Futuwwah adalah sikap kepedulian sosial atau kemanusiaan tanpa membeda-bedakan suku, agama atau ras. Seorang sufi mengatakan, futuwwah itu tak lain jika Anda tidak membedakan makan bersama dengan seorang wali atau seorang kafir.
Alkisah, ada seorang kafir Majusi mengundang makan kepada Nabi Ibrahim a.s.
“Aku mau menerima undanganmu dengan satu syarat, kamu memeluk agama Islam,” kata Ibrahim.
Mendengar jawaban demikian, si Majusi itu pergi begitu saja. Tiba-tiba Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Ibrahim. “Selama lima puluh tahun Kami memberinya makan, sekalipun dia seorang kafir. Apa salahnya jika kamu menerima seporsi makanan darinya tanpa menuntutnya untuk mengganti agamanya.”
Setelah turun wahyu itu, Nabi Ibrahim mengejar si Majusi yang sudah jauh pergi. Setelah tersusul, Nabi Ibrahim lalu meminta maaf atas kata-katanya tadi.
“Mengapa Anda meminta maaf ?” tanya si Majusi.
“Ibrahim menceritakan peristiwa yang baru saja dialami. Ibrahim ditegur oleh Allah. Tapi anehnya, mendengar kisah yang dituturkan Ibrahim, si kafir Majusi itu akhirnya malah masuk Islam.