibimbing oleh cahaya.

Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.
Pohon kurma dapat berbuah dengan seketika.

Batang pohon kurma meratap kepada Muhammad.

Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad.

Berhala-berhala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Muhammad.

Mendatangkan hujan dan meredakan banjir saat musim kemarau tahun 6 Hijriah di Madinah yang saat itu mengalami kekeringan.

Berbicara dengan gunung untuk mengelurkan air bagi Uqa’il bin Abi Thalib yang kehausan.

Berbicara dengan gilingan tepung Fatimah yang takut dijadikan batu-batu neraka.

Merubah emas hadiah raja Habib bin Malik menjadi pasir di gunung Abi Qubaisy.

Memerintahkan gilingan tepung untuk berputar dengan sendirinya.

Tubuh Muhammad memancarkan petir ketika hendak di bunuh oleh Syaibah bin ‘Utsman pda Perang Hunain.

Makanan Dan Minuman
Makanan yang di makan oleh Muhammad mengagungkan Nama Allah.

Makanan sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada Perang Khandaq.

Roti sedikit cukup untuk orang banyak.

Sepotong hati kambing cukup untuk 130 orang.

Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat.

Menjadikan beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada orang Badui Arab tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari.

Menjadikan minyak samin Ummu Malik tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada Muhammad.

Air memancar dari sela-sela jari. Kemudian air itu untuk berwudhu 300 orang sahabat hanya dengan semangkuk air.
Susu dan kencing unta bisa menyembuhkan penyakit atas ijin Allah.

Mendo’akan Dan Menyembuhkan

Menyembuhkan betis Ibnu Al-Hakam yang terputus pada Perang Badar, kemudian Muhammad meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa meresakan sakit sedikit pun.

Mata Qatadah terluka pada Perang Uhud, sehingga jatuh dari kelopaknya, kemudian oleh Muhammad mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi lebih indah dari sebelumnya.

Mendo’akan untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama Sabiqah yang rontok sewaktu perang.

Mendo’akan Anas bin Malik dengan banyak harta dan anak.
Menyembuhkan daya ingat Abu Hurayrah yang pelupa.

Menyembuhkan penyakit mata Ali bin Abi Thalib saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam perang Khaibar.

Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya saat bersembunyi di Gua Tsur dari pengejaran penduduk Mekah.

Menyembuhkan tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.

Menyambung tangan Badui yang putus yang dipotongnya sendiri setelah menampar Muhammad.

Mendoakan supaya Kerajaan Kisra hancur, kemudian do’a tersebut dikabulkan.
Mendoakan Ibnu Abbas menjadi orang yang faqih dalam agama Islam.

Hal Ghaib Dan Ramalan
Mengetahui siksa kubur dua orang dalam makam yang dilewatinya karena dua orang tersebut selalu shalat dalam keadaan kotor karena kencingnya selalu mengenai pakaian shalat.

Mengetahui ada seorang Yahudi yang sedang disiksa dalam kuburnya.

Meramalkan seorang istrinya ada yang akan menunggangi unta merah, dan disekitarnya ada banyak anjing yang menggonggong dan orang tewas. Hal itu terbukti pada Aisyah pada saat Perang Jamal di wilayah Hawwab yang mengalami kejadian yang diramalkan Muhammad.

Meramalkan istrinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak lama setelahnya dan terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal rajin bersedekah tidak lama setelah kematian Muhammad.

Meramalkan Abdullah bin Abbas akan menjadi “bapak para khalifah” yang terbukti pada keturunah Abdullah bin Abbas yang menjadi raja-raja kekhalifahan Abbasiyah selama 500 tahun.

Meramalkan umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan.

Mukjizat Terbesar
Membelah bulan dua kali untuk membuktikan kenabiannya pada penduduk Mekkah.

Isra ke Masjidil Aqsa dari Masjidil Haram lalu Mi’raj ke Sidratul Muntaha dari Baitul Maqdis tidak sampai satu malam pada tanggal 27 Rajab tahun 11 Hijriah.

Menerima Al-Qur’an sebagai Firman Tuhan terakhir padahal ia seorang yang buta huruf.


27 Agu 2012

Malaikat Mikail AS




Malaikat Mikail as adalah termasuk salah satu diantara 4 Malaikat yang menjadi pembesar seluruh Malaikat. 
Dalam sebuah sumber dinyatakan bahwa ia diciptakan oleh Allah Swt, sesudah Malaikat Israfil dengan selisih kira-kira 500 tahun lamanya. Seluruh anggota tubuhnya terbuat dari nur (cahaya) dan berbulu za'faran. Yang istimewa, ada satu juta wajah diatas setiap bulu-bulu yang dimilikinya. Dan setiap wajah memiliki sejuta mata. Padahal, tiap mata yang ada senantiasa menangis untuk memohon rahmat bagi orang-orang mukmin yang berdosa. Di samping itu, kelebihan yang dimiliki adalah tiap wajah mempunyai mulu sebanyak 1 juta, yang mana mulut tersebut memiliki lidah dengan jumlah yang sama dan menguasai satu juta macam bahasa. Padahal setiap lisan yang dimiliki membaca istighfar untuk orang-orang mukmin yang berdosa.


Dari sekian banyak mata yang ada, maka senantiasa meneteskan air mata sejumlah tujuh ribu tetesan. Lalu dari tiap tetesan air mata itu ALLAH menciptakan malaikat sejenis yang serupa dengan bentuk Malaikat Mikail. Tugas mereka adalah membaca tasbih hingga hari Kiamat. Mereka itu bernama KARUBIYUN. Di samping bertasbih, mereka juga memiliki tugas sebagai pembantu Malaikat Izrafil menjalankan tugas, yaitu membagi hujan, menjaga tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, serta membagi rizeki.

Dan sebutkan dalam sebuah keterangan, untuk menjaga kelangsungan kehidupan makhluk di dalam laut, buah - buahan di pohon maupun tumbuh - tumbuhan yang berada di atas bumi, maka ALLAH mengutus seorang malaikat untuk menjaganya. Jadi, satu butir buah misalnya akan senantiasa dijaga oleh seorang malaikat.

