Suatu ketika Nabi Isa AS sedang berjalan bersama para sahabat dan penolong beliau, kaum hawariyyun yang jumlahnya duabelas orang, untuk berdakwah dari satu tempat ke tempat lainnya. Mereka memasuki suatu desa yang tampak kosong, tetapi anehnya para penduduknya meninggal bergelimpangan di jalan-jalan dan di halaman rumahnya. Nabi Isa berkata, “Wahai para hawariku, sesungguhnya orang-orang ini meninggal karena kemarahan (Allah). Seandainya tidak karena hal itu, tentulah mereka masih sempat untuk saling menguburkan satu sama lainnya”
Kaum hawariyyun itu berkata, “Wahai kekasih Allah, kami ingin mengetahui cerita tentang mereka ini!!”
Nabi Isa AS berdoa kepada Allah agar diberitahukan kisah penduduk desa tersebut, maka Allah menurunkan wahyu kepada beliau, “Apabila waktu malam telah tiba, panggillah mereka, niscaya mereka akan memenuhi panggilanmu”
Pada malam harinya, diikuti para hawariyyun, Nabi Isa naik di tempat yang agak tinggi kemudian beliau berseru, “Wahai penduduk desa!!”
Dan suatu mu’jizat yang memang dianugerahkan Allah kepada Nabi Isa, muncullah dari arah kegelapan desa itu seseorang yang berkata, “Kami memenuhi panggilanmu, wahai kekasih Allah!!”
Setelah orang itu mendekat, Nabi Isa berkata, “Bagaimana keadaanmu, dan bagaimana pula kisahmu??”
Orang itu berkata, “Kami bermalam dalam keadaan sehat wal afiat, tetapi kami bangun pagi-pagi dalam neraka hawiyah”
“Bagaimana hal itu bisa terjadi??” Tanya Nabi Isa.
Orang itu menjelaskan, “Semua itu karena kami terlalu mencintai dunia, dan kami patuh kepada orang-orang yang suka berbuat maksiat (ahlul ma’siyah) !!”
Nabi Isa bertanya lagi, “Bagaimana kecintaanmu terhadap dunia??”
Orang itu berkata, “Kami, para penduduk desa ini mencintai dunia sebagaimana seorang anak kecil mencintai ibunya. Jika dunia itu (yakni harta benda duniawiah) datang, kami merasa sangat gembira. Tetapi jika dunia itu tidak ada, maka kami sedih dan menangis karenanya”
Nabi Isa bertanya, “Bagaimana keadaan teman-temanmu? Mengapa ia tidak hadir memenuhi panggilanku?”
Orang itu berkata lagi, “Karena mereka dikendalikan dengan kendali api neraka, di tangan para malaikat yang kasar dan keras”
“Tetapi bagaimana engkau bisa menjawab panggilanku dan hadir di sini, sedang engkau ada di antara mereka?” Tanya Nabi Isa lagi.
Orang itu berkata, “Saya memang berada di antara mereka, tetapi saya tidak termasuk di antara mereka (maksudnya, tidak termasuk yang terlalu mencintai dunia, dan mematuhi orang yang suka berbuat maksiat). Ketika siksaan Allah itu turun kepada mereka, siksaan itu menimpa saya juga. Karena itu saya hanya tergantung di tepian neraka, tidak sampai terjatuh ke dalamnya. Tetapi saya tidak tahu, apakah saya akan selamat atau akhirnya akan jatuh juga ke dalam neraka?? Dan Allah mengijinkan saya untuk datang ke sini ketika engkau memanggil kami”
Nabi Isa mengucapkan terima kasih atas penjelasannya, kemudian ia berlalu dan menghilang lagi di kegelapan desanya. Setelah itu Nabi Isa bersabda kepada para hawariyyun, “Sungguh, makan sepotong roti sya’ir (roti yang kasar dan berkualitas rendah), memakai pakaian bulu hitam (pakaian yang sangat sederhana saat itu), dan tidur di dekat tempat sampah itu lebih banyak membawa keselamatan dunia dan akhirat!!”