Suatu ketika, Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memberitahu para shahabatnya bahwa istri Umar bin Khattab termasuk penduduk jannah karena perilaku baiknya kepada suami.
Mendengar berita tersebut, para shahabat pun terpana. Memang kelebihan amalannya apa dan bagaimana ?
Karena ingin mendapatkan kebaikan, mereka bertanya kepada istri Umar perihal sikapnya kepada suami, Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu.
Tahu, apa jawabannya ?
Jawabannya sangat sederhana….,
Bahkan sangat sederhana….,
Terkadang karena kesederhanaan jawaban itulah yang membuat ia begitu istimewa. Ia diberi jannah sebagai ganjarannya.
Ia pun menjawab pertanyaan para shahabat yang sudah menanti jawaban dengan penuh perhatian,
---
“Bila suamiku mencari kayu bakar,
Saat mencari rizki untuk kami,
Tentu ia merasakan kepenatan.
Teriknya matahari dan dahaga nyaris membakar rongga tenggorokannya.
Di rumah, aku menyiapkan air dingin untuknya
Sehingga….,
Ketika ia pulang, air tersebut bisa langsung mengobati dahaganya.
Aku juga telah merapikan perabotanku dan menyiapkan makanan untuknya.
Setiap hari….,
Aku menunggunya dengan mengenakan pakaian yang paling indah.
Ketika ia sudah berada di depan pintu rumah,
Aku menyambutnya bak seorang pengantin perempuan yang menyambut pasangan yang sangat dirindukannya.
Aku siap menyerahkan jiwaku kepadanya.
Jika ia hendak istirahat, aku pun akan membantunya.
Jika ia menginginkanku, aku pun berada di tulang hastanya,
Seperti anak kecil yang sedang dihibur ayahnya…..”
---
Indahnya…., jannah dunia seolah menjadi milik berdua saja.
Mudah kan…? so, jadikan sloganmu, “Baiti Jannati”
Fal Mau’id wal Jaza’, al-Jannah, janji dan balasannya adalah jannah.
--- Umar bin Khatab pada kesehariannya bekerja mengumpulkan kayu bakar dari lereng gunung untuk kemudian dijual. Uang hasil penjualan tersebut kemudian dipakai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.---
** Referensi : Istriku, dengarkan kata hatiku, Cetakan I, januari 2010, Aqwam, Isham Muhammad Syarif. Dengan bumbu kata sekedarnya saja.
Mendengar berita tersebut, para shahabat pun terpana. Memang kelebihan amalannya apa dan bagaimana ?
Karena ingin mendapatkan kebaikan, mereka bertanya kepada istri Umar perihal sikapnya kepada suami, Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu.
Tahu, apa jawabannya ?
Jawabannya sangat sederhana….,
Bahkan sangat sederhana….,
Terkadang karena kesederhanaan jawaban itulah yang membuat ia begitu istimewa. Ia diberi jannah sebagai ganjarannya.
Ia pun menjawab pertanyaan para shahabat yang sudah menanti jawaban dengan penuh perhatian,
---
“Bila suamiku mencari kayu bakar,
Saat mencari rizki untuk kami,
Tentu ia merasakan kepenatan.
Teriknya matahari dan dahaga nyaris membakar rongga tenggorokannya.
Di rumah, aku menyiapkan air dingin untuknya
Sehingga….,
Ketika ia pulang, air tersebut bisa langsung mengobati dahaganya.
Aku juga telah merapikan perabotanku dan menyiapkan makanan untuknya.
Setiap hari….,
Aku menunggunya dengan mengenakan pakaian yang paling indah.
Ketika ia sudah berada di depan pintu rumah,
Aku menyambutnya bak seorang pengantin perempuan yang menyambut pasangan yang sangat dirindukannya.
Aku siap menyerahkan jiwaku kepadanya.
Jika ia hendak istirahat, aku pun akan membantunya.
Jika ia menginginkanku, aku pun berada di tulang hastanya,
Seperti anak kecil yang sedang dihibur ayahnya…..”
---
Indahnya…., jannah dunia seolah menjadi milik berdua saja.
Mudah kan…? so, jadikan sloganmu, “Baiti Jannati”
Fal Mau’id wal Jaza’, al-Jannah, janji dan balasannya adalah jannah.
--- Umar bin Khatab pada kesehariannya bekerja mengumpulkan kayu bakar dari lereng gunung untuk kemudian dijual. Uang hasil penjualan tersebut kemudian dipakai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.---
** Referensi : Istriku, dengarkan kata hatiku, Cetakan I, januari 2010, Aqwam, Isham Muhammad Syarif. Dengan bumbu kata sekedarnya saja.