CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

27 Okt 2015

Perbedaan Mencintai Rasulullah SAW dan Mengikuti Sunnah Beliau



Apa perbedaannya 'mencintai Rasulullah ﷺ dan mengikuti sunnahnya?

Cinta adalah urusan sanubari / bathin, sedangkan mengikuti sunnah adalah hampir keseluruhan berhubungan dengan bahasa tubuh atau lahiriah.

Dari rasa 'cinta' kepada nabi (yang bisa tumbuh dihati kita dgn banyak bersholawat, mendengar riwayat hidup beliau pada acara maulidnya, dll), Maka kita Bisa Mengikuti sunnah Nabi dan dari situlah kita bisa mencintai Allah dengan sungguh sungguh:

قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم ۗ والله غفور رحيم

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Namun, jika seseorang berusaha mengikuti sunnah Nabi 'tanpa' pertamanya punya rasa benar-benar mencintai Nabi, orang itu akan tersesat dan menjadi sombong dan keras hati. Mereka akan menghancurkan / merusak dirinya sendiri dan menghancurkan juga orang lain disekitarnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam pun bersabda: Dari kelompok orang ini (Dzul Khuwaishirah at Tamimi al Najdi), akan muncul nanti orang-orang yang pandai membaca Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka, bahkan mereka membunuh orang-orang Islam, dan membiarkan para penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya. Seandainya aku masih mendapati mereka, akan kumusnahkan mereka seperti musnahnya kaum ‘Ad. (HR Muslim 1762)

"Mereka membaca Alquran seperti apa yang tertulis, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. kalian akan menganggap bahwa sholat atau puasanya sangat tak berarti jika kalian membandingkannya dengan mereka. Tetapi Mereka akan memasuki agama dan meninggalkannya seperti panah melewati tubuh binatang yang sedang diburu".

Semoga Allah memberikan kita cinta kasih yang sempurna kepada Nabi ﷺ dan semoga kita diizinkan untuk menyempurnakan semua amalan kita sesuai sunnah Rasulullah ﷺ.
Aamiin..


Syair untukmu Wahai Para Muhibbien Kanjeng Nabi



Hormati Nabi ﷺ selagi kamu masih berkeliaran di atas tanah
Dan berharap bahwa Nabi ﷺ akan menghormati mu
Setelah kamu berbaring di bawah tanah
Angkat Panji yang diberkati dari Nabi ﷺ pada hari ini
Dan berharap bahwa Nabi ﷺ akan memanggilmu
Untuk berdiri di bawah benderanya pada hari itu (yaumil akhir)
Muliakan Keluarga Nabi ﷺ
Dan berharap bahwa Nabi ﷺ akan membawa keluarga mu dalam golongan yang aman bersama nya ﷺ
Berdoalah untuk kebahagiaan umatnya ﷺ
Dan berharap bahwa Nabi ﷺ akan berdoa untuk mu
Pada hari itu di mana ia akan menjadi yang pertama pemberi syafaat ﷺ
Hormati tamu yang datang dan masuk ke dalam hidup mu
Dan berharap bahwa Nabi ﷺ, Kekasih Allāh ﷺ
Akan menerima Anda sebagai tamunya ﷺ
Junjung tinggi Sunnah Nabi yang diberkati ini ﷺ
Dan berharap bahwa ia ﷺ akan membawa kamu ke dalam lingkaran
Dari mereka yang ditulis sebagai Keluarga Spiritual nya ﷺ
Buang pandangan mu jauh dari dunia ini
Dan berharap bahwa Nabi yang murah hati ini ﷺ
Akan menoleh pandangannya pada jantung hati mu ﷺ
Biarkan aroma mengingat nya ﷺ membasahi rumah mu
Dan berharap bahwa kamu akan diberikan rumah
Tepat di sebelah rumahnya ﷺ nan abadi di tempat terbaik
Isi sampai penuh hati mu dengan Firman mulia yang datang bersamanya ﷺ
Dan berharap bahwa telinga dan hati mu
Akan menerima atau mendengar bisikan suara nya nan merdu dan indah ﷺ
Tahan tangan dan badan mu dari makanan atau minuman yang tak diizinkan
Dan berharap bahwa jasad mu akan diberikan hadiah
Menerima sentuhan nafas nya ﷺ yang beraroma semerbak
Buka dada dan hati mu untuk meresapi semua cinta ﷺ
Dan berharap bahwa ia akan menempatkan tangan nya ﷺ yang diberkati itu
Di dada mu dan menuangkan semua rahasia ﷺ ke dalam hati mu
Ya Allāh - limpahkan sholawat dan salam atas Nabi ini ﷺ
Harapan kami ﷺ,
Kebanggaan kami ﷺ,
Guru kami ﷺ
Sayyidina Muhammad ﷺ, dan atas keluarganya yang diberkati dan sahabat sahabat mulianya ﷺ
Aamiin

Bahaya Bangga Karena Amalan



Sayyidi Habib Ali Al-Jufri mengatakan: "Aku bertanya kepada guru ku, Habib Umar bin Hafidz:" Mana Yang lebih berbahaya - menjadi bangga karena amalan / tindakan seseorang atau menjadi bangga dengan pemahaman seseorang"

Habib Umar menjawab (semoga Allah merahmatinya): "Menjadi bangga dengan pemahaman yang kita miliki lebih berbahaya daripada menjadi bangga dengan amalan / tindakan yang telah kita buat, karena pengaruhnya lebih serius. Lihatlah bagaimana jawaban dari Iblis (semoga Allah melindungi kita darinya): 'Aku lebih baik dari dia (Adam) - Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau ciptakan dia dari tanah".

Iblis lebih mengandalkan pemahamannya dan tidak menyebutkan amalan / perbuatannya ".
Kebanggaan (`UJUB) berasal dari perasaan yang mengagungkan diri sendiri dan menjadi lalai dan lupa atas anugerah Allah (Tawfiq). Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa hal itu adalah lebih halus tapi pengaruh penghancurannya lebih cepat dan besar dari pada kesombongan (riya ').
Semoga Allah menyelamatkan kita dari semua jenis kebanggaan dan kesombongan..

Peristiwa Karbala Menurut Ahlul Sunnah



Sayyidi Habib Ali Al-Jufri (semoga Allah merahmati dan meridhoinya).
Menurut Ahl al-Sunnah, Hari Asyura adalah hari sukacita karena itu adalah hari keselamatan bagi Sayyidina Musa Alaihissalaam, tetapi selain itu juga Tidak ada keraguan bahwa hari itu juga merupakan hari kesedihan karena hari itu adalah hari di mana Sayyidina Al Husain RA menjadi syahid bersama dengan keluarga nya dan beberapa sahabat dari kaum Ansar. Pada saat yang sama, asyura adalah hari perayaan karena itu adalah hari kemenangan bagi Sayyidina Al Husain, Bagaimana bisa dibilang kemenangan sedangkan beliau terbunuh? Dikatakan kemenangan karena beliau tetap setia pada prinsip-prinsipnya. Itu adalah kemenangan bagi kebenaran atas musuh yang bersenjata dan kekuatan besar. Ketika kita berpikir tentang para pembunuhnya, kita akan berpikir tentang nasib malang yang menunggu mereka. Tetapi Ketika kita mengingat Sayyidina Al Husain, hati kita dipenuhi dengan sukacita, cinta dan penghormatan bagi dirinya dan ketabahan nya. Dengan demikian hari kemenangan bagi Sayyidina Al Husain.. 
Jadi jika kita pada hari asyura bergembira untuk kemenangan Sayyidina Al Husain dan keselamatan Sayyidina Musa maka kita berada di jalan yang benar (tidak keliru).

Namun, adalah wajar juga untuk merasa sedih ketika kita mengingat ketidakadilan besar yang terjadi pada waktu itu. Sebelum meninggal, Sayyidina Husain melihat semua anak-anaknya meninggal terbunuh di depannya, dengan pengecualian Sayyidina Ali Zainal Abidin. Ia juga melihat anak-anak dari Sayyidina al-Hasan, anak-anak dari adiknya Sayyidah Zaynab, dan anak-anak dari sepupunya, Muslim bin Aqil bin Abi Thalib, gugur sebagsi syuhada di depannya.
Ada dua jenis ekstremis, yang keduanya harus ditolak.

Ekstremis yang pertama, kita memiliki orang-orang yang mengatakan bahwa itu adalah hari yang mengerikan di mana tidak ada yang diperbolehkan untuk menunjukkan sukacita dalam bentuk apapun, dan jika ada yang melakukannya berarti mereka adalah pembenci Ahlul Bait. hingga ada golongan orang yang menyerang dan menyiksa diri mereka sendiri dan melakukan tindakan-tindakan lain yang dilarang dalam hukum syariat.

Selain itu, ada juga orang orang yang berpikir bahwa cinta pada Ahlul Bait berarti harus menunjukkan etiket buruk (melaknat) pada Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar RadhiAllahu anhuma. Ini bukan jalan dan cara Ahlul Bait. Sayyidina Ali memiliki anak anak bernama Abu Bakar, Umar dan Utsman. Sayyidina al-Hasan memiliki putra bernama Abu Bakar dan Umar. Sayyidina Al Husain memiliki seorang putra bernama Abu Bakar dan dua orang putra bernama Umar. (Apakah mungkin jika ahlul bait memusuhi mereka, lalu mereka menamakan anak anak mereka > buah hati mereka, dengan nama para musuh?)

Ekstrimis yang kedua: adalah golongan yang mengaku Ahl al-Sunnah, tetapi berani mengklaim bahwa Sayyidina Husain berada di pihak yang salah. Bahkan Mereka memuji Yazid, yang mayoritas ulama Ahl al-Sunnah telah memvonisnya sebagai orang yang korup (fasiq).
Kami percaya bahwa orang-orang yang mengambil bagian dari kedua jalan ekstrem ini telah menyimpang dan sesat, tetapi pada saat yang sama kita tidak boleh dan pernah menganggap atau menuduh mereka sebagai orang kafir.

Jadi apapun pilihan anda, mau bersedih pada hari itu tak mengapa, mau bersuka cita juga baik baik saja.:
Kita tidak harus membiarkan hati kita dipenuhi dengan kebencian terhadap para pelaku kejahatan ini, karena Allah akan membawa mereka ke pengadilan Nya yang Maha Adil. 
Yang wajib kita lakukan adalah, hati kita harus diisi dengan penghormatan bagi mereka yang mati syahid pada peristiwa karbala.
Allahu a'lam

Pelajari Adab, Sebelum Pelajari Ilmu

Kenapa ulama sekarang ada sebagian yang lebih suka membesar-besarkan perbedaan dibandingkan persatuan dan ukhuwah ummat?
Jawabannya adalah karena Ilmu lebih dikedepankan daripada adab. Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Terlalu banyak menggeluti ilmu diin sampai lupa mempelajari adab. Lihat saja sebagian kita, sudah mapan ilmunya, banyak mempelajari tauhid, fikih dan hadits, namun tingkah laku kita terhadap orang tua, kerabat, tetangga dan saudara muslim lainnya bahkan terhadap guru sendiri jauh dari yang dituntunkan oleh para salaf.

Coba lihat saja kelakuan sebagian kita terhadap orang yang beda pemahaman, padahal masih dalam tataran ijtihadiyah. Yang terlihat adalah watak keras, tak mau mengalah, sampai menganggap pendapat hanya boleh satu saja tidak boleh berbilang. Ujung-ujungnya punya menyesatkan, menghizbikan dan mengatakan sesat seseorang.

Padahal para ulama sudah mengingatkan untuk tidak meninggalkan mempelajari masalah adab dan akhlak.
Ibnul Mubarok berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”.

Foto-foto ulama dibawah ini bisa kita menilai sendiri.






Kisah Nyata Persahabatan Beda Agama



Yang pendek lumpuh bernama Samir seorang nasrani, yang tinggi jangkung buta bernama Muhammad seorang muslim. Foto ini diambil di Damaskus tahun 1889. 
Keduanya yatim piatu dan tinggal bersama dalam satu rumah. Samir bergantung pada kaki Muhammad untuk berjalan dan Muhammad bergantung pada mata Samir untuk melihat. Keduanya berkerja di sebuah warung kopi, mereka hidup dikarunia umur yang panjang. 
Samir meninggal lebih dahulu kemudian dalam tempo seminggu Muhammad juga meninggal karena kesedihan yang mendalam. Kisah pendek ini tidakkah bermakna banyak bagi kita semua ??? Semoga kita pandai mengambil hikmahnya..