Disamping bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering mendampingi Malaikat Jibril dalam menjalankan tugas - tugasnya. Di antara tugas yang pernah dilakukan bersam Malaikat Jibril adalah :

A. Ketika Malaikat jibril menjalankan tugas membelah dada Nabi muhammad Saw. Untuk dicuci hatinya karna akan diisi dengan iman, islam, yakin dan sifat hilim. Ketika itu peran Malaikat Mikail tidak kalah penting. Beliaulah yang mengambil air Al-Kautsar (air zam-zam) untuk akhirnya dijadikan sebagai pencubi hati Nabi Muhammad Saw.

B. Saat Nabi Muhammad Saw. mendapat kepercayaan untuk melakukan ISRA' dan Mi'raj, Malaikat Mikail besama Malaikat Jibril ikut mendampingi beliau selama perjalanan.

C. Malaikat Mikail juga sebagai pesuruh ALLAH untuk menyampaikat lembaran kepada Malaikat Maut. Dalam lembaran itu tertulis sangat detail nama, tempat, dan sebab musabab pencabutan nyawa bagi orang yang di maksud.

Wallahu a'lam bish showab 

Malaikat Israfil AS




Malaikat Israfil adalah salah satu di antara empat malaikat yang paling mulia dan bersaiz besar di sisi Allah SWT Ia ditugaskan untuk meniup sebanyak tiga kali tiupan sangkakala pada hari kiamat. Seperti malaikat-malaikat yang lain ia diperbuat dari Nur. Ia berbulu dari kepala hingga kedua telapak kakinya dan mempunyai banyak mulut dan lidah. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya, nescaya tidak setitik pun akan jatuh melimpah.

Jumlah sayap malaikat Israfil itu ada empat. Sayapnya yang pertama panjangnya sampai ke barat, sayapnya yang kedua sampai ke timur, yang ketiga boleh menutupi seluruh badannya dan yang keempat menutupi kepalanya. Ia mempunyai seribu tentara malaikat yang serupa dengan kejadiannya.


At-Tabrani meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA:"Sewaktu Rasulullah SAW bersama-sama dengan malaikat Jibril tiba-tiba ufuk langit terpecah, maka menghadaplah satu lembaga malaikat tertunduk dan condong ke bumi. Berkata malaikat itu: "Hai Muhammad, sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu agar memilih antara menjadi nabinya hamba atau jadi rajanya nabi". Adapun "rajanya nabi" mengerjakan apa yang diwajibkan oleh Allah SWT kepadanya dan tidak melakukan apa yang diharamkan oleh Allah SWT kepadanya. Ia menjalankan pemerintahan atau kerajaannya dan membelanjakan harta negara terhadap hal-hal yang dicintai dan diredhai oleh Allah SWT. Mereka menghindari dari sesuatu yang menimbulkan dosa. Nabi yang menjadi raja adalah seperti nabi Sulaiman AS, nabi Daud AS dan lain-lain. Adapun "nabinya hamba" tidak memberikan sesuatu kepada seseorang kecuali dengan perintah Allah SWT. Ia tidak memberikan kepada sesiapa yang dikehendakinya dan tidak menghalangi kepada sesiapa yang mengkehendakinya, dia hanya memberi dan menghalangi atas perintah Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: "Jibril memberi isyarat kepadaku dengan tangannya agar merendah. Maka tahulah aku bahwa itu nasihat untukku, maka aku berkata, "hambanya nabi". Kemudian malaikat itu naik ke langit maka aku berkata, hai Jibril, aku sungguh ingin bertanya hal ini kepadamu, tapi aku melihat halmu menyusahkan aku untuk mengemukakan pertanyaan itu. Siapakah itu wahai Jibril? Jibril menjawab, Itulah dia malaikat Israfil Allah menciptakannya pada hari kejadiannya di hadapannya dengan dua kakinya lurus bersaf, tidak pernah mengangkat hujungnya."Ia tertutup di dalam beberapa lapisan dinding. Disebutkan bahawa jarak di antara malaikat Israfil dengan Arasy dilapisi dengan tujuh dinding yang mana satu dinding adalah sejauh lima ratus tahun perjalanan dan jarak malaikat Israfil dengan malaikat Jibril kira kira tujuh puloh dinding. 

Imam Ahmad RAH. meriwayatkan dari Abu Said RA, Rasulullah SAW ada menyebutkan tentang malaikat peniup sangkakala, dengan sabdanya: "Disebelah kirinya ada malaikat Jibril dan disebelah kanannya ada malaikat Mikail"Salah satu tiang Arasy berada di atas pundaknya. Menurut riwayat, Lauhil Mahfuzh itu bergantungan di bawah Arasy dan malaikat Israfil berada di hadapan Lauhil Mahfuzh tersebut.
Adapun apabila setiap keputusan Allah SWT tercatat di Lauhil Mahfuzh, maka terbukalah dinding-dinding yang menghalanginya dan malaikat Israfil pun melihatnya. Apabila ia adalah tugas malaikat Jibril, maka malaikat Israfil akan memerintahkan malaikat Jibril untuk melaksanakanya, begitu juga apabila untuk tugasan-tugasan malaikat Mikail dan malaikat Izrail, ia akan memerintah mereka untuk melaksanakannya.Malaikat Israfil sentiasa meletakkan terompet sangkakala di mulutnya. Disebutkan bahawa terompet malaikat Israfil itu bercabang empat. Satu cabang diarahkan ke barat, satu ke timur, satu ke bawah bumi dan satu diarah kan ke langit yang ke tujuh. Adapun lingkaran kepala terompet itu selebar langit dan bumi. Di dalamnya terdapat pintu-pintu sebanyak bilangan para arwah. Ada tujuh puluh rumah di dalamnya. Di antaranya rumah arwah para Nabi AS, arwah para manusia, para jin, syaitan, binatang, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.

Abu Hurairah RA meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda tentang terompet malaikat Israfil: "Terompet itu adalah sebuah tanduk raksaksa yang terdiri dari cahaya. Besar tiap lingkaran dalam tanduk itu selebar langit dan bumi. Terompet itu akan ditiup tiga kali. Tiupan pertama membuat makhluk takut, tiupan kedua membuat makhluk mati, tiupan ketiga untuk membangkitkan makhluk dari kubur".Warna malaikat Israfil adalah kuning tua, sedangkan sebab musabab wajahnya menjadi kuning adalah kerana getaran rasa takut kepada Allah SWT yang selalu meliputi malaikat Israfil 

Sabda Rasulullah SAW: "Bagaimana manusia boleh merasa senang sedangkan malaikat peniup sangkakala telah bersiap sedia meniupnya dan menundukkan keningnya serta memasang telinganya siap menunggu perintah".

Wallahu a'lam.

Malaikat Izrail AS Sang Pencabut Nyawa




Malaikat Izrail tugasnya ialah mengambil nyawa sekalian makhluk. Izrail juga dipanggil malaikat maut. Malaikat Izrail diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang serupa dengan malaikat Mikail baik wajahnya, saiznya, kekuatannya, lisannya dan sayapnya. Semuanya tidak kurang dan tidak lebih. Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za'faran dan di setiap bulu ada satu juta muka dan setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata dan satu juta mulut. Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta bahasa. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya, nescaya tidak setitikpun akan jatuh melimpah.


Diriwayatkan dalam kitab “Sabilul Iddikar” Lil Imam Quthbil Irsyad Al-Habib `Abdullah bin Alwi Al-Haddad ra.
”Pada saat malaikat Israfil meniupkan terompetnya yang pertama kali, maka setiap Makhluk hidup di alam semesta mati saat itu juga, baik yang berwujud Ruh atau yang berupa Jasad, dilangit dan dibumi, kecuali dari sebagian Malaikat yaitu: malaikat pembawa Arsy, malaikat Jibril as, malaikat Mikail as, malaikat Israfil as dan malaikat `Izrail as".

Kemudian Allah SWT menghendaki kematian bagi mereka semua, sebagaimana diriwayatkan dalam kitab Tafsir Al-Quranul Karim Lil Imam Ibnu Katsir (3/283) dan kitab Tanbihul Ghafilin (hal. 17), bahwa malaikat maut (`Izrail as), menghadap Allah SWT dan berkata: ”Ya Allah, sesungguhnya semua penghuni langit dan bumi sudah mati semua tak tersisa kecuali sebagian malaikat yang Engkau kehendaki”. 

Kemudian Allah SWT berfirman: ”Wahai `Izrail, siapa saja yang masih hidup”. 
Sesungguhnya Allah SWT lebih mengetahui hal itu. 

Malaikat `Izrail as menjawab: ”Ya Allah, sesungguhnya yang masih ada hanyalah Engkau Dzat yang Maha Hidup kekal abadi, malaikat pembawa Arsy, malaikat Jibril as, malaikat Mikail as, malaikat Israfil as dan aku sendiri”. 

Kemudian Allah SWT berfirman: ”Wahai `Izrail, cabutlah nyawa malaikat Jibril, malaikat Mikail dan malaikat Israfil”. 

Dengan penuh takjub para malaikat pembawa Arsy berkata: ”Ya Allah, apakah Engkau kehendaki juga kematian untuk malaikat Jibril, malaikat Mikail dan malaikat Israfil”. 

Seketika Allah SWT berfirman: ”Diamlah kalian wahai para malaikat pembawa Arsy, sesungguhnya telah Aku tetapkan kematian sejak zaman azali bagi seluruh makhluk dibawah Arsy-Ku”. 

Seketika malaikat Izrailpun mencabut nyawa mereka. Kemudian Allah SWT berfirman: ”Wahai Izrail, siapa saja yang masih hidup?”. 
Sesungguhnya Allah SWT lebih mengetahui hal itu. 

Malaikat Izrail as menjawab: ”Ya Allah, sesungguhnya yang masih ada hanyalah Engkau Dzat yang Maha Hidup kekal Abadi, para malaikat pembawa Arsy dan aku sendiri”. 

Kemudian Allah SWT berfirman: “Wahai Izrail, cabutlah nyawa para malaikat pembawa Arsy”. Seketika malaikat Izrail pun melaksanakannya. 

Kemudian Allah SWT berfirman: “Wahai Izrail, sekarang siapa yang masih hidup?’. 
Sesungguhnya Allah SWT lebih mengetahui hal itu. 

Malaikat Izrail as menjawab: “Ya Allah, sesungguhnya yang masih ada hanyalah Engkau Dzat yang Maha Hidup kekal Abadi, dan aku sendiri hamba-Mu yang lemah ini”. 

Kemudian Allah SWT berfirman: “Wahai Izrail, bukankah kamu telah mengetahui Firman-Ku, bahwa semua makhluk hidup pasti akan merasakan kematian dan kamu juga sebagian dari makhluk ciptaan-Ku, sesungguhnya Aku ciptakan kamu untuk melaksanakan tugasmu (mencabut nyawa), maka aku perintahkan kamu untuk mencabut nyawamu sendiri saat ini juga”. 

Maka malaikat Izrail pun melaksanakan perintah Allah SWT mencabut nyawanya sendiri dengan merasakan kepedihan yang sangat menyakitkan hingga berkata: “Seandainya aku tahu beginilah sakit dan pedihnya kematian, niscaya aku akan lebih lemah lembut mencabut nyawa orang-orang yang beriman”. 

Semua makhluk mati tak tersisa, sebagaimana awal mulanya, yang awal hanyalah Allah SWT. Subhanallah. Wallahu a'lam bish showab. 

Tangisan Malaikat Jibril AS dan Mikail AS




Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahawa iblis itu sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) pada langit yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. Pada langit ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat, namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya disebut Azazil manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.

Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, “Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam daripada tanah.”
Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, “Aku membuat apa yang aku kehendaki.” Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong.
Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu yang berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para malaikat bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis tetap angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas keengganannya.


Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.

Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari syurga, bahkan dari langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi melainkan dengan cara sembunyi. Allah S.W.T melaknatinya sehingga ke hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis itu pada sebelumnya sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap emapt, banyak ilmu, banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.

Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah Jibril A.S dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, “Apakah yang membuat kamu menangis?” Lalu mereka menjawab, “Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu.”
Firman Allah bagi bermaksud, “Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku.”
Setelah diusir, maka iblis pun berkata, “Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu.”

Lalu Allah berfirman yang bermaksud, “Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum.”
Berkata lagi iblis, “Tambahkanlah lagi untukku.” Allah berfirman yang maksudnya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Lalu Allah berfirman dengan maksud, “Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram.”

“Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka.” (Hal ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64 yang bermaksud : “Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan.”

Malaikat Jibril AS dan Ibadah Manusia




Dikisahkan oleh  Rasulullah SAW dalam sabdanya :


“Tatkala ALLAH SWT menciptakan malaikat Jibril AS, dipilihlah wujud yang paling rupawan ia dilengkapi dengan 600 sayap, masing-masing sepanjang jarak antara penjuru paling timur dengan penjuru paling barat. Begitu penciptaan selesai, berdirilah malaikat Jibril memandangi dirinya yang rupawan, seraya berkata :



“Ya ALLAH ya Tuhanku, adakah ENGKAU menciptakan makhluk yang lebih tampan dari pada diriku ?”

ALLAH menjawab : “ Tidak “



Mendengar jawaban ALLAH seperti itu perasaan Jibril berbunga-bunga dan sebagai ungkapan rasa syukurnya yang mendalam ia mengerjakan shalat 2 rakaat, yang setiap rakaatnya dilakukan selama 20.000 (duapuluh ribu tahun). Setelah selesai mengerjakan ALLAH SWT berfirman padanya :

“ Hai Jibril, begitu bersungguh-sungguh engkau mengerjakan shalat. Demikian engkau telah penyembahan kepadaKU denagn penyembahan yang tiada bandingnya. Tetapi ketahuilah hai Jibril, bahwa pada akhir zaman nanti akan lahir Nabi terhormat yang AKU Sayangi, dia bernama Muhammad. Dia memiliki umat yang lemah yang banyak melakukan dosa. Sekiranya umat yang bergelimang dosa itu mau mengerjakan shalat dua rakaat, sekalipun shalatnya banyak kekurangan, waktunyapun tergesa-gesa dan tidak konsentrasi, maka demi kemulian dan keagunganKU, sungguh shalat mereka itu lebih AKU sukai dari pada shalatmu ! Mengapa ? Karena shalat mereka berdsasarkan perintahKU, sedangkan shalatmu itu bukan berdasarkan perintahKU ! ”



Jibril : “Ya TUHANku lalu apakah balasan yang bakal ENGKAU berikan atas ibadah mereka ?”

ALLAH : “Balasan yang bakal AKU berikan adalah surga Ma’wa.”



Begitu mendengar kata-kata surga Ma’wa, Jibril memohon izin kepada ALLAH agar diperkenankan melihatnya maka ALLAHpun mengabulkan permohonan Jibril ini, sehingga dia segera berangkat menuju surga tersebut, dia bentangkan seluruh sayapnya lalu terbang untuk menempuh jarak yang amat jauh takterperikan. Setiap kali dia membuka sepasang sayapnya maka dia berasil jarak sejauh 300.000 (tiga ratus ribu tahun perjalanan). Begitu juga setiap menutupkan sayap padahal ia terbang selama tiga ratus tahun serta memiliki sayap tiga ratus pasang sayap atau enam ratus buah. Namun sejauh itu ia belum berasih mencapa tujuan setelah merasa begitu letih diapun beristirahat disebuah pohon raksasa dia bersujud kepada ALLAH SWT seraya mengadu : “ Ya ALLAH, apakah perjalanku terlah sampai separuhnya, ataukah baru dua pertiga atau bahkan separuhnya ? ” ALLAH SWT berfirman   kepadanya : “ Hai jibril walau pun kau mampu terbang tiga ratus ribu tahun dengan sayap-sayapmu yang sudah ada dan AKU tambah lagi enam ratus sayap, niscaya tidak kau bisa mencapai seper seratusnya (1%). Itulah keistimewaan yang akanKU berikan kepada umat Muhammad yang mau mengerjakan shalat !”.


13 Agu 2012

Iblis (Azazil), The Fallen Angel (Lucifer)





Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn `Abbas (r) bahwa suatu hari Nabi (s) keluar dari masjid dan beliau (s) melihat Iblis di hadapannya. Nabi (s) berkata kepadanya, "Mengapa engkau datang ke masjidku?" Ia berkata, "Ya Muhammad (s), Allah telah mengutusku untuk mendatangimu." Apakah Iblis beriman kepada Allah? Ya, dia beriman, tetapi perbuatannya telah dikutuk, tetapi dia tetap beriman kepada Allah. Sebelumnya dia adalah malaikat (Azaziil) tetapi dia membangkang dan sampai sekarang tetap membangkang sehingga Allah mengutuknya. Dia berkata, "Allah memintaku, 'Pergilah kepada Nabi-Ku dan biarkan ia bertanya kepadamu.' dan aku harus menjawabnya.

Kemudian Nabi (s) bertanya padanya, "Mengapa engkau menghalagi umatku untuk melakukan salat berjamaah?" Dan dia menjawab, "Ketika mereka salat berjamaah aku mengalami demam tinggi dan tidak akan kembali normal sampai mereka meninggalkan masjid."

Nabi (s) bertanya padanya, "Mengapa engkau mencegah umatku untuk menuntut ilmu?" dan dia berkata, "Segera setelah mereka berdoa meminta kepada Allah, tiba-tiba aku menjadi buta dan tuli dan itu akan berlangsung terus sampai mereka berhenti berdoa." 

Nabi (s) bertanya, "Mengapa engkau menghalagi mereka untuk membaca al-Qur'an suci?" dan dia berkata, "Ketika mereka membaca al-Qur'an suci, aku meleleh seperti serbuk mesiu." 

Dan beliau (s) bertanya, "Mengapa engkau mencegah umatku untuk berjihad?" dia berkata, "Ketika mereka pergi berjihad, mereka membelenggu kakiku sampai mereka kembali dan ketika mereka pergi haji aku dibelenggu dari atas hingga ke bawah. Dan ketika mereka memberi sedekah, sebagaimana yang kalian tahu, Iblis menggigil. Dan ketika kalian berniat untuk memberi sedekah, Setan segera berkata, "Mengapa kau berikan sebanyak itu, berikan sedikit saja!" Jadi ketika kalian berniat untuk memberi 1000, lalu dia berkata, "500 saja, untuk apa memberi sebanyak itu!" Iblis berkata, "Ketika mereka memberi sedekah, aku akan digergaji seperti kayu dan aku akan terpotong-potong hingga berkeping-keping dan aku akan merasakan sakitnya." Itulah sebabnya dia mencegah kita untuk bersedekah.

