CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

30 Sep 2016

Sidik Jari dalam Al Qur'an


Sebuah mukjizat dari Al-Qur'an telah lama hadir meski belum banyak diketahui oleh orang, yaitu sidik jari sebagai Indentitas individu.

Sumber artikel berasal dari Bapak Harun Yahya yang sangat terkenal akan situsnya dengan berbagai macam bahasa. Sidik jari ini biasanya digunakan oleh aparat kepolisian untuk mengenali identitas seseorang. Meski tubuhnya hancur, selama masih ada sisik jari, maka orang itu akan dikenali.

Setiap orang, termasuk mereka yang lahir kembar, memiliki pola cap jari yang khas dan berbeda di antara satu sama lain. Itulah sebabnya, cap jadi menjadi tanda pengenal manusia untuk membedakan seseorang dengan orang lain.

Menurut Harun Yahya, sistem pengkodean ini dapat disamakan dengan sistem kode garis (barcode) sebagaimana yang digunakan sekarang ini. Penekanan pada cap jari mempunyai makna sangat khusus.

Mengapa? Menurut Harun Yahya, hal itu disebabkan cap jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki seri atau tanda cap jari yang unik dan berbeda dari orang lain.
Itulah sebabnya mengapa cap jari digunakan sebagai kode identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan di seluruh dunia. Keunikan cap jari ini baru ditemui pada akhir abad ke-19 M.
Sebelumnya, orang menghargai cap jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al-Quran, Allah merujuk kepada cap jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting cap jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.

Pada abad ke-7 M, Al-Quran telah menyebutkan bahwa cap jari menjadi tanda pengenal manusia. Dalam Al-Quran disebutkan mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang cap jari manusia secara khusus ditekankan dalam sebuah ayat.


Al Qur'an

Pernyataan tentang sidik jari manusia secara khusus ditekankan dalam Al-Qur'an.
Allah SWT berfirman,

أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ ٣
بَلَى قَادِرِينَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ ٤

artinya:
3. Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?
4. bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.

(Q.S, Al-Qiyamah 75:3-4).

Kisah Penghapal Al Qur'an Mati Keadaan Tidak Baik



Kembali lagi dengan kisah kematian di Blog Ashgar sebagaiamana dikutip dari Kisah Teladan Islami. Bagaimana bisa ya seorang yang telah hafiz Al Qur'an namun meninggal dalam keadaan tidak baik.

Kisah ini sudah ada sejak zaman dahulu, yang memang oleh Allah SWT agar dijadikan renungan dan pembelajaran umat manusia di muka bumi ini.

Pada masa tabi'in dahulu, ada seseorang yang gagah berani menjadi mujahid dalam perang melaewan Romawi. Dia disebut-sebut sebagai seorang yang memiliki hafalan Al Qur'an bagus.

Siapakah dia?
Dia bernama Abdah bin Abdurrahim.

Kenapa bisa sampai terjadi hal yang buruk pada pemuda ini. Dia meninggal dunia dengan tidak membawa iman islamnya seperes pun. Berikut kisahnya.

Petaka ini terjadi bermula dari saat ia menjadi tentara, dimana ia dan tentara lainnya sedang mengepung kampung romawi. Ketika itu, mata Abdah tertuju kepada seorang wanita Romawi yang ada di dalam benteng.
Kecantikan dan pesona wanita berambut pirang itu begitu dahsyat hingga meluluhkan hatinya. Tanpa buang waktu lagi, Abdah segera menulis surat cinta ditujukan kepada wanita tersebut.
Isi suratnya adalah sebagai berikut,
"Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai kepangkuanmu?" begitu sebagian kalimat yang tertulis.
"Kakanda, masuklah agama Nasrani, lalu kamu naiklah menemuiku, maka aku jadi milikmu," tulis wanita cantik itu.

Karena setan dan nafsu yang lebih kuat, seakan sudah tak terbendung lagi yang masuk memenuhi relung hati Abdah, hingga ia lupa diri, imannya dia tinggalkan dan naik menemui wanita itu.
Hatinya telah benar-benar mati dari cahaya Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 7,
"Allah telah mengunci mati hati dan pendegaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat."

