Insyaallah dalam beberapa jam ke depan kita akan memasuki hari pertama bulan ramadhan, yg jauh-jauh hari sebelumnya sudah disambut dengan iklan sekuel sirup marjan. Ya namanya juga MARJAN, Marak Jelang Ramadhan.
Setelah dibombardir broadcast nafas menjadi tasbih apalah-apalah, kini beranda mulai didominasi dedek2 gemes selfie2 pake pashmina temporary. Sorry, ini satir bukan nyinyir, tolong dibedakan. Xixixi..
Puncak dari penutupan bulan Sya'ban, siang tadi orang2 pada rame ziarah, dari ziarah kubur hingga ziarah ke pantai dan waterboom. Entah di mana korelasinya dengan ramadhan.
Alhamdulillah hasil sidang isbat sudah diputuskan, hilal sudah kelihatan, dan rendang pun mulai dipanaskan. Kronologis terlihatnya hilal disampaikan MUI dan kementrian agama semalam dalam langgam yg biasa2 saja. Jadi hormatilah yg melihat maupun yg tidak melihat.
Dalam sebuah hadits, lebih ditekanan kata "melihat", bukan " menghitung", makanya diutamakan rukyat, bukan hisab. Wallahu'alam. Karena andai penentuan ramadhan pake sistem hitung, dikuatirkan ke depannya akan ada poling SMS.
Suatu kesyukuran, tahun ini baik NU, muhammadiyah, ataupun naqsabandiyah, sepertinya sepakat satu suara. Wallahualam. CMIIW. Maka dari itu kepada para jamaah arhamiyah, gw fatwakan silakan mengikut juga. Xixixi..
Oh iya, beberapa waktu lalu rame polemik warung makan harus tutup dan gak boleh ada yg buka. Dari segi kaidah literasi, ungkapan ini sebenarnya mengandung premis yg keliru. Logikanya, mana bisa warungnya ditutup kalo gak dibuka dulu?
Ada juga polemik penggunaan kaset di mesjid. Gw pribadi sebenarnya setuju saja kalo ini dibatasi. Menurut gw kaset ini memang rada mengganggu pada jam2 tertentu, dan ini manusiawi. Tapi rasanya berlebihan juga sih kalo dibilang polusi. Toh kasetnya hanya wasilah, isi kasetnya ya tetap kalam2 Allah. Kalo musik Beethoven dari kaset saja menurut penelitian bisa ngaruh pada perkembangan otak jabang bayi, mestinya suara ngaji di kaset efeknya bisa lebih dahsyat dari itu, kan sama2 kaset.
Persoalannya kemarin mungkin cuma di soal volume, kadar dan waktu, ini yg mestinya dipertegas biar gak dipelintir jadi provokasi. Entahlah, gw gak ngerti juga kenapa harus ada gitu kata polusi. Padahal sebagai orang berbudaya di jaman yg sensi ini, bahasa kita cukup luwes dalam mencari padanan kata yg lebih bijak, meskipun misalnya kita gak taat bayar pajak.
Mesjid di kompleks perumahan gw sendiri sepakat gak pake kaset. Bukan memihak yg mana loh ya, ini semata-mata karena memang gak ada tape recorder atau playernya. Hiks.. Tapi lebih dari itu, yg terpenting bukan sebaiknya masjid pake kaset atau nggak. Yg paling penting sholatnya di masjid apa nggak? Itu poinnya. Secara tipikal org2 kita, kadang lebih doyan mempermasalahkan hal2 yg gak substansial, yg dia sendiri justru gak terlibat di dalamnya. Sebelas dua belas dengan yg meributkan mana lebih diutamakan antara membantu Rohingya ataukah Sinabung, sementara ujung-ujungnya dia malah gak berbuat apa2 untuk keduanya. Ada kayak gitu? ada! Haha... Ini bukan nyinyir, suer.
Okeh lanjut..
Puasa adalah bulan defensif. Kalo biasanya orang ditahan KPK, kali ini orang yg kudu menahan KPK, Kepala Perut dan Kemaluan.
Perkara mana yg perlu ditahan dan nggak, rasanya gak perlu gw jelaskan lebih detail, semua pasti sudah sering dengar.
Yg pasti, buat suami istri sekadar mencium jidat istri itu gak apa2, yg gak boleh adalah mencium jidat istri tetangga. Sekadar kumur2 boleh, yg gak boleh adalah kumur2 pake mijon. Simpel aja sih.
Ada juga yg beranggapan tidurnya org puasa adalah ibadah. Padahal ini tergolong hadits dhoif jiddan. Wallahu'alam. Silakan tabayyun wal googleyun.
Yg gw pribadi kuatirkan, ketika tidur dianggap ibadah dan kerja juga dianggap ibadah, boleh jadi bakal banyak orang yg tidur di tempat kerja karena ibadahnya dianggap dobel dua kali lipat.
Okeh, demikian kultum dari gw. Ya, ini namanya kultum, kuliah terserah antum.
Maaf kalo udah nyinyir, eeh satir. Jangan diambil hati yak.
Mulai besok mari sama2 kita bersihkan diri, timeline, dan pertemanan.
Fokus ke ibadah, perbanyak amalan sunnah.
Buat yg istri, sering-seringlah pegang Al-qur'an, kurangi megang remot tivi dan smartphone. Yg suami juga gitu, banyakin tadabbur Alqur'an, jangan malah tafakkur di gemstone ngasah bacan.
Yg masih mau gontok-gontokkan tolong dikurangi. Kalo gak mau dikurangi, ya mohon maaf terpaksa friendlist yg gw kurangi. Wkwk...
Besok niscaya udah puasa, setan masuk tahanan, iblis diteralis, panasbung dipentung, dan panastak dijitak. Hindari status-status yang menyulut dan rentan adu mulut.
Kalo tetap mau mengedepankan aura persaingan, maka mari kita bersaing dalam postingan menu pebukaan.
Wassalam...
Dikutip dari FB Arham Rasyid --> Link