{dari shuhba Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q), 12 Agustus 2012}

10 Agu 2012

Kisah Malaikat Pencatat Amal


Kisah Malaikat Pencatat Amal
Setiap manusia dijaga oleh malaikat pencatat amal yang berada di sebelah kanan dan kirinya.

Kisahnya.
Diterangkan dalam sebuah hadits bahwa manusia dijaga oleh malaikat, salah satunya berada di sebelah kanan sebagai pencatat amal kebaikan tanpa kesaksian yang lain, dan yang satunya lagi berada di sebelah kiri sebagai pencatat amal yang jelek, dan dia tidak akan mencatat amal jelek tanpa kesaksian di sebelah kanannya.
Jika manusia duduk, satu malaikat berada di sebelah kanannya dan malaikat lainnya di sebelah kirinya.
Sedangkan jika manusia berjalan, maka satu malaikat berada di belakangnya dan malaikat yang lain berada di depannya, dan jika manusia tidur, malaikat yang satu berada di dekat kepalanya dan yang lain berada di dekat kirinya.



Kesaksian Malaikat.
Dalam riwayat yang lain dijelaskan, ada 5 malaikat yang menyertai manusia, yaitu:
Dua malaikat menjaga pada malam hari.
Dua malaikat menjaga pada siang hari.
Dan satu malaikat yang tidak pernah berpisah dengannya.
Hal tersebut sesuai dengan firman ALlah SWT,

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ 

Artinya:
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
(QS. Ar-Ra'd: 11).

Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.




Yang dimaksud malaikat yang bergantian yaitu malaikat malam dan siang yang melindunginya dari jin, setan dan manusia.
Kedua ma;laikat menulis amal kebaikan dan kejelekan diantara kedua bahunya. Lidahnya sebagai pena, mulutnya sebagai tempat tinta, keduanya menulis amal manusia sampai datang hari kematiannya.

Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya malaikat di sebelah kanan itu lebih dapat dipercaya daripada malaikat di sebelah kiri. Maka jika manusia beramal jelek dan malaikat di sebelah kiri akan menulisnya, maka malaikat di sebelah kananya berkata kepadanya,
"Tunggu dulu, tunggulah selama 7 jam, jika dia beristighfar kepada Allah jangan kau tulis dan jika dia tidak beristighfar maka tulislah satu kejelekan."

Maka ketika dicabut nyawa manusia dan diletakkan dalam kuburnya, kedua malaikat berkata,
"Wahai Tuhanku, Engkau telah menyerahkan kepada kami hamba-Mu untuk menulis amalnya dan sungguh Engkau telah mencabut ruhnya, maka ijinkanlah kami naik ke langit."

Maka Allah SWT berfirman,
"Langit telah dipenuhi dengan malaikat yang membaca tasbih, maka kembalilah kalian berdua dan bertasbihlah kepada-Ku, bacalah takbir dan tahlil, dan tulislah bacaan-bacaan itu untuk hamba-Ku sampai dia dibangunkan dari kuburnya."

Kiraman Katibin.
Allah SWT berfirman tentang malaikat Kiraman Katibin,
"Aku menanamkan mereka Kiraman Katibin karena ketika menulis amal kebaikan mereka naik ke langit dan memperlihatkannya kepada Allah dan mereka bersaksi atas hal tersebut dengan berkata,
"Sesungguhnya hamba-Mu si Fulan berbuat sesuatu kebaikan demikian dan demikian."

Dan ketika menulis atas seorang hamba amal kejelekan, mereka naik dan memperlihatkannya kepada Allah dengan rasa susah dan gelisah.
Maka Allah SWT berfirman kepada malaikat Kiraman Katibin,
"Apa yang diperbuat hamba-Ku?"
Mereka diam hingga Allah berfirman untuk yang kedua dan ketiga kalinya, lalu mereka berkata,
"Ya Tuhanku, Engkau Dzat yang mengetahui aib dan Engkau memerintahkan hamba-hamba-Mu agar menutupi aib-aib mereka. Sesungguhnya setiap hari mereka membaca kitab-Mu dan mereka mengharap kami menutupi aibnya."

Lalu malaikat Kiraman Katibin mengatakan yang mereka ketahui tentang apa yang diperbuat seorang hamba.
Allah SWT berfiman,
"Maka sesungguhnya kami menutupi aib-aib mereka dan Engkaulah Dzat Yang Maha Mengetahui aib-aib."

Karena inilah mereka dinamakan Kiraman Katiban (yang mulia di siai Allah) dan yang mencatat amal perbuatan.


Referensi dari kitab Daqoiqul Akhbar Fii Dzikril Jannati Wan Nar. 

8 Agu 2012

Nabi Shamu'ayl AS (Samuel)




Samuel atau Shmu'el (שְׁמוּאֵל, bahasa Ibrani Standar Šəmuʼel, bahasa Ibrani Tiberias Šəmûʼēl) adalah seorang pemimpin penting dalam Sejarah Israel kuno. Kisahnya diceritakan dalam Kitab Suci Ibrani dalam Kitab Samuel.

Terjemahan harfiah dari Samuel ialah Allah mendengar ('Shama', mendengar; 'El', Allah), sesuai dengan Samuel 1:20; di situ dikatakanb ahwa Hana menamai anaknya untuk mengenang permohonannya kepada Allah akan seorang anak, dan Allah mendengarnya.

Statusnya, menurut pandangan sastra rabinik, ialah bahwa Samuel adalah hakim terakhir bangsa Ibrani dan yang pertama di antara para nabi besar yang mulai bernubuat di Negeri Israel. Ia berada di antara dua zaman (seperti yang dapat dilihat bahwa Kitab 1 dan 2 Samuel langsung mengikuti Kitab Hakim-hakim) dan memilih serta mengurapi dua raja pertama Kerajaan israel), yaitu Raja Saul dan Raja Daud.


Keadaan yang aneh berkaitan dengan kelahirannya dicatat dalam 1 Samuel 1:20. Hana, salah seorang dari kedua istri Elkana, yang pergi ke Silo untuk berdoa kepada Tuhan, dengan sungguh-sungguh memohon kepada Allah agar ia dapat menjadi ibu dari seorang anak lelaki. Doanya ternyata dikabulkan; dan setelah anak itu disapih ia membawanya ke Silo dan mempersembahkannya kepada Tuhan sebagai seorang nazir yang kekal (1:23-2:11).

Di sini segala kebutuhan fisiknya serta pendidikannya diperhatikan oleh kaum perempuan yang melayani di Kemah Suci, sementara Eli mengawasi pendidikan keagamaannya. Demikianlah, barangkali sekitar dua belas tahun dari hidupnya. "Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia." (1 Samuel 2:26; bdk. Lukas 2:52). Pada masa itu pula terjadi kemerosotan moral yang hebat di Israel (Hakim-hakim 21:19-21; 1 Samuel 2:12-17, 22).

Filistin

Bangsa Filistin, yang akhir-akhir ini bertambah jumlah dan kekuatannya, praktis merupakan tuan atas negeri itu dan mereka memperhamba bangsa Israel. (1 Samuel 10:5; 13:3). Pada saat ini bentuk komunikasi baru dari Allah mulai terjadi atas diri anak kecil yang saleh ini. Sebuah suara yang misterius datang kepadanya pada malam hari, memanggil-manggil namanya, dan, sebagaimana yang diinstruksikan Eli, ia menjawab, "Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar."

Kemasyhuran dan pengaruh

Pesan yang datang dari Tuhan berisi berita kehancuran Eli dan anak-anaknya yang jahat. Samuel menyampaikan semuanya kepada Eli. Terhadap berita penghukuman yang mengerikan itu (1 Sam. 3:11-18), ia hanya menjawab, ""Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik".

Tuhan kini menyatakan dirinya dalam cara yang berbeda-beda kepada Samuel. Kemasyhuran dan pengaruhnya meningkat di seluruh engeri sebagai satu-satunya orang yang dipanggil ke dalam jabatan sebagai nabi oleh Tuhan. Beban orang Filistin terlalu berat, dan rakyat yang mengeluh di bawah penindasan yang meluas itu, tiba-tiba bangkit memberontak, dan "orang Israel maju berperang melawan orang Filistin." Pertempuran hebat terjadi di Afek, dekat Eben-Haezer (1 Sam. 4:1, 2). Bangsa Israel dikalahkan, dengan 4.000 orang tewas "di medan pertempuran".

Tabut perjanjian

Para tua-tua bangsa Israel berpendapat bahwa untuk mengatasi kehancuran ini mereka harus membawa bersama mereka Tabut Perjanjian sebagai lambang kehadiran Yahweh. Karena itu, tanpa berkonsultasi dengan Samuel, mereka mengambil tabut itu dari Silo ke perkemahan dekat Afek. Ketika melihat tabut itu berada di antara rakyat mereka, rakyat pun "bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar."

Pertempuran kedua

Pertempuran kedua berlangsung, dan kembali tentara Filistin mengalahkan tentara Israel, menyerbu ke perkemahan mereka, membantai 30.000 orang, dan merebut Tabut Perjanjian. Berita tentang pertempuran fatal ini segera sampai di Silo. Segera setelah Eli yang lanjut usia mendengar bahwa Tabut Allah direbut, ia terjatuh dari kursinya di pintu gerbang, lalu patah lehernya dan meninggal.

Mungkin atas nasihat Samuel yang saat itu berusia sekitar 20 tahun, Kemah Suci bersama perlengkapannya dipindahkan dari Silo ke sebuah tempat yang dianggap aman, dan akhirnya ke Nob. Tabut itu diletakkan di sana selama bertahun-tahun (21:1). Tentara Filistin masuk ke Silo dan merampas serta menghancurkannya (bdk. Yer. 7:12; Maz. 78:59).

Beberapa pakar modern menganggap bahwa Kitab Ulangan ps. 32 mungkin ditulis oleh Samuel sendiri sebagai tanggapan terhadap implikasi teologis dari kekalahan yang sangat parah ini.

Dua puluh tahun kemudian

Ini adalah masa yang penting dalam sejarah Israel. Selama 20 tahun setelah pertempuran fatal di Afek, seluruh negeri berada di bawah penindasan bangsa Filistin. Selama tahun-tahun ini Samuel menjadi kekuatan spiritual di negeri itu. Dari Rama, tempat kelahiran dan tempat tinggalnya, pengaruhnya meluas ke seluruh negeri. Dengan semangat yang tak kenal lelah ia berkeliling ke mana-mana untuk menegur, mengecam rakyat, berusaha membangkitkan rasa berdosa mereka, dan mengajak mereka bertobat.

Usahanya berhasil sehingga seluruh bangsa Israel menyesal kepada Tuhan. Samuel mengumpulkan bangsanya di Mizpa, salah satu bukit tertinggi di Israel. Di sana mereka berpuasa dan berdoa, dan di bawah bimbingan Samuel, memeprsiapkan diri untuk perang besar melwan bangsa Filistin yang kini datang dengan kekuatan penuh ke Mizpa untuk menghancurkan bangsa Israel untuk selama-lamanya. Samuel berdoa kepada Tuhan dan Tuhan menolong bangsa itu. Samuel, pemimpin mereka, juga bertindak sebagai pemimpin dalam peperangan. Bangsa Filistin dipukul mundur. Mereka melarikan diri dalam ketakutan dan banyak dari mereka yang tewas.

Akhir penindasan Filistin

Pertempuran ini, yang mungkin terjadi sekitar 1095 SM, mengakhiri 40 tahun penindasan oleh Filistin. Untuk mengenang pembebasan besar itu, dan sebagai tanda syukur atas pertolongan yang diberikan oleh Tuhan, Samuel membangun sebuah batu besar di medan peperangan, dan menyebutnya Eben-Haezer, dan berkata, "Sampai di sini TUHAN menolong kita" (1 Sam. 7:1-12). Di tempat yang sama ini, 20 tahun sebelumnya, bangsa Israel mengalami kekalahan besar, ketika Tabut Allah direbut.

Nabi Samuel dalam Islam

Samuel (Arab:صموئيل Shamu`ayl) dalam Islam dianggap sebagai salah satu nabi Bani Israel dan dikatakan bahwa Samuel adalah keturunan dari Yusuf. Ia pernah diminta oleh kaumnya untuk memilih seorang pemimpin dari kalangannya. Pada akhirnya terpilihlah Thalut yang memiliki profesi seorang petani. Namanya tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, tetapi referensi telah dibuat oleh Allah dalam surah Al Baqarah, tanpa menyebutkan namanya.

Kisah Nabi Daud AS dan Ulat




Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghozali menceritakan pada suatu hari ketika Nabi Daud AS sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia melihat seekor ulat merah pada debu.
Lalu Nabi Daud AS. berkata pada dirinya, “Apa yang dikehendaki Allah terhadap ulat ini?”
Sesaat saja Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Alloh pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. Lalu ulat merah itu pun mulai berkata-kata kepada Nabi Daud AS, “Wahai Nabi Allah! Allah SWT telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallohu walhamdulillahi walaa ilaaha illallohu wallohu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Alloh mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allohummaa solli alaa Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa alaa aalihi wa sohbihi wa sallim’ setiap malam sebanyak 1000 kali.”

Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud AS “Apakah yang dapat engkau katakan kepadaku agar aku dapat manfaat darimu?”

Akhirnya Nabi Daud menyadari akan kekhilafannya karena memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah SWT maka Nabi Daud AS pun bertaubat dan menyerah diri kepada Allah SWT.
Begitulah sikap para Nabi AS apabila mereka menyadari kesalahan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah SWT.
Kisah-kisah yang berlaku pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah kepada apa saja makhluk ciptaan Allah yang berada di bumi yang sama-sama kita tumpangi ini.


sumber : http://teosufi.blogspot.com/2010/05/kisah-ulat-dan-nabi-daud.html

Nabi Ibrahim AS (Abraham), Bapak Agama Samawi




Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pd waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan."
Kerajaan Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang mahupun pandangan serta saranan-saranan yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mrk.Akan tetapi tingkatan hidup rohani mrk masih berada di tingkat jahiliyah. Mrk tidak mengenal Tuhan Pencipta mrk yang telah mengurniakan mrk dengan segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mrk adalah patung-patung yang mrk pahat sendiri dari batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.

Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak.Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undang yang tidak dpt dilanggar atau di tawar. Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yang berlebuh-lebihanyang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mahu dan rela menyembah patung-patung yang terbina dari batu yang tidal dpt memberi manfaat dan mendtgkan kebahagiaan bagi mrk, mengapa bukan dialah yang disembah sebagai tuhan.Dia yang dpt berbicara, dapat mendengar, dpt berfikir, dpt memimpin mrk, membawa kemakmuran bagi mrk dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dpt mengubah orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina diangkatnya menjadi orang mulia. di samping itu semuanya, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas.

Di tengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya lahir dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calun Rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita kebenaran kepada kaumnya,jauh-jauh telah diilhami akal sihat dan fikiran tajam serta kesedaran bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yang sesat yang menandakan kebodohan dan kecetekan fikiran dan bahwa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang harus dibanteras dan diperangi agar mrk kembali kepada persembahan yang benar ialah persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.

Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan brg-brg itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calun pembeli dengan kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini? "

Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah
Mati Dihidupkan Kembali Oleh Allah

Nabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang berlaku dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman dan keyakinannya, menenteramkan 
hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin esekali mangganggu fikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.Berserulah ia kepada Allah: " Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati."Allah menjawab seruannya dengan berfirman:Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku? "Nabi Ibrahim menjawab:" Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu."

Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan kemudian tubuh burung yang sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain.
Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yang lain.

Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan enpat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah YAng Maha Berkuasa dpt menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dpt menghalangi atau menentangnya dan hanya kata "Kun" yang difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yang dikenhendaki " Fayakun". 

Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya

Aazar, ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan menyembah berhala bah ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri dan drpnya orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan.
Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan bodoh.Beliau merasakan bahawa kebaktian kepada ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia dtg kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mrk rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.

Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yyang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki hamun seakan-akan tidak ada hunbungan diantara mereka. IA berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar: " Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan cuba mendurhakaiku.Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur denganmu didalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."

Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seray berkaat: " Oh ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku utkmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan prihati karena tidak berhasil mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kufur. 

Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala

Kegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyedarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya karena ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya.
Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya

Nabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mrk anut dan ajaran yang ia bawa. Dan ternyata bahwa bila mrk sudah tidak berdaya menilak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mrk maka dalil dan alasan yang usanglah yang mrk kemukakan iaitu bahwa mrk hanya meneruskan apa yang oleh bapa-bapa dan nenek moyang mrk dilakukan dan sesekali mrk tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mrk warisi.

Nabi Ibrahim pd akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang berkepala batu dan yang tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahwa mrk tidak akan menyimpang dari cara persembahan nenek moyang mrk, walaupun oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bahwa mrk dan bapa-bapa mrk keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis.
Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mrk lihat dengan mata kepala mrk sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mrk betul-betul tidak berguna bagi mrk dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bahwa setiap tahun mrk keluar kota beramai-ramai pd suatu hari raya yang mrk anggap sebagai keramat. Berhari-hari mrk tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dengan membawa bekalan makanan dan minuman yang cukup. Mrk bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mrk kosong dan sunyi. Mrk berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mrk merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mrk bila ia turut serta.

" Inilah dia kesempatan yang ku nantikan," kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada semahan bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:" Mengapa kamu tidak makan makanan yang lazat yang disaljikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu."Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.

Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mrk hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada hairan dan takjub: "Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mrk ini?" Berkata salah seorang diantara mrk:" Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini." Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata:" Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdpt kepastian yyang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mrk. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.

Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mrk yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa, kalau diantara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan.
Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.

Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mrk.
Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim:" Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab:" Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." Para hakim penanya terdiam sejenak seraya melihat yang satu kepada yang lain dan berbisik-bisik, seakan-akan Ibrahim yang mengandungi ejekan itu. Kemudian berkata si hakim:" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim,maka sebagai jawapan atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan persembahan mrk,yang mrk pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim itu:" Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."

Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya iut, para hakim mencetuskan keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mrk, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu:" Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu , jika kamu benar-benar setia kepadanya." 

Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup

Keputusan mahkamah telah dijatuhakan.Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar hidup-hidup dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bahagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mrk yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.

Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mrk. Di antara terdapat para wanita yang hamil dan orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan memperolehi barakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka atau melindungi yang hamil di kala ia bersalin.
Setelah terkumpul kayu bakar di lanpangan yang disediakan untuk upacara pembakaran dan tertumpuk serta tersusun laksan sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya berjatuhan terbakar oleh panasnya wap yang ditimbulkan oleh api yang menggunung itu. Kemudian dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim didtgkan dan dari atas sebuah gedung yang tinggi dilemparkanlah ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."

Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan kurban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. Dan memang demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu.

Para penonton upacara pembakaran hairan tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim keluar dari bukit api yang sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh dengan pakaiannya yang tetap berda seperti biasa, tidak ada tanda-tanda sentuhan api sedikit jua pun. Mereka bersurai meninggalkan lapangan dalam keadaan hairan seraya bertanya-tanya pada diri sendiri dan di antara satu sama lain bagaimana hal yang ajaib itu berlaku, padahal menurut anggapan mereka dosa Nabi Ibrahim sudah nyata mendurhakai tuhan-tuhan yang mereka puja dan sembah.Ada sebahagian drp mrk yang dalam hati kecilnya mulai meragui kebenaran agama mrk namun tidak berani melahirkan rasa ragu-ragunya itu kepada orang lain, sedang para pemuka dan para pemimpin mrk merasa kecewa dan malu, karena hukuman yang mrk jatuhkan ke atas diri Nabi Ibrahim dan kesibukan rakyat mengumpulkan kayu bakar selama berminggu-minggu telah berakhir dengan kegagalan, sehingga mrk merasa malu kepada Nabi Ibrahim dan para pengikutnya.

Mukjizat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebagian penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mrk dan membuka mata hati banyak drp mrk untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak kurang drp mrk yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khuatir akan mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan bahwa pengaruhnya telah bealih ke pihak Nabi Ibrahim.


sumber : http://teosufi.blogspot.com/2010/05/kisah-nabi-ibrahim.html

Nabi Sam'un AS (Samson)




Simson (Ibrani: שִׁמְשׁוֹן Šimšon, Tiberias Šimšôn, Arab:شمشون Syamsyawn, Sam'un) adalah hakim ketiga dari terakhir dalam zaman Anak-anak Israel kuno, diceritakan dalam kitab suci Yahudi, Tanakh dan Talmud. Ia digambarkan dalam Kitab Hakim-Hakim bab 13 hingga 16. Dipercaya dirinya dimakamkan di Tel Tzora di Israel menatap Ngarai Sorek. Disana terdapat dua batu pualam besar untuk Samson dan ayahnya Manoah. Di dekatnya terletak altar untuk Manoah (seperti yang ditulis dalam Kitab Hakim-Hakim 13:19-24). Tempat ini berada antara kota Zorah dan Eshtaol.


Etimologi

Shimshon artinya "yang berasal dari matahari" – mungkin untuk menyebut bahwa dirinya menebarkan cahaya dan perkasa, atau "Dia yang melayani Tuhan".

Samson adalah seorang tokoh seperti Herkules, yang menggunakan kekuatan fisiknya yang luar biasa untuk bertempur melawan musuh-musuhnya dan melakukan beberapa aksi kepahlawanan yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa: bergulat melawan singa, menghancurkan pasukan musuh dengan hanya menggunakan tulang rahang keledai, dan merobohkan sebuah bangunan raksasa.

Joan Comay, salah seorang penulis buku "Who's Who in the Bible:The Old Testament and the Apocrypha, The New Testament" percaya bahwa cerita Samson yang sedemikian akuratnya mengenai waktu dan tempat membuktikan bahwa Samson adalah figur yang nyata yang menggunakan kekuatan fisiknya untuk melawan penjajah Israel dan bukan cerita legenda saja. Nabi Samson dalam Islam

Kisah Samson ini ada pada kitab Qishashul Anbiyaa. Dalam kitab itu dikatakan bahwa Muhammad tesenyum sendiri, lalu ditanya oleh sahabatnya "Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?" Muhammad menjawab "Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar, ada seorang Nabi dengan membawa pedang yang tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga dia adalah Sam'un".

Nabi Yusya bin Nun AS (Yoshua)




Yuwsya‘ bin Nūn (Arab:يوشع) adalah salah seorang nabi yang memimpin Bani Israel memasuki kota Yareho. Yusha‘ bin Nūn membawa ajaran Musa pada pertama kali tiba di "Tanah Yang di Janjikan". Ia mengatur penempatan kedua belas suku Israel setibanya di Kanaan. Yusha dikenal sebagai Joshua didalam Taurat. Namanya tidak disebutkan secara langsung tetapi Al-Qur'an mereferensikannya bersama dengan kisah Musa didalam surah Al-maidah, Al Kahfi dan Waqi'ah.
Sesudah Harun dan Musa wafat, kaum Bani Israil dipimpin oleh Yusha‘ bin Nūn, yang memang telah ditunjuk oleh Musa untuk menggantikannya sesaat sebelum kewafatannya. Berkat kepemimpinan Yusha‘ bin Nūn mereka dapat menguasai tanah Palestina dan bertempat tinggal di istana. Namun setelah Yusha‘ bin Nūn wafat, mereka terpecah belah, dalam ajaran Islam dikatakan bahwa isi kitab Taurat mereka rubah dan ditambah-tambah. Mereka sering bersilang pendapat sesama mereka sendiri, hingga akhirnya hilanglah kekuatan persatuan mereka, yang mengakibatkan tanah Palestina diserbu dan dikuasai oleh bangsa lain. Segi positifnya adalah ketika dia meninggal, semua tugas untuk mengatur kedua belas suku tersebut telah selesai sesuai dengan kehendak Allah.

sumber : http://kumpulansejarahkita.blogspot.com/2011/03/kisah-nabi-yusha.html