CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

1 Okt 2014

Kisah Mimpi Abdul Halim Megahed dan Masjidnya



Abdul Halim Megahed bukan seorang sufi. Bahkan, ia adalah seorang Salafi yang menentang praktek tasawuf. Dia berkeinginan mendirikan sebuah masjid dan dia punya kenalan bisnis yang mendorongnya untuk berkonsultasi dengan Syaikh Al-Azhar sebelum memutuskan di lokasi mana membangun masjid. Ketika mereka bertemu, Syekh Al-Azhar menyarankan untuk membangun masjid di samping makam yang baru kembali ditemukan-dari Ibn Ata'illah. Abdul Halim pulang dari pertemuan dengan perasaan mendongkol, betapa tidak? Ia seorang salafi tulen dan si syekh menyarankan ia membangun masjid di samping makam seorang Sufi?.

Namun Kemudian dimalam harinya ia bermimpi, Dalam mimpi itu ia berdiri di depan Masjid terkenal Abul Abbas Al-Mursi di Alexandria. Abul Abbas Al-Mursi, pewaris Imam Al-Shadhili, adalah guru spiritual Ibn Ata'illah dan pendahulunya. Dalam mimpi itu Syekh Abul Abbas berdiri di depan masjid dan memegang tangan Syekh Ibnu Ata'illah. Mereka didatangi Abdul Halim dan Abul Abbas mengatakan, "Mereka telah membangun masjid ini buat saya (Abul Abbas) . Saya ingin Anda membangun sebuah masjid untuk saudaraku (ibn Ata'illah".

Segera keesokan harinya Abdul Halim melaporkan mimpi tsb kepada Syaikh Al-Azhar yang kemarin ditemuinya, Syaikh berkata, "Ini berarti Anda harus membangun masjid ini."

Meskipun ada keraguan, Abdul Halim tetap melanjutkan dengan desain dan konstruksi. Dia menempatkan semua dana yang diperlukan untuk membangun masjid di sebuah brankas di kantornya, Sebelum pembangunan dimulai ia mengambil sejumlah besar uang dari brankas untuk membayar angsuran pertama kepada kontraktor nya, dan mencatat jumlahnya dalam pembukuan. Tahap pertama bangunan dimulai. Ketika tiba saatnya bagi dia untuk membayar angsuran kedua Abdul Halim membuka brankas untuk menarik dana dan menemukan bahwa ia memiliki jumlah uang persis sama seperti sebelum dia membuat penarikan pertama. Pada awalnya ia mengira bahwa ia telah membuat kesalahan akuntansi. Ketika ia kembali bulan depan untuk menarik angsuran ketiga kalinya, lagi lagi ia menemukan jumlah uang yang sama berada di brankas seperti sebelum awal proyek.

Abdul Halim mulai khawatir bahwa ia mungkin akan kehilangan pikirannya/gila. Dia berpikir bahwa mungkin teman teman Salafi yang memperingatkan dia tentang bahaya membangun sebuah masjid di dekat makam memang benar. Dia pergi ke Syaikh Al Azhar dalam keadaan kecemasan tinggi dan mengatakan kepadanya apa yang terjadi. Syaikh Al-Azhar tersenyum berseri-seri dan mengatakan kepadanya bahwa ini adalah dari berkat Imam Ibnu Ata'illah. "Jika Anda merahasiakan keajaiban ini kepada diri sendiri, keadaan seperti itu akan berlanjut sampai masjid selesai dibangun", kata Syaikh. "Sekarang bahwa Anda telah berbagi cerita ini, mulai bulan depan keadaannya berubah normal dan Anda harus menggunakan dana Anda." Dan itulah yang terjadi.

Masjid Ibnu Ata'illah dibangun hingga selesai oleh Abdul Halim Megahed

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَسَلِّمْ في كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَ مَا وَسِعَهُ عِلْمُ الله


*ket foto, makam Imam Ibn Ata'illah
Sumber; diterjemahkan dari buku 'Signs of the horizons'
dikutip dari FB Habib Adeng Fadaq
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: