CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

10 Mei 2014

Kisah Sholat Khusyu' Mbah Sa'id Shalat di Tengah Banjir



Banyak sekali kisah-kisah menarik tentang sosok pendiri yang mewarnai sejarah pesantren-pesantren di Indonesia. Salah satunya adalah KH Muhammad Said, pendiri pesantren Gedongan, Cirebon. 

Menurut Aghust Muhaimin, pengurus pesantren menceritakan bahwa Mbah Said pernah melakukan shalat padahal kondisi desa sedang mengalami banjir besar. Awalnya seperti biasa, Mbah Said dan para jama’ah melaksanakan shalat di sebuah langgar Gedongan, lalu tiba-tiba hujan besar datang dan menghasilkan banjir yang luar biasa dan membuat para jama’ah yang bermakmum ke Mbah Said terpaksa harus membubarkan diri.

Anehnya Mbah Said tetap meneruskan shalatnya, hingga saat tiba pada rakaat terakhir dan salam, kondisi banjir sudah setinggi pundak Mbah Said, kemudian Mbah Said terheran saat menoleh ke belakang dengan kondisi jamaah yang kosong, tak lama warga kembali untuk menyelamatkan Mbah Said,

“Eh, kenapa kalian bubar?” tanya Mbah Said

“Kampung kebanjiran Kiai, jadi kami terpaksa bubar untuk menyelamatkan diri, tapi kiai tampak sedang khusyu sekali, kami kesulitan untuk mengingatkan Kiai,” jelas salah satu warga

“Loh, hujannya kapan? Tiba-tiba langsung banjir saja,” tanya Mbah Said terheran-heran.

Aghust Muhaimin menambahkan, cerita tentang kekhusyuan shalat Mbah Sa’id ini merupakan sebagian kecil dari pelbagai kisah yang sampai sekarang masih terasa lekat di hati masyarakat Gedongan. Masih terdapat banyak kisah lain yang sebenarnya mengandung amanat dan pesan yang baik bagi masyarakat dan keluarga besar pesantren.

“Kisah tersebut sudah saya konfirmasikan ke pengasuh pondok, KH Amin Siroj, beliau juga menyebutkan kisah-kisah lain yang juga penting untuk dipelajari pesan dan amanatnya,” pungkas pria yang kerap disapa Kang Aghust tersebut. Kamis (9/5).

Selain tentang kisah kekhusyuan shalat Mbah Said, masyarakat juga mencatat kisah-kisah lain yang juga terbilang menarik, diantaranya adalah kemampuan Mbah Said untuk memberhentikan kereta api jurusan Surabaya-Jakarta yang melintas ke tengah pesantren saat digelarnya pasar santri, serta kisah tentang pembuatan sumur kramat yang dilakukan oleh Mbah Said sendiri di beberapa pesantren, seperti di pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon dan Krapyak, Yogyakarta.

KH Muhammad Said yang telah berjasa mendirikan pesantren Gedongan Cirebon  pada tahun 1880 ini diperingati haulnya pada hari Sabtu, 11 Mei 2013


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: