CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

26 Mar 2015

Kisah Teladan Seorang Ibu di Mesir



Sudah banyak kisah ditulis tentang perjuangan seorang ibu untuk menghidupi anak-anaknya. Namun, kisah perjuangan hidup Sisa Abu Daooh, seorang perempuan asal Mesir ini, mungkin terbilang luar biasa.

Bagaimana tidak, Sisa, yang menjadi satu-satunya pencari nafkah bagi keluarganya, harus menyamar sebagai seorang pria selama 43 tahun agar bisa bekerja dan mendapatkan nafkah.

Perjuangan hidup Sisa (64) dimulai ketika suaminya meninggal dunia saat dia tengah mengandung. Sisa yang kala itu berusia 21 tahun ditinggalkan tanpa uang sepeser pun dan tanpa sumber penghasilan.

Kesulitan Sisa bertambah karena kebudayaan setempat tidak mengizinkan perempuan bekerja mencari nafkah. Dihadapkan pada situasi sulit seperti itu, Sisa akhirnya memutuskan untuk menyamar sebagai seorang pria.

Dia kemudian mengenakan pakaian pria, seperti pakaian semacam jubah dengan lengan lebar, serta mengenakan serban dan sepasang sepatu hitam.

"Untuk melindungi diri saya dari para pria karena terkait tradisi, saya memutuskan untuk menjadi seorang pria. Saya mengenakan pakaian pria, bekerja bersama para pria di tempat yang tak seorang pun mengenal saya," kata Sisa.

Dengan menyamar sebagai pria, Sisa kemudian bisa mendapat berbagai pekerjaan kasar yang memberinya nafkah.

"Saya bisa mendapatkan beberapa pekerjaan kasar seperti mengangkut batu dan semen. Di lain hari, saya membersihkan sepatu, dan bahkan saya mengemis di jalanan demi menghidupi diri saya dan putri saya," ujar Sisa.

Dari kerja kerasnya itu, Sisa ternyata mampu membesarkan putrinya hingga menikah. Namun, kehidupan keras Sisa belum berakhir. Menantunya jatuh sakit dan tak bisa bekerja. Alhasil, Sisa kembali harus bekerja untuk menghidupi putri dan beberapa cucunya.

"Ibu saya adalah satu-satunya orang yang mencari nafkah untuk keluarga kami. Dia bangun pagi-pagi sekali dan mulai menyemir sepatu di stasiun kereta api Luxor," ujar Houda, putri Sisa.

Meski menjalani hidup yang keras dan harus menyembunyikan identitasnya sebagai seorang perempuan, Sisa mengaku dirinya sangat bahagia.

"Saya bahagia. Saya bisa mengerjakan pekerjaan pria, dan semua orang menyukai pekerjaan saya. Saat para pria melihat saya, mereka melihat saya sebagai seorang pria," lanjut Sisa.

Lama-kelamaan, banyak orang yang mengetahui bahwa Sisa adalah seorang perempuan. Namun, setelah puluhan tahun menjadi pria, maka tak ada lagi orang yang mempermasalahkan jenis kelamin Sisa. Dia bahkan tetap bisa menjalani hidupnya sebagai seorang pria.

Akhirnya, perjuangan hidup Sisa terdengar sampai ke pemerintah kota Luxor. Tahun ini, pemerintah Luxor mendaulat Sisa sebagai ibu paling berbakti di Luxor.

Sisa bahkan bisa bertemu Presiden Mesir Abdel Fatah Al-Sisi pada Minggu (22/3) untuk menerima sertifikat penghargaan yang tak bisa dibacanya karena ia buta huruf.

Selain sertifikat, Pemerintah Mesir memberi Sisa sebuah kios dan bantuan modal sehingga bisa berjualan untuk menambah penghasilannya.

Tentang Makna Bacaan Tasyahud (Tahiyyatul Awal)


Sayyidil Habib Ali Aljufri:

tentang Makna bacaan Tasyahhud (tahiyyatul awal)

ketika engkau sedang dalam duduk bertahiyyat. Perhatikanlah bacaannya, Itu bukan bacaan sembarangan, itu kalimat yang terlontar dalam peristiwa agung yaitu pertemuan antara Allah dan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wasallam (saat isra mi'raj) Dengan mendalami maknanya, kamu akan terbimbing dalam kehidupan orang orang shalih,
di saat Nabi berkata,
التحيات ألمباركات الصلوات الطيبات لله
“Attahiyyatul mubaarokaatush sholawaatut thoyyibaatu lillah –
Segala penghormatan yang diberkahi dan segala rahmat yang teramat luhur adalah milik Allah semata”

Setelah Rasulullah mengatakan hal itu,
Allah menyampaikan salam kepada beliau
السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته
Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wabarokatuh”
salam sejahatera semoga tercurah kepada mu, wahai Nabi Muhammad..semoga juga Rahmat Allah dan Berkah-Nya pun tercurah kepadamu wahai Nabii,

Nabipun menjawab:
السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين
semoga salam sejahtera tercurah kepada kami dan hamba-hamba-Mu yang sholeh.
Habib Ali menjelaskan, ‘Perhatikan lah, Dalam keluhuran dan ketinggian derajatnya, beliau tak melupakan ummatnya, terutama orang orang shalih agar mereka turut merasakan kebahagiaan sebagaimana yang beliau rasakan.
Allah mengabulkan doa Nabi dengan menyerahkan kunci pintu syurga bagi Rasulullah dan semua orang beriman..

Apakah kunci Surga? Kunci Untuk Memasuki Syurga Adalah Dengan Mengucap Dua Kalimah Syahadah dan Bertakwa Kepada Allah SUbhanahu WaTa'Ala.
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله اللهم صل على سيد نا محمد
ASYHADU AN LA ILAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH.
aku (bersaksi) bahwa tak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau ya Allah, dan aku (bersaksi) sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan-Mu Ya Allah. –

Rasulullah SAW bersabda :“Tidaklah seorang hamba yang bertemu Allah dengan dua kalimah ini tanpa sebarang syak melainkan akan masuk syurga.” (Hadis Riwayat Muslim),

Sabda baginda lagi dalam hadits yang lain yang bermaksud :“Barangsiapa yang bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan ba­hwa Muhammad adalah utusan Allah, nescaya Allah haramkan ke atasnya neraka.” (Hadis Riwayat Muslim)..
Dan sebagai penutup dibacalah sholawat..
الله اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
Allahumma salli 'ala Sayyidina Muhammad. Wa'ala a-li Sayyidina Muhammad.
Ya Allah, limpahkan shalawat-Mu kepada Nabi Muhammad dan limpahkan juga shalawat kepada keluarga Nabi Muhammad”

Shalawat adalah doa atau seruan kepada Allah. Membaca shalawat untuk Nabi, memiliki maksud mendoakan atau memohonkan berkah kepada Allah untuk Nabi. sholawat adalah salah satu bagian dari keimanan seorang muslim / muslimat. ALLAH berfirman:
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا“
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya.” (Al-Ahzab: 56)
Yang dimaksud dengan Allah bershalawat kepada Nabi adalah bahwa Allah memberinya rahmat. Dan rahmat itu adalah kasih sayang yang selalu mendampingi beliau.

Sedangkan makna para malaikat bershalawat kepada nabi adalah memintakan ampunan.
Sedangkan bila shalawat itu dari orang mukmin maka maknanya adalah doa supaya beliau diberi rahmat dan kasih sayang.yang nantinya rahmat, ampunan dan doa akan kembali ke si pengamal sholawat tersebut.

RASULALLAH Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wasallam BERSABDA :“Bacalah kamu sekalian sholawat kepada-ku, maka sesungguhnya bacaan Sholawat kepada-ku itu menjadi penebus dosa dan pembersih bagi kamu sekalian dan barang siapa membaca Sholawat kepada-ku satu kali, Allah membalas kepadanya sepuluh kali (RIWAYAT IBNU ABI ‘ASHIM DARI ANAS bin’ MALIK)
Adalah sangat baik dan bermanfaat, jika dalam shalat, kita meresapi bacaan bacaan itu,

Sumber

19 Mar 2015

Do'a Sang Penghafal Al Qur'an Bangunkan Ayah Koma 15 Tahun



Ketika Asmaa bertanya ke mana ayahnya, aku selalu merahasiakannya. Aku hanya menjawab ayahnya suatu saat nanti akan kembali. Tapi, kini Asmaa sudah berusia 15 tahun. Ia juga sudah hafal Al Qur’an dan terlihat lebih dewasa dari usianya. Maka kuceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Pada 9 Ramadhan tahun 1395 H, mobil Abu Salmaa terbalik saat pulang dari tempat kerja di Timur Saudi menuju Riyadh. Kecelakaan itu begitu hebat hingga membuatnya langsung koma. Ia segera dilarikan ke rumah sakit. Tim dokter spesialis yang menanganinya mengatakan, suamiku mengalami kelumpuhan otak. 95 persen otaknya telah mati.

Aku terus menungguinya. Bulan demi bulan. Tahun demi tahun. Ujian kesetiaan datang, ketika lima tahun berlalu dan suamiku belum juga sadarkan diri. Sebagian orang menyarankan aku menikah lagi dengan didukung oleh rekomendasi seorang Syaikh. “Tidak,” jawabku saat itu. “Selama suamiku belum dikubur, aku akan tetap menjadi istrinya.”

Aku pun kemudian berkonsentrasi untuk mentarbiyah Asmaa, di samping bergantian dengan keluarga menunggui suami di rumah sakit. Aku kemudian memasukkan Asmaa ke sekolah tahfidz hingga jadilah ia hafal Qur’an.

Sejak tahu ayahnya koma di rumah sakit, Asmaa selalu membersamaiku ke sana. Ia mendoakan dan meruqyah ayahnya, ia juga bersedekah untuk ayahnya.

Hingga suatu hari pada tahun 1410, Asmaa meminta ijin menginap di rumah sakit. “Aku ingin menunggui ayah malam ini” pintanya dengan nada mengiba. Aku tak bisa mencegah.

Malam itu, Asmaa duduk di samping ayahnya. Ia membaca surat Al Baqarah di sana. Dan begitu selesai ayat terakhirnya, rasa kantuk menyergapnya. Ia tertidur di dekat ayahnya yang masih koma. Tak berapa lama kemudian, Asmaa terbangun. Ada ketenangan dalam tidur singkatnya itu. lalu, ia pun berwudhu dan menunaikan shalat malam.

Selesai shalat beberapa raka’at, rasa kantuk kembali menyergap Asmaa. Tetapi, kantuk itu segera hilang ketika Asmaa merasa ada suara yang memanggilnya, antara tidur dan terjaga. “Bangunlah… bagaimana mungkin engkau tidur sementara waktu ini adalah waktu mustajab untuk berdoa? Allah tidak akan menolak doa hamba di waktu ini”

Asmaa pun kemudian mengangkat tangannya dan berdoa. “Yaa Rabbi, Yaa Hayyu…Yaa ‘Adziim… Yaa Jabbaar… Yaa Kabiir… Yaa Mut’aal… Yaa Rahmaan… Yaa Rahiim… ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…

Ya Allah…, sesungguhnya ia berada di bawah kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya… Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim… sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya…

Ya Allah… sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh… Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…”

Sebelum Subuh, rasa kantuk datang lagi. Dan Asmaa pun tertidur.

“Siapa engkau, mengapa kau ada di sini?” suara itu membangunkan Asmaa. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari sumber suara. Tak ada orang. Betapa bahagia dirinya, ternyata suara itu adalah suara ayahnya. Ia sadar dari koma panjangnya. Begitu bahagianya Asmaa, ia pun memeluk ayahnya yang masih terbaring. Sang ayah kaget.

“Takutlah kepada Allah. Engkau tidak halal bagiku” kata sang ayah.
“Aku ini putrimu ayah. Aku Asmaa” tak menghiraukan keheranan sang ayah, Asmaa segera menghubungi dokter dan mengatakan apa yang terjadi.

Para dokter yang piket pada pagi itu hanya bisa mengucapkan “masya Allah”. Mereka hampir tak percaya dengan peristiwa menakjubkan ini. Bagaimana mungkin otak yang telah mati kini kembali? Ini benar-benar kekuasaan Allah.

Sementara Abu Asmaa, ia juga heran mengapa dirinya berada di situ. Ketika Asmaa dan ibunya menceritakan bahwa ia telah koma selama tujuh tahun, ia hanya bertasbih dan memuji Allah. “Sungguh Allah Maha Baik. Dialah yang menjaga hamba-hambaNya” simpulnya.

Demikianlah, aku sangat berbahagia dengan keajaiban dari Allah ini. Aku hanya bisa bersyukur kepada Allah yang telah mengokohkan kesetiaanku dan membimbingku untuk mentarbiyah putriku.

10 Mar 2015

Hakikat Pengabulan Doa



Habib ‘Abdullah bin Muhsin Alatas, (empang, Bogor):

Hakikat Pengabulan Doa
ketika engkau berdoa kepada Allâh Subhanahu Wa Ta'Ala, maka Allâh menjawab doamu. Jika engkau berkata, “Wahai Tuhanku,” maka Dia berkata, “Labbaik hamba-Ku.” Setiap doa pasti dijawab oleh Allâh. Adapun mengenai permintaan yang kau ajukan dalam doamu, maka Allâh akan melihatnya terlebih dahulu. Jika yang kau minta itu baik dan bermanfaat untukmu, maka Allâh akan memberikannya. Tetapi, jika yang kau minta itu buruk dan tidak bermanfaat untukmu, maka Allâh tidak akan memberikannya. Allâh hanya akan memberikan sesuatu yang menurut-Nya baik untukmu, bukan sesuatu yang menurut-Nya buruk meskipun menurutmu baik. Sesungguhnya apa yang kau pinta itu akan Dia berikan sesuai dengan ilmu-Nya. Sebagai contoh, jika anakmu yang masih kecil yang kau sayangi datang menemuimu dan meminta sesuatu yang akan membahayakan dirinya sedangkan dia tidak tahu bahwa apa yang dia minta itu berbahaya baginya, apa yang akan kau lakukan? Kau akan mengabulkan permintaannya atau menolaknya? Dengan cara demikian sesungguhnya penolakanmu adalah sebuah pemberian, sebab engkau mencegahnya dari sesuatu yang akan membahayakan dirinya. Begitulah perlakuan Allâh kepada hamba-hamba-Nya. Allâh selalu memilihkan yang terbaik bagi mereka, sebab Dia menyayangi mereka lebih daripada kasih sayang mereka kepada dirinya sendiri. Dan Dia lebih mengasihi mereka daripada kedua orang tua mereka.