Khalifah ketiga Ustman Bin Affan r.a termasuk sepuluh sahabat Rasul SAW yang dijamin masuk surga. Meskipun demikian, ia selalu terjaga sepanjang malam untuk beribadah kepada Allah SWT karena rasa takut yang menyerangnya dan kedahsyatan hari kiamat sekaligus mengharap rahmat dan ridha Allah SWT.
Saat para penghasut menggerakan rakyatnya untuk membunuh dirinya, istrinya berteriak ke arah mereka, “ Jika kalian ingin membunuh atau membiarkan dirinya tetap hidup, sungguh dirinya senantiasa menghiasi malamnya dengan shalat yang satu rakaatnya mampu mengkhatamkan seluruh Al-Qur’an.”
Ibnu Umar mengisahkan bahwa Ustman menceritakan kepada orang-orang, “Aku berjumpa dengan Rasul SAW semalam dalam mimpi. Beliau bersabda, ‘Berbukalah besok bersama kami!’” Keesokan paginya, ia berpuasa dan di hari itu pula ia terbunuh.
Diriwiyatkan dari Harun bin Yahya bahwa Ustman r.a pernah berkata, saat ia diserang dari belakang dan darah telah membahasi janggutnya, beliau sempat berucap “Laa Ilaha Illallah , Subhanallah . Aku sungguh termasuk golongan orang-orang yang zalim. Ya Allah, aku berharap hidayah dan pertolongan-Mu atas seluruh urusanku dan aku memohon kesabaran atas musibah yang menimpaku.”
Diriwayatkan dari Abdullah bin Salam bahwa Ustman r.a berkata, “Ya Allah, persatukanlah umat Muhammad!” Abdullah berkata, “Demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya, jika ia berdoa kepada Allah SWT dalam kondisi sedemikian agar umat tidak bersatu selamanya, niscaya mereka tidak akan bersatu selamanya.
Sumber:
http://www.eramuslim.com/peradaban/bercermin-salaf/kalimat-terakhir-di-penghujung-nafas-ustman-bin-affan.htm#.UkO8mn-VLbo