Astaghfirullah....
Ternyata pesona dari wanita tersebut telah mengubur keimanan Abdah. Demi bisa memiliki tubuh cantik itu, ia rela meninggalkan yang sudah benar yaitu Islam.
Sudah sepatutnya sebagai sesama umat Islam saling mengingatkan. Begitu juga kawan-kawannya sesama tentara. Mereka mengingatkan agar tidak keluar dari Islam.
Beberapa kawan dekatnya mencoba untuk membujuknya agar segera bertobat. Mereka menemui Abdah dan berkata,
"Di manakah Al Qur'anmu yang dulu? Apa yang telah dikerjakan oleh ilmumu terhadapmu? Apakag yang dikerjakan puasamu terhadapmu? Apa yang dikerjakan jihadmu terhadapmu? Dan apa yang telah diperbuat salatmu terhadapmu?"

Astaghfirullah...
Allah SWT benar-benar meengunci mati hatinya. Dengan congkak ia mengatakan,
"Aku telah lupa semua isi Al Qur'an, kecuali hanya dua ayat saja."

Lalu Abdah membaca dua ayat Al Qur'an tersebut yaitu Surat Al Hijr ayat 2 samapi 3. Seolah-olah ayat ini adalah hujah, kutukan sekaligus peringatan Allah SWT yang terakhir kalinya. Namun hal tersebut tidak digubrisnya sama sekali.

Dalam kehidupan ini, seolah bisa bahagia dengan harta berlimpah serta bersama keturunan Nasrani. Akhirnya Abdah meninggal pada tahun 278 Hijriyah.

Celakanya lagi, saat nyawanya dicabut Malaikat Izrail, Abdah belum mau bertobat dan berakhir dengan Su'ul Khatimah (akhir hidup yang jelek).

Semoga kita dilindungi dari hal yang demikian dan dimatikan dalam keadaan yang baik atau Khusnul Khatimah. Amiiin...

Ketika Cahaya Cinta Nabi ﷺ dalam Hati


Sayyidi Habib Ali al-Jufri:
Ketika cahaya cinta pada Nabi ﷺ teguh tertanam dalam hati seseorang, tidak akan ada tempat lain dihatinya untuk bersikap keras atau ekstrim atau radikal..

karena ketika cinta teguh tertanam di dalam hati seseorang dan ia menjadi tergila-gila dengan Kekasihnya, ia akan mementingkan Kekasihnya terlebih dahulu di depannya dalam segala sesuatu yang dia lakukan dan dia menyadari betul makna hubungannya dengan Sang Kekasih ﷺ‎ dalam setiap ucapan dan perbuatannya.

hubungannya dengan segala sesuatu dalam hidup ini kemudian menjadi urusan hubungan dengan Sang Kekasih. Bahkan ketika ia berbicara kepada orang lain ia sebenarnya sedang berbicara kepada Sang Kekasih melalui mereka. Dalam berurusan dengan orang-orang, secara lahiriah ia berinteraksi dengan mereka tetapi dalam kenyataannya ia berinteraksi dengan Kekasih nya. Semuanya yang terhubung ke Kekasih nya menjadi hal hal yang tercinta baginya.

Allahumma sholli alaa Sayyidina Muhammad wa alaa aalihi wasohbihi wabarik wasallim

Sungai Sunzha, Saksi Bisu Syuhada Chechnya



Sayyidi Habib Ali al-Jufri berhenti sejenak untuk mengheningkan cipta dan berdoa di tepi Sungai Sunzha di Grozny, ibukota Republik Chechnya. 

Ditempat itu dulu tubuh para ulama Chechnya dimutilasi dan dibuang ke sungai ini. Para ulama ini, yang mengikuti Madzhab Syafi'i dan pengikut tariqat Naqshbandi dan Qadiri, menolak pendudukan Rusia atas negeri mereka.

Akibatnya mereka disiksa dan dibunuh dan tubuh mereka dimasukkan di pabrik tepung sebelum dilemparkan ke sungai ini.

Semoga Allah mengampuni dosa dosa mereka, ridho dengan mereka, memberi mereka ganjaran terbesar atas nama umat dan memungkinkan kita untuk bergabung dengan mereka diakhirst nanti. Dan Semoga Allah meringankan penderitaan umat dan memberikan kemenangan, karena Dia adalah yang terbaik dari pelindung dan yang terbaik dalam membantu