CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

15 Nov 2017

Kisah Muhammad ibn Abu Bakar

                                                                      makam beliau

Muhammad Ibn Abu Bakar dilahirkan tahun 10H. Ia adalah sahabat setia dan pengikut Imam Ali Ibn Thalib dan diangkat menjadi anak oleh Imam Ali Ibn Thalib. Ibunya bernama Asma binti Umais yang pernah menikah dengan Ja’far Ibn Abi Thalib, saudara dari Imam Ali Ibn Thalib. Setelah Ja’far Ibn Abi Thalib syahid, Asma binti Umais menikah dengan Abu Bakar dan kemudian keduanya dianugerahi putera yang diberinama Muhammad Ibn Abu Bakar. Muhammad Ibn Abu Bakar lahir kira-kira saat haji wada (haji terakhir) pada tahun 9—10H. Setelah Abu Bakar meninggal, Imam Ali menikahi Asma binti Umais dan keduanya diberi anugerah seorang putera bernama Yahya. Muhammad Ibn Abu Bakar sendiri akhirnya dibesarkan oleh Imam Ali Ibn Abi Thalib kw, ketika usianya masih belia yaitu kurang lebih 3 tahun. Kemudian ia menjadi pengikut setia dari Imam Ali.

DIBUNUH DAN DIBAKAR DALAM PERUT SEEKOR KELEDAI 

Muhammad Ibn Abi Bakar dibunuh Mu’awiyyah Ibn Abu Sofyan dan Amr Ibn al-Aas. 
“Tahukah kamu apa yang akan aku lakukan atasmu? Aku akan memasukkan kamu dalam bangkai seekor keledai dan kemudian membakarnya.”
Muhammad Ibn Abu Bakar—pengikut setia Imam Ali—menjawab:
“Kalau kamu melakukan begitu kepadaku, seperti itulah seringkali para kekasih Allah diperlakukan. Aku berharap api yang membakar itu akan dijadikan Allah sejuk dan sejahtera seperti ia dijadikan seperti itu pada Ibrahim (as). Mudah-mudahan Allah memperlakukan kamu seperti IA memperlakukan Namrud dan para pendukungnya…………….”
Demi mendengar jawaban itu, Mu’awiyyah murka sekali. Ia kemudian memasukkan Muhammad Ibn Abu Bakar kedalam perut bangkai keledai dan membakarnya.
Ketika ‘Aisyah mendengar berita itu, ia menangis sepedih-pedihnya dan berkunut setiap shalat mendo’akan kebinasaan untuk Mu’awiyyah dan Amr Ibn al-Aas.
Muhammad Ibn Abu Bakar ”tumbuh berkembang bersama Imam Hasan dan Imam Husein kedua cucu Nabi saw pemuda surga. Ia tumbuh dalam keluarga yang paling diberkahi di dunia ini. Muhammad Ibn Abu Bakar tumbuh menjadi pemuda yang gagah berani dan ikut dalam berbagai peperangan bersama Imam Ali bin Abuthalib kw. Salah satu dari peperangan itu menempatkan dirinya berhadapan dengan saudarinya yaitu A’isyah binti Abu Bakar, dalam perang Jamal.

Pada saat rezim pemerintahan Utsman Ibn Affan, Muhammad Ibn Abu Bakar sedang berada di Mesir karena ditugaskan oleh Imam Ali sebagai gubernur di sana. Dari Mesir, ia mulai melancarkan penentangannya terhadap rezim Utsman Ibn Affan. Ia membentuk aliansi untuk menentang kekuasaan Utsman Ibn Affan.
Ketika Imam Ali akhirnya dipilih umat manusia untuk menjadi khalifah, Muhammad Ibn Abu Bakar memutuskan untuk bersama-sama dengan Imam Ali menjalankan roda pemerintahan yang adil. Sebelum Perang Jamal atau Perang Unta dimulai, Muhammad Ibn Abu Bakar ditugaskan sebagai komandan pasukan infanteri untuk menyampaikan pesan dari Imam Ali (as) kepada orang-orang Kufah. Setelah Imam Ali memenangkan peperangan Unta (melawan pasukan pemberontak yang dikomandoi oleh ‘Aisyah binti Abu Bakar, Thalhah Ibn Ubaydillah, dan Zubayr Ibn Awwam), Muhammad Ibn Abu Bakar mengambil alih urusan-urusan ‘Aisyah sesuai perintah dari Imam Ali dan membawa saudarinya itu kembali ke kota Madinah setelah pasukannya dikalahkan oleh pasukan Imam Ali.

Muhammad Ibn Abi Bakar itu dikenal sebagai orang yang sangat rajin dan giat serta penuh semangat dalam melancarkan jihad dan ibadah lainnya. Ia dikenal sebagai orang yang sangat bertakwa. Orang-orang memanggilnya sebagai orang yang bertakwa dari suku Qurays. 

Pada tahun 36H (ketika Muhammad Ibn Abu Bakar berusia 26 tahun), Qiys Ibn Sa’ad dilengserkan dari kekuasaannya sebagai gubernur Mesir dan kemudian Imam Ali menunjuk Muhammad Ibn Abu Bakar sebagai gubernur menggantikan Qiys Ibn Sa’ad. Setelah diangkat menjadi gubernur, ia langsung membuat gebrakan. Sisa-sisa sifat korup dan nepotis Utsman Ibn Affan yang telah menular kemana-mana di jajaran pemerintahan daerah dan pusat dengan segera ia bersihkan. Orang-orang yang masih memiliki sifat-sifat tak terpuji itu merasa resah karena Muhammad Ibn Abu Bakar mengancam keselamatan mereka.

Sumber - Refrensi Kitab Nahjul Balaghah
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: