CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

27 Okt 2015

Peristiwa Karbala Menurut Ahlul Sunnah



Sayyidi Habib Ali Al-Jufri (semoga Allah merahmati dan meridhoinya).
Menurut Ahl al-Sunnah, Hari Asyura adalah hari sukacita karena itu adalah hari keselamatan bagi Sayyidina Musa Alaihissalaam, tetapi selain itu juga Tidak ada keraguan bahwa hari itu juga merupakan hari kesedihan karena hari itu adalah hari di mana Sayyidina Al Husain RA menjadi syahid bersama dengan keluarga nya dan beberapa sahabat dari kaum Ansar. Pada saat yang sama, asyura adalah hari perayaan karena itu adalah hari kemenangan bagi Sayyidina Al Husain, Bagaimana bisa dibilang kemenangan sedangkan beliau terbunuh? Dikatakan kemenangan karena beliau tetap setia pada prinsip-prinsipnya. Itu adalah kemenangan bagi kebenaran atas musuh yang bersenjata dan kekuatan besar. Ketika kita berpikir tentang para pembunuhnya, kita akan berpikir tentang nasib malang yang menunggu mereka. Tetapi Ketika kita mengingat Sayyidina Al Husain, hati kita dipenuhi dengan sukacita, cinta dan penghormatan bagi dirinya dan ketabahan nya. Dengan demikian hari kemenangan bagi Sayyidina Al Husain.. 
Jadi jika kita pada hari asyura bergembira untuk kemenangan Sayyidina Al Husain dan keselamatan Sayyidina Musa maka kita berada di jalan yang benar (tidak keliru).

Namun, adalah wajar juga untuk merasa sedih ketika kita mengingat ketidakadilan besar yang terjadi pada waktu itu. Sebelum meninggal, Sayyidina Husain melihat semua anak-anaknya meninggal terbunuh di depannya, dengan pengecualian Sayyidina Ali Zainal Abidin. Ia juga melihat anak-anak dari Sayyidina al-Hasan, anak-anak dari adiknya Sayyidah Zaynab, dan anak-anak dari sepupunya, Muslim bin Aqil bin Abi Thalib, gugur sebagsi syuhada di depannya.
Ada dua jenis ekstremis, yang keduanya harus ditolak.

Ekstremis yang pertama, kita memiliki orang-orang yang mengatakan bahwa itu adalah hari yang mengerikan di mana tidak ada yang diperbolehkan untuk menunjukkan sukacita dalam bentuk apapun, dan jika ada yang melakukannya berarti mereka adalah pembenci Ahlul Bait. hingga ada golongan orang yang menyerang dan menyiksa diri mereka sendiri dan melakukan tindakan-tindakan lain yang dilarang dalam hukum syariat.

Selain itu, ada juga orang orang yang berpikir bahwa cinta pada Ahlul Bait berarti harus menunjukkan etiket buruk (melaknat) pada Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar RadhiAllahu anhuma. Ini bukan jalan dan cara Ahlul Bait. Sayyidina Ali memiliki anak anak bernama Abu Bakar, Umar dan Utsman. Sayyidina al-Hasan memiliki putra bernama Abu Bakar dan Umar. Sayyidina Al Husain memiliki seorang putra bernama Abu Bakar dan dua orang putra bernama Umar. (Apakah mungkin jika ahlul bait memusuhi mereka, lalu mereka menamakan anak anak mereka > buah hati mereka, dengan nama para musuh?)

Ekstrimis yang kedua: adalah golongan yang mengaku Ahl al-Sunnah, tetapi berani mengklaim bahwa Sayyidina Husain berada di pihak yang salah. Bahkan Mereka memuji Yazid, yang mayoritas ulama Ahl al-Sunnah telah memvonisnya sebagai orang yang korup (fasiq).
Kami percaya bahwa orang-orang yang mengambil bagian dari kedua jalan ekstrem ini telah menyimpang dan sesat, tetapi pada saat yang sama kita tidak boleh dan pernah menganggap atau menuduh mereka sebagai orang kafir.

Jadi apapun pilihan anda, mau bersedih pada hari itu tak mengapa, mau bersuka cita juga baik baik saja.:
Kita tidak harus membiarkan hati kita dipenuhi dengan kebencian terhadap para pelaku kejahatan ini, karena Allah akan membawa mereka ke pengadilan Nya yang Maha Adil. 
Yang wajib kita lakukan adalah, hati kita harus diisi dengan penghormatan bagi mereka yang mati syahid pada peristiwa karbala.
Allahu a'lam

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: