CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

28 Jan 2014

Koleksi Foto Maulid Dari Seluruh Dunia

The Ottoman flag is raised during Mawlid an-Nabi SallAllaho Alaihi wa ala Aalihi wa saHbihi wa Baaraka wa Sallam Celebrations in Benghazi - Libiya in 1896. The city was then part of the Ottoman Empire!!


Mawlid Celebtrations in the ottoman empire for the birth of Prophet (SallAllahu Alayhi wa Sallam)


                                       Mawlid procession at Boulac Avenue (Cairo, Egypt) in 1904.


Mawlid procession at Boulac Avenue (Cairo, Egypt) in 1904.



Mawlid Procession in Mogador (Essaouira - Morocco) in 1912.



The Feast of the Mawlid at the pavilions of the Khedie's Ministers (Cairo, Egypt) in 1911.



Citadel Square Prophet's Birthday Procession in 1915



Citadel Square Prophet's Birthday Procession in 1915


Maulid Nabi Cairo



Maulid Nabi at Kesultanan Yogyakarta Indonesia, 1800


MAULID NABI DI MASJID SUNAN AMPEL 1890


MAULID NABI KUALA TUNGKAL JAMBI 1897




Semoga Selalu menjadi pengikut beliau SAW, sholawat dan salam selalu kepada Beliau Rasulullah Nabi Muhammad SAW



Sumber : Album FB Syaikh Arief Hamdani






24 Jan 2014

kisah waliyah besar dan sayid kecil(mahabah pada Rasulullah SAW)



Syahdan, hiduplah seorang Waliyah (wali Allah perempuan) yang sangat ternama di zamannya dengan kecintaan beliau kepada Allah SWT.

Sekali waktu beliau ini ditanyai orang: “Apakah engkau mencintai Rasulullah SAW, selain engkau juga cinta kepada Allah SWT?” jawab beliau: “Hatiku sudah dipenuhi cinta kepada-Nya dan tidak bisa mencintai selain-Nya.” Malamnya beliau bermimpi, mendengar suara dari Arsy: “Wahai fulanah, engkau kami cintai, tapi bukan engkau yang paling kami cintai”.
Terkejutlah beliau didalam mimpinya dan beliau bertanya: “Siapakah yang lebih dicintai dari diriku?”

Didalam mimpinya beliau melihat seorang pemuda yang sedang lelap tertidur di pangkuan Baginda Rasulullah SAW. “Dialah yang lebih kami cintai dari engkau, karena dia cinta kepada kekasih kami, dan kekasih kami pun cinta kepadanya, kami cinta kepadanya melebihi cinta kami kepada engkau”.

Terbangunlah waliyah ini dan di carilah olehnya pemuda ini.
Akhirnya si waliyah ini berjumpa dengan sang pemuda tadi, di lihatnya apa amal dan kerjanya, si pemuda ini rupanya hanyalah seorang sayyid miskin yang menjadi kuli di pasar, pulang dari pasar, dia merawat ibunya yang sakit, malamnya ia beribadat, itu saja.

Dihari yang kedua, di lihatnya si pemuda kembali bekerja di pasar, tapi di hari itu tidak ada yang menggunakan tenaganya, akhirnya dia pulang dengan tangan kosong. Waliyah ini mengikuti si pemuda sampai di depan rumahnya, tiba-tiba si pemuda menengadahkan tangannya ke langit dengan dengan tanpa berdoa dan berkata-kata, dengan seizin Allah SWT tiba-tiba ditangannya sudah di penuhi uang.

Di Hari yang ketiga, di lihatnya si pemuda ini tidak bekerja, ketika di cari-carinya ternyata sang pemuda terbaring sakit, kata si pemuda: “Wahai fulanah, kemarilah!”. Berkata si sayyid miskin ini: “Aku tahu engkau fudhul (usil ingin tahu) dengan diriku selama 3 hari ini, ketahuilah olehmu, cintamu itu sudah cacat bercela, engkau mencintai satu kekasih saja, kekasih yang lain tidak engkau cintai, jawablah aku, kekasih mana yang bisa meridhoimu?.”

Terkejutlah si Waliyah ini dan iapun sadar, bahwa si pemuda adalah soerang Wali Allah yang lebih utama dari dirinya. kemudian di dengarnya si pemuda bermunajah: “Wahai kekasih, sudah terbuka rahasia antara kita berdua, tiada guna aku berlama-lama disini, jemputlah aku untuk berjumpa dengan-Mu.” Lalu si pemuda menyebut: “Allah”, wafatlah beliau pada saat itu juga, si Waliyah inipun menangis tersedu-sedu dan menyadari kesalahannya.


23 Jan 2014

Firasat Seorang Mualaf, Kisah Nyata



Tidak lama berselang sepulang dari menempuh pendidikan di sebuah pesantren, Yushar (nama samaran) berkenalan dengan seorang gadis dan kemudian ia jatuh cinta kepada Maria (nama samaran) gadis itu yang beragama kristen. Demi cintanya Maria pun melepaskan agamanya dan masuk agama Islam. Kemudian mereka menikah dan dikaruniai seorang anak.

Ada keinginan dalam diri Yushar untuk mengetahui Islam lebih dalam, bukan sekedar tulisan tapi makna di balik tulisan. Yushar pun pergi ke rumah seorang kiai dan mengutarakan keinginannya untuk belajar kepada beliau tentang Islam lebih dalam. 

Awalnya pak kiai ini menolak, namun Yushar tetap memaksa. Akhirnya kiai ini pun mengiyakan permintaan Yushar dan pengajian ini dilaksanakan di rumah Yushar. Seminggu sekali atau terkadang dua kali pak kiai ini ke rumah Yushar memberikan uraian tentang makna ayat-ayat  al-qur'an dan hadits berikut penerapannya dalam kehidupan dan tanpa diketahui pak kiai dan Yushar, ternyata Maria, istri Yushar mendengarkan dan menyimak apa-apa yang disampaikan pak kiai kepada Yushar.

Empat bulan kemudian, ketika Maria menunaikan shalat Maghrib. Setelah takbiratul ihrom, antara sadar dan tidak, tiba-tiba  dia melihat di depan matanya seorang janda tua (mbah Iyem, tetangga yang rumahnya dekat sawah) dalam kesusahan dan menahan lapar. Seperti mimpi, namun begitu jelas tampak di depan mata. Setelah selesai sholat Maria menceritakan apa yang dialaminya dalam sholat kepada Yushar. Yushar pun tercengang, namun dia ingin membuktikan apakah yang dilihat Maria itu benar. 

Yushar dan Maria bergegas pergi ke rumah janda tua tadi dengan membawa beras 5 kg dan uang 10 ribu (uang 10 ribu waktu itu senilai beras 15-20 kg). Dan ternyata benar, sesampai di rumah janda tua ini, Yushar dan Maria menjadi tahu bahwa mulai pagi sampai petang, mbah Iyem belum makan apa-apa karena memang tidak ada yang dimakan. Apa yang dilihat Maria dalam sholat bukanlah ilusi, tapi sebuah kenyataan. Yushar tercengang dengan kejadian yang dialami isterinya. Kemudian Yushar segera pergi menemui pak kiai dan menceritakan kejadian yang dialami istrinya. 

Mendengar cerita itu pak kiai tersenyum dan berkata, "Siapa saja yang benar-benar melaksanakan ajaran Islam, Allah akan membuka apa-apa yang tidak diketahui manusia. setinggi apapun ilmu yang kamu miliki kalau hanya menempat di bibir itu sama saja dengan dongeng. Bahkan ilmu bisa menjadi penghalang manusia untuk mengenal dan mendekat kepada Allah, karena sifatnya yang angkuh dan sombong "

Empat hari kemudian, pak kiai pergi ke rumah Yushar. Seperti biasa Maria menyuguhkan minuman dan makanan ringan. Setelah menyuguhkan minuman, Maria duduk di dekat suaminya dan bertanya kepada pak kiai, "Maaf pak kiai, sebelum ke sini, pak kiai tadi ke rumah temannya ya? Rumahnya gedong menghadap ke barat, pak kiai ke sana ada keperluan soal pekerjaan, apakah itu benar?" Pak kiai menjawab, "Tepat sekali". Yushar tidak habis pikir dengan kelebihan yang dimiliki istrinya. "Yang belajar saya, tapi kok justru istri saya yang bisa?" tanya Yushar kepada pak kiai. Pak kiai menjawab, "Istrimu itu benar-benar melaksanakan ajaran Islam tanpa tolah-toleh kiri kanan, sedangkan kamu masih ada bintik-bintik hitam dalam hati yang belum engkau bersihkan."

Tujuh bulan kemudian, Maria mulai sakit-sakitan, karena dari sebelum menikah dia mengidap penyakit asma. 

Pada suatu hari pak kiai datang ke rumahnya, seperti biasanya  Maria minta izin kepada suaminya untuk bicara empat mata kepada pak kiai, dan Yushar pun mengiyakan dan masuk kamar. Di ruang tamu hanya ada Maria dan pak kiai. 

Maria mulai membuka pembicaraan, "Pak kiai, semalam saya dapat petunjuk dari Allah, bahwa bulan, tanggal , hari, dan jam sekian hidup saya telah berakhir, bagaimana menurut Panjenengan dan apa yang harus saya lakukan?" Pak kiai menjawab, "Iya, petunjuk itu benar, dan gunakan sisa hidup sampean untuk beribadah lebih semangat untuk menyambut masa depan yang lebih cerah".

Ajalpun  tiba, empat jam sebelum kedatangan malaikat maut, Maria pergi ke pasar, membeli apa-apa yang berkaitan dengan selamatan tahlilan dan tak lupa membeli kain kafan. setelah sampai di rumah ia menyempatkan menggendong dan menyusui anaknya yang masih kecil. Kemudian anak tadi diberikan kepada neneknya dan ia langsung mandi. Setelah mandi dan wudlu Maria masuk kamar dan shalat sunnah dua rakaat. Setelah selesai shalat ia berbaring dan kain kafan yang dibelinya tadi ditaruh di sampingnya, ajalpun datang menjemput, sesuai dengan petunjuk yg ia dapatkan...

Kisah ini terjadi pada tahun 1994, diceritakan oleh salah satu pelaku (pak kiai yang tidak pernah mau disebut namanya) sekitar 7 tahun yang lalu di daerah Banyuwangi. Semoga bermanfaat..!!




Pesan Moral: Madinah dan Indonesia



Nabi Muhammad SAW berada di Makkah selama 13 tahun untuk membangun komunitas yang militan. Beliau melakukan proses kaderisasi yang ketat dengan menggelorakan ukhuwah islamiyah. “Yang Islam saudara, yang bukan Islam bukan saudara.” Inilah generasi pertama Islam.

Setelah itu beliau pindah ke kota Yasrif (Madinah). Kota ini ternyata sangat majemuk. Penduduk Islam lokal namanya Ansor, para pendatang dinamakan Muhajirin, dan orang Yahudi di sana terdiri dari tiga suku besar. Masih ada juga golongan lainnya musyrik dalam jumlah kecil.

Setelah melihat masyarakat Yasrif yang majemuk, maka Nabi Muhammad tidak lagi menggunakan istilah ukhuwah Islamiyah, tetapi ukhuwah madaniyah, persaudaraan untuk seluruh penduduk. Semua sama kedudukannya dalam hukum, siapapun dia. Siapapun yang salah, tidak melihat sukunya harus dihukum. Demikian sebaliknya. Inilah yang dinamakan tamaddun. Maka Yasrif kemudian diubah namanya menjadi Madinah.

Ini artinya kota yang sudah menggunakan nilai-nilai universal. Dalam Piagam Madinah terdapat 47 pasal. Nabi bertemu dengan seluruh pimpinan suku dan kemudian sepakat mengelurakan kesepakatan Madinah. (Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah: 120-122).

Dari 47 point, tidak ada kata Islam. Tidak satupun mengutip Al-Qur’an. Prinsip-prinsip universal saja yang digunakan. Malah dalam poin 15 disebutkan semua agama diberi kebebasan menggunakan agamanya masing-masing. Terakhir dalam Piagam Madinah ini disebutkan bahwa kesepakatan ini untuk membela yang benar.

Ini bukan omong kosong, yang selanjutnya ditaruh di rak saja. Terbukti ketika ada orang Islam membunuh Yahudi, Nabi marah besar dan bersabda: “Barangsiapa yang membunuh orang non Muslim, maka ia berhadapan dengan saya. Saya pengacaranya,” begitulah kira-kira. Luar biasa Akhirnya Nabi terpaksa mencari para donor untuk menyumbang ahli waris Yahudi sebagai ganti ruginya. Ini bukan omong kosong.

Lagi, suatu saat ada janazah yang lewat, Nabi berdiri untuk menghormatinya. Sahabat mengingatkan, "ini jenazahnya orang Yahudi." Nabi mengatakan, ”Ya saya tahu ini jenazahnya orang Yahudi”.

Nah, Indonesia ini kondisinya seperti Madinah, ada sekian agama, sekian etnis, sekian budaya. Maka menurut Nahdlatul Ulama (NU), untuk menjaga persatuan, Islam ini kita amalkan, namun tidak kita konsititusikan, tidak kita legalformalkan. Kita mengamalkan Islam setiap waktu: sholat, puasa, zakat, haji, dan mempraktikkan akhlak Islami, sementara negara kita biarkan sebagai suatu kesatuan (NKRI).

Dulu ada KH Wahid Hasyim, salah satu dari anggota tim sembilan PPKI. Ia setuju penghapusan 9 kata dalam Piagam Jakarta demi persatuan. Ia juga mengusulkan adanya Departemen Agama yang fungsinya khusus untuk membangun keagamaan, agar hidup rukun antara agama dan menjalankan agama masing-masing dengan baik.



Ketika Nabi Menunda Orang Masuk Islam




Satu lagi peristiwa mencengangkan ditunjukkan Rasulullah pada saat penaklukan kota Makkah. Kota Suci dikuasai umat Islam. Lawan perang benar-benar tak berkutik. Tapi, Nabi Muhammad memang punya cara-cara tersendiri dalam menghadapi mantan musuh-musuhnya.

Tak ada darah menetes di dalam ataupun sekitar Masjidil Haram. Penghancuran patung berhala di sekeliling Ka’bah pun dilakukan atas permintaan penduduk Makkah. Sejak awal, Nabi mewanti-wanti berbagai bentuk kekerasan dan perusakan karena musuh tidak lagi menyerang.

Sikap anti-pemaksaan justru mengantarakan peristiwa Fathul Makkah pada kemenangan yang kian gemilang. Musyrikin Quraisy berbondong-bondong memeluk Islam, terutama setelah pemimpin tertinggi mereka, Abu Sofyan berikut keluarganya secara suka rela mengucapkan dua kalimat syahadat.

Hanya saja, kesadaran tauhid tidak selalu berlangsung segera. Seorang panglima Quraisy bernama Shofwan bin Umayyah sempat berketetapan masuk Islam tapi urung. Dia membutuhkan beberapa waktu untuk membulatkan niatnya itu.

“Berilah saya waktu seminggu untuk berpikir, apakah saya harus masuk Islam atau tidak,” kata Shofwan kepada Nabi.

“Jangan seminggu,” sergah Nabi.

Shofwan kaget dan bertanya, “Apakah itu terlalu lama?”

“Tidak,” Rasulullah menyahut, “Terlalu singkat. Kuberi kau waktu selama dua bulan. Apakah akan mengucapkan syahadat atau tidak. Pikirkanlah masak-masak sebab Islam adalah agama bagi orang-orang berakal dan menggunakan akalnya untuk berpikir. Tiada agama bagi orang yang tak memiliki akal.”


Cinta Imam al Ghazali kepada Lalat



Jika disebutkan nama Imam al-Ghazali maka gambaran yang muncul adalah sosok ulama abad pertengahan dengan reputasi kealiman yang tak diragukan. Ia termasuk cendekiawan muslim yang komplet. 

Wawasannya tak berhenti pada soal teks-teks agama yang rumit. Tokoh bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'I ini menguasai disiplin filsafat dan menaruh prioritas pada olah rohani sebagai seorang sufi yang taat.

Para kritikus al-Ghazali bisa saja berseberangan dengan beberapa pikirannya. Namun, mereka tak dapat membantah kepribadian hujjatul islam ini yang zuhud, wara’, serta amat tekun menjalankan ibadah. 

Kesungguhannya dalam beribadah tampak pula pada beberapa karyanya yang sarat anjuran melaksanakan amalan-amalan tertentu sebagai sarana penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dan pengabdian tulus seorang hamba. Kitab tasawuf dasar, Bidayatul Hidayah, yang dikarangnya pun mengungkapkan kenyataan ini.

Hanya saja, terselip kisah unik di balik totalitas Imam al-Ghazali dalam beragama pasca-kewafatannya. Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nashaihul ‘Ibad menulis cerita seseorang yang berjumpa Imam al-Ghazali dalam sebuah mimpi. “Bagaimana Allah memperlakukanmu?” tanya orang tersebut.

Imam al-Ghazali mengisahkan bahwa di hadapan Allah ia ditanya tentang bekal apa yang ia serahkan untuk-Nya. Al-Ghazali pun menimpali dengan menyebut satu per satu seluruh prestasi ibadah yang pernah ia jalani di kehidupan dunia.

“Aku (Allah) menolak itu semua!” ternyata Allah menampik berbagai amalan Imam al-Ghazali kecuali satu kebaikannya ketika bertemu dengan seekor lalat.

Saat itu Imam al-Ghazali tengah sibuk menulis kitab hingga seekor lalat mengusiknya barang sejenak. Lalat “usil” ini haus dan tinta di depan mata menjadi sasaran minumnya. Sang Imam yang merasa kasihan lantas berhenti menulis untuk memberi kesempatan si lalat melepas dahaga dari tintanya itu.

“Masuklah bersama hamba-Ku ke sorga,” kata Allah kepada Imam al-Ghazali dalam kisah mimpi itu.

Hikayat ini mengandung pesan tentang betapa dahsyatnya pengaruh hati yang bersih dari egoisme, semata untuk kepentingan diri sendiri. Kasih sayang Imam al-Ghazali yang luas, bahkan kepada seekor lalat pun, membawa tokoh dengan jutaan pengikut ini pada kemuliaan

Peristiwa ini secara samar menampar sebagian kalangan yang kerap membanggakan capaian-capaian keberagamaannya. Karena ternyata penilaian ibadah manusia sepenuhnya milik-Nya, bukan milik manusia. Tak ada ruang bagi manusia menghakimi kualitas diri sendiri ataupun orang lain. Segenap prestasi ibadah dan kebenaran agama yang disombongkan bisa jadi justru berbuah kenistaan.

Imam al-Ghazali sesungguhnya hanya mempraktikkan apa yang diteladankan dan diperintahkan Nabi, 

“Irhamu man fil ardli yarhamkum man fis sama’. Sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu.” 


Kisah Dzun Nun al-Mishri, Kalajengking, dan Pemabuk



Dzun Nun al-Mishri pernah dibuat khawatir oleh seekor kalajengking. Binatang berbisa tersebut menghadangnya saat ia hendak mencuci pakaian di tepi sungai Nil. Dzun Nun al-Mishri melihat kalajegking itu bertubuh lumayan besar. Racunnya mengancam nyawa siapa saja yang ia sengat.

Kecemasan Dzun Nun al-Mishri berujung pasrah. Perlindungan Tuhan adalah harapan dia satu-satunya. Beruntung, kalajengking yang tengah mendekat itu tiba-tiba berbelok arah dan kian menjauh dari tempat Dzun Nun al-Mishri berada. Artinya, doa tokoh sufi ini terkabul.

Tetapi, si kalajengking ternyata menuju sebuah pohon yang tetap saja membuat Dzunnun al-Mishri cemas. Di bawah pohon besar dan rindang itu terlentang seorang pemuda yang sedang mabuk. Perasaan gundah kembali menyergap. Dzunnun al-Mishri betul-betul takut, keganasan racun kalajengking akan mengakhiri hidup pemuda tak berdaya itu.

Belum tuntas perasaannya diaduk-aduk oleh aksi kalajengking, dia menyaksikan seeokor ular besar sudah siap lebih dulu mematuk tubuh pemuda mabuk tersebut. Tentu bisa ular sama mematikannya dengan bisa kalajengking.

Kalajengking mendekat. Begitu pun ular. Dan... “Syeeeess...!”

Tak ada luka sama sekali di tubuh pemuda itu. Karena memang yang terjadi justru pertarungan antara kalajengking dan ular. Singkatnya, kalajengking berhasil menusuk kepala ular hingga tak bergerak. Setelah membunuh ular tersebut, kalajengking ini mengeloyor begitu saja meninggalkan si pemuda.

“Kalejengking itu menyelamatkan nyawa manusia!” batin Dzun Nun al-Mishri. Dia takjub, binatang yang semula ia anggap sebagai pembunuh manusia justru telah berjasa menyelamatkan manusia dari maut. Bahkan untuk seorang pemabuk.

Dzun Nun al-Mishri melantunkan syair dan menceritakan kepada pemuda tentang peristiwa yang baru saja menimpa diriya selama tak sadarkan diri. Syair dan penjelasan Dzun Nun al-Mishri pelan-pelan mencairkan hati si pemabuk.

Tragedi yang mengancam hidupnya itu membuat pemuda tersebut insaf, betapa mahaluas kasih sayang Allah kepada makhluk. Sifat rahman-Nya di dunia ini meluber kepada apa saja dan siapa saja, termasuk kepada pembangkang seperti dirinya.



21 Jan 2014

Hadits Tentang Sayap Lalat & Kajian Sains



Nabi Muhammad shalallahu a'alaihi wa sallam bukan seorang ahli serangga, beliau hidup 14 abad lebih yang lalu, bahkan beliau ummi (buta huruf), tetapi beliau telah berpesan yang luar biasa dlam suatu kesempatan kepada para sahabatnya : ﺢﻴﺤﺻ يرﺎﺨﺒﻟا (

ﻪْﻴَﺣﺎَﻨَﺟ ِ ءاَد ً ىَﺮْﺧُْﻷاَو ًءﺎَﻔِﺷ ﻲِﻓ باَﺮَﺷ ِ ﻢُﻛِﺪَﺣَأ ْ ﻪْﺴِﻤْﻐَﻴْﻠَﻓ ُ ﻢُﺛ َّ ﻪْﻋِﺰْﻨَﻴِﻟ ُ نِﺈَﻓ َّ ﻲِﻓ ىَﺪْﺣِإ لﺎﻗ لﻮﺳر ﷲ ﻰﻠﺻ ﷲ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻠﺳو : اَذِإ ﻊَﻗَو َ ُبﺎَﺑﱡﺬﻟا )

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW telah bersabda: “Jika jatuh seekor lalat pada minuman kalian maka benamkanlah, lalu keluarkan, sungguh disalah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sebelah sayap lainnya kesembuhan” [Hadis Shahih Riwayat Bukhari (3320), Abu Daud (3844), Ibnu Majah (3505)]


Hadits atau pesan Rasulullah ini dibuktikan oleh para ilmuwan, Sebagaimana mereka mempelajari daripada serangga –serangga yang ada dibumi. Mereka menemukan dahsyatnya dan kehebatan serangga –serangga yang menakjubkan bahwa lalat itu mengepakkan sayapnya sebanyak 200 hingga 400X setiap detiknya. Dan setiap detik ia menggerakkan sayapnya 200 hingga 400X gerakan.

Seekor lalat yang kecil, yang dijelaskan oleh para ilmuwan dari Australia bahwa seekor lalat itu terbukti pada sebelah sayapnya ditemukan 1 GEN REFILIN yaitu gen yang mempunyai 2 fungsi yakni fungsi pada INDUSTRI dan fungsi pada KESEHATAN.

Fungsi pada INDUSTRI bahwa gen refilin ini lebih dahsyat dan lebih kuat dari semua jenis karet yang ada yang telah dibuat oleh banyak orang di muka bumi ini. Jenis karetnya diambil dari pohon karet atau lainnya, gen refilin yang ada di sayap lalat itu lebih kuat dan lebih hebat jika dipakai sebagai karet karena ia mempunyai daya dorong dan daya tekan yang sangat kuat serta daya pental yang demikian dahsyat dan itu ada pada sayap seekor lalat dan serangga lain. Hingga ia dapat bergetar hingga 1000X dalam setiap detiknya seperti hewan ganjur dan juga beberapa hewan serangga lainnya.

Dan dalam fungsi KESEHATAN bahwa gen refilin itu adalah satu gen yang bisa mengobati penyakit –penyakit yang ada pada syaraf –syaraf arteri, pada syaraf –syaraf meina. Syaraf arteri yang banyak terjadi penyumbatan, gen –gen refilin yang ada di sayap seekor lalat itulah yang dapat mengobatinya.

Demikian indahnya dan demikian sempurnanya dan demikian jeniusnya Rasulullah Muhammad Saw. Jika jatuh lalat pada minuman kalian (dimana lalat biasa hinggap di tempat KOTOR yang membawa bakteri) tenggelamkan ia. Maksudnya gen –gen refilin yang ada di sayapnya itu supaya bertebaran di air pula hingga menjadikan airnya itu tersucikan daripada bakteri –bakteri yang ada pada sayap lainnya.

Manusia melihatnya dengan mikroskop dan selama puluhan tahun mereka menelitinya tapi Sang Nabi SAW tahu di sayap lalat itu ada gen penyembuh, ada gen penyakit sampai butiran gen dan sel yang ada disayap lalat diketahui oleh Rasulullah Muhammad SAW atas petunjuk dari Allah SWT sebagai sang Maha Pencipta segala sesuatu dan Maha Mengetahui akan seluk beluk ciptaanNya.

KAJIAN SAINTIFIK LAIN

Kajian saintifik telah mendapati bahwa, lalat akan mengeluarkan unsur-unsur kecil dari jenis enzim yang dinamakan bacteriphages yaitu, suatu organisma kuman yang merusakkan hidupan lain. Ia merupakan kuman yang sangat kecil, ukuran panjang 20;25 mµ. Oleh karena itu, apabila lalat jatuh ke dalam air, hendaklah lalat tersebut dicelup kerana ia akan mengeluarkan kuman bacteriphages yang menentang bakteria perusak.

Pernah terjadi di Negara India pada tahun 1930an. Mereka dilanda wabah ta’un (Kolera). Sehingga, ada yang mengatakan; rakyat india akan mati disebabkan ta’un. Dan lalatlah penyebabnya, lalat tidak menyehatkan dan tidak pula menyembuhkan.. semua rakyat akan mati..

Namun, seteleah dua minggu, pengamal perubatan telah mendapati rakyat India semakin pulih. Mengapa? Ada sebab: karena lalat telah menukar bakteria yang menyebabkan penyakit ini. Dan menukarnya menjadi sesuatu yang lain, yang dinamakan bacteriphages yang membunuh bakteria menggunakan sayap kedua. Lalat turun ke sumur-sumur, dan masuk ke dalam air dan membunuh bakteria. Rakyat India minum, dan mereka sembuh. Bermulalah kesehatan secara perlahan-lahan dalam tubuh mereka. [Mausuah Az-Zahabiah:1017]

M.A. Stewart, pada tahun 1934, mendapati lalat berbentuk larva, ketika ‘dicelupkan’ ke dalam luka-luka, mengeluarkan bahan ammonia dan kalsium karbonat yang menjadikan luka itu alkali. Di dalam keadaan ini kuman-kuman dapat dibunuh di samping meredakan bengkak serta mencegah kematian sel-sel. Di samping itu larva-larva ini berperanan menelan kuman-kuman bakteria dan membunuhnya.

S.W. Simmons pada tahun 1935 pula mendapati, lendir yang dikeluarkan oleh larva mampu membunuh kuman-kuman bahaya seperti Staphylococcus aureus, Haemolytic streptococci dan Clostridium welchii.

Tambahan daripada itu, pada tahun yang sama, W. Robinson mendapati larva juga mengeluarkan allantoin. Allantoin merupakan bahan protein yang membantu pertumbuhan sel-sel. Penemuan-penemu an ini dilaporkan dalam buku Insect Immunology karangan Edward Steinhaus.

Penemuan-penemuan ini menjadikan larva lalat begitu popular digunakan bagi merawat luka-luka terutamanya pada tahun 1930-an. Walau bagaimanpun popularitinya mula menurun setelah penemuan obat obat antibiotik.

Baru-baru ini, bermula tahun 1982, penggunaan larva menjadi popular kembali berdasarkan kajian-kajian saintifik terkini. Hal ini dilaporkan oleh Fakultas Perobatan Universitas Indiana di Sound Medicine: October 10, 2010

Sebagai contoh, ia dicadangkan untuk digunakan bagi merawat luka disebabkan kencing manis. Hal ini dilaporkan dalam jurnal Diabetes Health terbitan Mac 1995. Antara institusi perubatan yang telah menggunakan pendekatan ini ialah Long Beach Veterans Affairs Medical Center. Di Belanda pula pakar-pakar perubatan melaporkan mereka berjaya merawat sebelas kasus luka yang teruk dengan menggunakan larva lalat. Kaedah ini berhasil mengawal infeksi kuman dan menyelamatkan kasus-kasus ini dari pembedahan amputasi. Hal ini dilaporkan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases.

Maha benar Allah dalam firman-Nya

ٌﺪﻴِﻬَﺷ ﻢُﻬَﻟ ْ ﻪﱠﻧَأ ُ ﻖَﺤْﻟا ُّ ۗ ﻢَﻟَوَأ ْ ﻒْﻜَﻳ ِ ﻚﱢﺑَﺮِﺑ َ ﻪﱠﻧَأ ُ ﻰَﻠَﻋ ٰ ﻞُﻛ ِّ ٍءْﻲَﺷ ﻢِﻬﻳِﺮُﻨَﺳ ْ ﺎَﻨِﺗﺎَﻳآ ﻲِﻓ قﺎَﻓْﻵا ِ ﻲِﻓَو ﻢِﻬِﺴُﻔْﻧَأ ْ ﻰﱠﺘَﺣ ٰ َﻦﱠﻴَﺒَﺘَﻳ

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? " (QS Fushilat :53)

Subhanallah...

Maha Suci ALLAH yang telah menurunkan AL-Qur'an, dan mengirimkan kita seorang Nabi mulia, Rasulullah, Muhammad Saw. Semoga ALLAh senantiasa memberikan kita hidayah dan rahmat-Nya, sehingga kita menjadi hamba-Nya yang senantiasa selalu ingat dan berdzikir kepada-Nya. Aamiin


Sumber tulisan FB Junaidy

Makam Ahli Puasa dijaga Malaikat

Setiap orang tentu saja mengharapkan kenikmatan di dalam kuburnya ketika dia sudah meninggal dunia nanti. Salah satu cara untuk mendapatkan kenikmatan itu adalah dengan rajin berpuasa. Seperti kisah di bawah ini tentang jenazah yang dijaga oleh malaikat di dalam kuburnya.


Kisahnya
Di dalam sebuah riwayat yang berasal dari Sufyan As-Tsauri diceritakan bahwa ada seorang muslim yang telah mendapatkan kebahagiaan di alam barzah karena ia rajin berpuasa. Pada saat meninggal dunia, ia mendapatkan kenikmatan yang sangat luar biasa karena amalan-amalan ibadah selama hidupnya di dunia mampu menjaga dirinya.

Kejadian itu terjadi pada saat Sufyan AsTsauri tinggal di Makkah selama tiga tahun. Ketika itu, Sufyan salut melihat salah seorang penduduk Makkah yang bernama Abdullah. Pria itu memiliki kebiasaan beribadah yang sangat istiqomah. Selain istiqomah puasa sunnah, ia juga selalu datang ke Masjidil Haram pada waktu terik matahari, lalu melakukan tawaf dan shalat sunnah dua rakaat. 

Sebelum pulang, ia biasa menyalami Sufyan sehingga diantara keduanya terjalin persahabatan yang sangat erat. Namun, pada siang hari yang terik, Sufyan tidak lagi menemukan Abdullah. Tentu saja hal itu membuat dirinya penasaran karena waktu sudah lepas dari shalat Ashar, namun sahabatnya itu tak kunjung datang ke masjid.

Rasa penasaran itu membuatnya selalu bertanya-tanya ada apa gerangan dengan Abdullah?
"Apa yang terjadi dengan sahabatku Abdullah?"
"Apakah dia sedang sakit?"
Pertanyaan itu terus berkecamuk dalan hati dan pikiran Sufyan.

Berawal dari situlah akhirnya Sufyan mendatangi rumah Abdullah. Dugaan Sufyan ternyata benar adanya. Pada saat itu Abdullah sedang terbaring sakit di ranjangnya. Dalam kondisi yang sangat lemah tersebut, Abdullah memanggil sahabatnya untuk duduk lebih dekat dengannya sembari mengucapkan sesuatu.

"Apabila aku mati nanti, hendaklah kamu sendiri yang memandikan aku, menyalatiku, lalu kuburkan aku dan jangan kau tinggalkan aku sendirian di kuburan pada malam harinya. Talqinkanlah aku dengan kalimat tauhid ketika Malaikat Munkar dan Nakir menanyaiku," ujar Abdullah.

Sufyan pun menyanggupinya dan tak lama kemudian Abdullah meninggal dunia. Sufyan sangat sedih karena telah kehilangan sahabat karibnya itu. Meski demikian, Sufyan tetap sabar dan ikhlas sembari melaksanakan amanah yang disampaikan almarhum kepadanya. Ia merawat jenazah almarhum dengan memandikan, mengkafani, menyalati hingga ikut menguburkannya.

Berkat Puasa
Pada malam harinya, Sufyan juga menunggu seorang diri di atas makam sahabatnya itu sambil membacakan kalimat talqin. Beberapa saat kemudian, antara sadar dan tidak, Sufyan mendengar suara dari atas.

"Wahai Sufyan, orang tersebut tidak butuh penjagaanmu, tidak butuh talqinmu, tidaj juga butuh pelipur laramu karena aku telah mentalqinkannya dan memberinya kesenangan, "kata suara tanpa wujud itu.
"Dengan apa engkau menjaganya? "tanya Sufyan.
"Dengan puasa di bulan Ramadhan dan diikuti puasa 6 hari di bulan syawal," jawab suara itu.

Tak lama setelah dialog itu,tiba-tiba Sufyan terjaga dan tersadar. Ia kaget karena saat itu ia tidak melihat seorang pun di sekelilingnya. Sufyan masih ragu, apakah suara itu berasal dari malaikat atau setan yang berupaya menghasutnya. Oleh karena itu, Sufyan kemudian pergi untuk mengambil air wudhu, melaksanakan shalat, kemudian pergi tidur.

Anehnya, dalam tidur itu ia bermimpi sama persis dengan kejadian tadi. Bahkan mimpinya berulang hingga tiga kali. Hal itu membuat Sufyan yakin sekali bahwa suara itu berasal dar malaikat Allah, bukan dari setan. Ia juga mengerti bahwa sahabatnya itu telah mendapatkan nikmat kubur.

Sufyan pun berdoa kepada Allah SWT,
"Ya Allah, dengan anugerah dan kemuliaan-Mu, berilah aku taufik agar dapat berpuasa seperti puasanya sahabatku ini, amiiin."


20 Jan 2014

Seorang Pencuri Menjadi Wali Allah




Syahdan, suatu hari si rijal bukan nama aslinya" memasuki rumah sulthonul awliya' syekh abdl qodir aljailani

datangnya si rijal bukan pada jam2 umumnya tamu berkunjung, namun dia datang di tengah malam, dan dalam hati si rijal juga mengandung niatan tidak baik, bukannya menimba ilmu dirumah syekh abdul qodir aljailani, malah dia datang untuk mencuri

mulailah si rijal mencari barang2 berharga di rumah syakh abdul qodir jailani.. nampaknya rijal kurang beruntungkarena tidak menemui benda yang diharapkan, maklum , syeikh abdul qodir aljailani merupaan waliyulloh yang zuhud, yang tidak terkait hatinya dengan nafsu dunia

si rijal mulai sadar bahwa dia akan pulang dengan tangan hampa.. maka diapun segera bergegas pulang agar tak diketahui si empunya rumah..

namun, beberapa langkah dari pintu rumah.. terdengar suara pintu.. maka tomcat pun panik bukan kepalang, maka dia segera bersembunyi dibalik tiirai agar tidak ketahuan si empunya rumah..

rijal : apes bener dah ane.. udah barang kagak dapat, eh malah mau keluar rumah aja ada orang.. yah ampun dah..

"maka mengucaplah salam dua orang wali Allah yang berkunjung ke rumah syaikh abdul qodir jailani

2 wali Allah : assalamu alaikum.. assalamu alaikum ya syaikh abdul qodir jailani...

syaikh abdul qodir : wa alaikumus salaam.. tunggu sebentar (sambil bergegas membukakan pintu) silahkan masuk.. ada apa tuan berdua bertamu sedemikian larut malam?? (tanya syaikh)

rijal : (kaget bukan kepalang karena tahu bahwa yang dia satroni adalah ulama' terkemuka)

wali Allah 1: kami berdua ingin meminta pendapat anda... siapakah yang akan mengganti wali autad( waliyulloh yang bertugas sebagai pasaknya bumi / penjaga dunia) kelak? karena beberapa menit lagi wali autad yang ada akan wafat..

syaikh abdul qodir : iya nanti saya akan mintakan kepada Allah t'ala..

wali Allah 2 : tidak bisa syaikh.. wali autad harus segera digantikan dengan seorang wali yang baru.. kalau tidak, maka akan terjadi bencana dimana2... karena bumi sudah tidak akan aman tanpa wali autad..

syaikh abdul qodir : lha terus enaknya ke siapa?? anak2 ku sedang keluar menuntut majelis ilmu, begitu pula murid2ku..

wali Allah 1 : pokoknya anda harus memohon pada Allah agar diberikan wali autad yang baru

Syekh abdul qodir : aaah.. enaknya gini aja.. pemuda dibalik tirai itu saja yang dijadikan wali autad baru

rijal : apes dah ane ketahuan (dia pun semakin terperanjat karena kedoknya bersembunyi selama ini dibalik tirai telah diketahui)

syaikh abdul qodir kemarilah wahabi pemuda..

maka menangislah pemuda itu meminta maaf kepada syaikh abdul qodir jailani karena telah berani mencuri dirumahnya

syakh abdul qodir tidak mengapa anak pemuda.. sudahlah lupakan masa lalumu..sekarang engkau harus bertaubat kepada Allah .. taubatlah kepada Allah

Ya Allah.. mulai detik ini aku bertaubat kepadamu dari kemaksiatan yang selama ini aku jalankan..

maka syaikh abdul qodir aljailanipun memohonkan ampun kepada Allah dan meminta pada-Nya agar bersedia mengangkat rijal menjadi wali Allah yang bergelar autad atau pasak bumi...

demikianlah kisah kebersihan hati syaikh abdul qodir aljailani, beliau tidak menaruh dendam kepada pencuri yang telah menyatroni rumahnya, justru pencur tersebut menjadi seorang wali karena keberkahan syaikh abdul qodir aljailani..


#‎kisah‬ ini dituturkan habib jamal baagil ketika berceramah dihaul mbah hamid pasuruan. bahasa cerita telah disunting agar jalan cerita ringkas#

18 Jan 2014

Meremehkan Hak Fakir Miskin

Astaghfirullah Al Adzhiim

Betapa banyak manusia yang tertimpa bencana karena meremehkan hak seorang fakir yang menderita dan tidak memperhatikan seorang miskin yang bernasib buruk.

Diriwayatkan bahwa Allah Ta’ala mewahyukan kepada Nabi Ya’kub As,” WahaiYa’kub tahukah engkau mengapa Kupisahkan engkau dari Yusuf”.
“Tidak Ya Allah Engkau Yang Maha Tahu”,Jawabnya.
Suatu hari kalian memanggang seekor domba.Kemudian engkau dan anak-anakmu berkumpul.Pada sa’at itu ada seorang mu’min berdiri di depan pintumu dan mencium aroma daging panggang itu.Tetapi sa’at itu memintanya kalian tidak memberinya.ia pun pergi dengan hati terluk.Aku pun berkata,”Demi Kemuliaan dan keagunganKu, wahai Ya’qub,akan kulukai hatimu dan kupisahkan engkau dari Yusuf.Sekarang tibalah sa’atnya bagimu untuk bertemu Yusuf As.Sajikan makan dan undanglah makhluKu yang paling lemah.Sebab dari semua makhluKu merekalah yang paling Kucintai.

Nabi Ya’qub As kemudian memasak makanan yang banyak sekali,mengundang orang-orang miskin dan mereka yang tidak mampu lalu melayani mereka dengan tangannya sendiri.Setelah itu Allah Ta’ala mempertemukan beliau dengan Nabi Yusuf As.



Arif Billah Sayyid Muhammad bin Abdullah Alaydrus.

Assholihin : Air dari langit hanya asbab mungkin ada asbab lainnya kenapa bukan barokah yang turun tetapi bala’….


*Tulisan FB Anwar Andreas

16 Jan 2014

Kisah Taubatnya Orang yang Mengingkari dan Ingin Membakar Kitab Ihya’ Ulumiddin



Siapa yang tidak kenal dengan kitab Ihya’ Ulumiddin ? Kitab fenomenal karya hujjatul islam Imam Ghazali ini sangat dikenal di seantero negeri. di pesantren-pesantren salaf, kitab ini menjadi rujukan dan kajian utama dan “makanan” sehari-hari para santri. Di kalangan ulama tasawuf, kitab ihya’ juga menjadi kitab rujukan utama dari berbagai aliran thariqah yang ada. Namun demikian, ada sebagian kelompok yang mengingkari kitab ihya’ ini dengan mengatakan bahwa di dalamnya banyak sekali hadist dhaif. Padahal jumhur ulama sepakat bahwa hadist dhaif masih dapat digunakan untuk berhujjah khususnya yang berkaitan dengan fadhailul ‘amal.

Terlebih dengan ulama sekaliber imam Ghazali, tentu saja tidak serampangan menggunakan hadist dan dalam membuat karyanya tersebut. Beliau sangat berhati-hati dalam menulis karyanya tersebut. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Habib Muhammad Luthfi bin Yahya bahwa sebelum dimasukkan dan ditulis ke dalam kitab ihya’, Imam Ghazali senantiasa konsultasi dulu secara bathiniyah dengan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. dan ini yang di kalangan sufi merupakan sesuatu yang lumrah sementara di luar mereka sangat sulit untuk mempercayainya.Seperti kisah seorang ulama bernama Abul Hasan Ali bin Harzahim al-Faqih atau lebih dikenal dengan al-Maghrabi yang mengingkari kitab Ihya’. Berikut kisah selengkapnya yang dikutip dari kitab ta’rifil ahya’ bifadhailil ihya’:
“Dikisahkan bahwa Abul Hasan Ali bin Harzahim al-Faqih adaah orang yang sangat mengingkari kitab ihya’ ulumiddin. Saat itu dia adalah orang yang sangat ditaati dan didengarkan kata-katanya oleh masyarakat luas. Maka dia memerintahkan para santriny untuk mencari dan mengumpulkan naskah-naskah kitab ihya’ dan dia bermaksud untuk membakar naskah-naskah kitab ihya’ tersebut di masjid jami’ pada hari jumat.

Dan ternyata pada malam hari jumatnya dia bermimpi seakan-akan sedang masuk ke masjid jami’. tiba-tiba di situ dia bertemu nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersama Abu Bakar dan Umar, dan Imam Ghazali juga sedang berada di hadapan nabi. Ketika Ibnu Harzahim datang, Imam Ghazali berkata, “Ya Rasulullah, dialah orangnya yang memusuhiku. Jika yang benar adalah seperti yang dia yakini, maka aku bertaubat kepada Allah. dan jika yang benar adalah apa yang aku tulis, karena mengharap berkahmu dan mengikuti sunnahmu, maka ambilkan untukku hakku dari orang yang memusuhiku.”

Kemudian nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminta kitab ihya’ dan dibukanya lembaran demi lembaran dari awal hingga akhir. Lalu berkata, “Demi Allah, sesungguhnya ini adalah sesuatu yang bagus.”

Kemudian Abu Bakar berganti membuka dan memandangi isinya. Demikian juga Umar, yang keduanya sama-sama berkomentar bagus. Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar baju al-Faqih Ali bin Harzahim dilepas untuk menerima cambukan dan hadd (hukuman) sebagai pembohong. Ketika sampai cambukan kelima Abu Bakar meminta tolong untuknya dan berkata, “Ya Rasulullah, barangkali dia mengiria telah mengikuti sunnahmu dan ternyata ia keliru.” Dan imam Ghazali berkenen serta menerima permintaan tolongnya Abu Bakar. Sampai disitu bangunlah Ibnu Harzahim dan di punggungnya terdapat bekas cambukan. Lalu ia memberitahukan hal tersebut kepada kawan-kawannya dan ia pun bertaubat kepada Allah atas keingkarannya terhadap imam Ghazali dan beristighfar kepada-Nya. Selama beberapa waktu Ibnu Harzahim masih merasakan kesakitan dari bekas cambukan itu. Maka iapun mengiba (tadlarru’) kepada Allah dan memohon pertolongan Rasulullah sampai suatu ketika ia bermimpi lagi bertemu beliau yang datang kepadanya dan mengusapkan tangannya yang mulia pada punggungnya. Maka sembuhlah ia dengan izin Allah. Kemudian setelah itu ia menekuni mengkaji kitab Ihya’ dan lewat itulah Allah memberikan futuh kepadanya serta memperoleh ma’rifatullah dan menjadi salah satu seorang pembesarnya para masyayikh, menjadi orang yang ahli ilmu dan ilmu bathin. Rahimahullah.

Sayyidis Syaikh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili yang hidup semasa dengan Ibnu Harzahim mengatakan, “Dan pada hari wafatnya syaikh Ibu Harzahim, bekas cambukan itu masih tampak jelas pada punggung beliau.”
Berikut wejangan Habib Lutfi bin Yahya tentang menggunakan hadist dhaif:

“Hadist nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam ibarat air Zam-zam. Dan dhaifnya sebuah hadist adalah lemah dalam hal isnad (jalur perawian) bukan lemah dalam hal matan (isi hadist) yang juga tetap merupakan sabda nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Jada kalau diibaratkan isi hadist itu sebagai wadah air (gelas) sementara matan hadist itu sebagai air zam-zamnya, maka hadist sahih adalah seperti air zam-zam yang ditaruh di gelas yang utuh dan bagus, dan hadist dhaif adalah air zam-zam yang berada di gelas yang retak dan kotor. Kalau seseorang tahu ada air zam-zam dalam gelas yang tidak bagus itu, tentu dia tidak akan begitu saja membuangnya karena wadahnya yang jelek, tetapi dia akan tetap meminum atau memanfaatkan air zam-zam tersebut meskipun wadahnya dibuang. Seperti inilah kita mensikapi dan memposisikan hadist yang dinilai dhaif.”

Semoga kisah di atas bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua….