CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

15 Okt 2014

Kisah Syaikh Abul Hasan Khirqani RA dan Kemarahan




Syaikh Abul Hasan Khirqani (RA) selalu bepergian dengan mengendarai seekor singa, terkadang singa tsb dipakai untuk mengangkut kayu bakar dari hutan ke kota..dan jika kadang-kadang singa berubah galak dan merepotkan, ia akan mencambuk singa itu dengan memakai cambuk seekor ular hidup yang juga sangat galak.

Seseorang dari Khurasan pergi ke Kharqan untuk mengambil janji setia (bay'at) di tangan Guru ini, tiba di rumahnya, syaikh sedang bepergian, istri syaikh menanyakan alasan kenapa org itu datang, dia menceritakan alasannya (ingin Berbay'at).
Istri syaikh Abul Hasan adalah seorang pemarah, setelah mendengar ini istri dari syaikh Abul Hasan berteriak :
"La haula wala quwwata illah billah" dan berkata: "Siapa di dunia ini yang dapat mengetahui kondisi Syaikh abul hasan lebih baik daripada saya?, siang dan malam, bertahun tahun saya berkumpul dengannya Dia adalah seorang penipu licik Bagaimana kau bisa ingin berbay'at padanya?, Anda tidak ada/punya otak? "
Istri Abul Hasan berbicara begitu pahit tentang Abul Hasan kepadanya sehingga si tamu menangis dan berpikir bahwa perjalanan jauhnya telah sia sia dan tak berguna. Namun, orang-orang lain dari wilayah itu mendesaknya untuk pergi ke dalam hutan, dan bertemu dgn Syekh Abul Hasan, dan tidak membentuk pendapat yang salah tentang si syaikh, karena istrinya adalah seorang wanita pemarah.
Ketika ia sampai di hutan, ia bertemu Syaikh Abul Hasan Khirqani (RA), sedang duduk santai di punggung singa.

Maulana Jalaluddin Rumi (RA) mengatakan bahwa melalui kasyaf (ilham ilahi), syaikh Abul Hasan telah mendengar pembicaraan pahit istrinya dan melihat kesedihan dimuka tamunya, beliau tertawa dan bertanya apa yang terjadi. Orang itu menjawab: "syaikh, istri Anda adalah wanita yang sangat pemarah, kenapa kau menikahinya?"

Syaikh menjawab: "Keajaiban yang Anda lihat di depan Anda yaitu saya bisa duduk di punggung singa, dan mampu menggunakan ular hidup berbisa sebagai cambuk, bisa begitu karena kesabaran menanggung kerugian yang disebabkan kepada saya oleh temperamen istriku".
Dalam kata-kata Maulana Rumi (RA): "Jika kesabaran tidak mentolerir beban nya sakit/marah, maka jangan Anda pikir/berharap singa itu akan mau menanggung beban nya dan menjadi budak nya" Ini adalah jalan Allah, bahwa ketika Dia memberkati seseorang dengan satu kelebihan, Ia melakukannya setelah di uji / pelatihan diri (Islahi Nafs).


Sumber. 'Pengobatan untuk kemarahan' halaman 15-16
Oleh: Shaikh ul Arab wal Ajam, Maulana Shah Hakeem Muhammad Akhtar Saheb (RA)
Dikutip dari FB Habib Adeng Fadaq
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: