CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

13 Sep 2013

Nabi Muhammad SAW: Mukhayriq Adalah Yahudi Terbaik



   Terdapat banyak kisah yang jarang disampaikan oleh imam-imam kontemporer kepada jamaahnya. Salah satunya adalah kisah tentang Mukhayriq, seorang Rabi Yahudi dari Madinah.

   Para imam dan penceramah Muslim telah ratusan kali menceritakan perang Uhud, salah satu pertempuran besar dalam hidup Nabi Muhammad, namun tidak pernah sekalipun terdengar tentang kisah Rabi Mukhayriq yang gugur dalam pertempuran itu melawan musuh-musuh Islam.

   Mukhayriq, martir Yahudi pertama dalam Islam, adalah seorang yang kaya dan pemimpin suku Thalabah. Ia berjuang di sisi Nabi dalam perang Uhud 625 M, dan gugur di dalamnya. Hari itu adalah hari Sabtu.

   Rabi Mukhayriq berbicara kepada orang-orangnya dan meminta mereka untuk pergi bersamanya membantu Nabi. Orang-orang sukunya menolak dengan mengatakan bahwa itu adalah hari Sabbath.

   Mukhayriq menghukum mereka karena tidak memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang Sabbath dan mengumumkan kepada rakyatnya bahwa jika ia gugur dalam pertempuran maka seluruh kekayaannya akan diberikan kepada Nabi.

   Mukhayriq gugur dalam pertempuran melawan orang-orang Makkah. Dan ketika Nabi, yang terluka parah saat itu, diberitahu mengenai kematian Mukhayriq, ia mengatakan, “Ia adalah orang Yahudi yang terbaik.”

   Nabi mewarisi tujuh kebun dan bentuk-bentuk lain kekayaan dari Mukhayriq. Ia menggunakannya untuk membangun Wakaf pertama Islam. Dari Wakaf itulah Nabi membantu banyak orang miskin di Madinah.

   Ketika Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah di tahun 622 ia menandatangani sebuah perjanjian dengan berbagai suku yang tinggal di dalam dan di sekitar Madinah. Banyak dari suku-suku itu yang telah memeluk agama Islam, beberapa lainnya penganut pagan dan Yahudi.

   Semuanya menandatangani perjanjian dengan Nabi yang disebut oleh para sejarawan sebagai Konstitusi Madinah. Negara Islam pertama, sebuah negara multiagama dan multisuku, yang didirikan oleh Nabi didasarkan pada kontrak sosial itu.

   Menurut Ayat 2 Konstitusi, semua suku, yang merupakan penandatangan perjanjian, berada dalam satu negara (Ummah). Rakyat Mukhayriq juga merupakan penandatangan perjanjian itu dan memiliki kewajiban untuk bertempur di sisi Nabi sesuai Ayat 37 Konstitusi yang berbunyi, “Kaum Muslim dan Yahudi harus menanggung pengeluaran mereka masing-masing. Setiap dari mereka harus saling membantu melawan siapa pun yang menyerang rakyat yang tercantum dalam perjanjian ini.”

   Di satu sisi, Rabi Mukhayriq, seorang akademisi Yahudi yang terhormat di Madinah, hanyalah menjadi seorang warga negara yang baik dengan memenuhi isi kontrak sosial itu. Namun, kisahnya luar biasa, terutama bagi masa sekarang ketika dunia berjuang membangun jembatan antara berbagai komunitas agama. Loyalitas Mukhayriq, keberaniannya, pengorbanannya, dan kedermawanannya menjadi inspirasi.

   Kisah Mukhayriq adalah sebuah kisah tentang kemampuan seorang individu untuk mengatasi perpecahan komunal dan berjuang untuk ide komunitas yang lebih inklusi. Ia memberikan nyawanya untuk mempertahankan ide itu. Ia adalah seorang Yahudi dan pahlawan sejati dalam cerita Islam dan kisahnya harus disampaikan berulang kali.

   Jika para imam menyampaikan kisahnya kepada jamaah di Amerika dan tempat lain, mereka pasti akan berkontribusi untuk meningkatkan toleransi kaum Muslim terhadap orang lain. Terdapat banyak contoh kisah persaudaraan, toleransi, pengorbanan, dan kewarganegaraan yang baik dalam tradisi Islam yang memperkuat penopang etika Islam. (rin/iw/Berita SuaraMedia)


Sumber:
Comments
0 Comments