Dari alm. Al-Habib Munzir Musawwa:
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hijrah bersama sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra, beliau melihat seekor kambing bersujud kepada Rasulullah, maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq ra pun bersujud kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menarik pundak beliau dan berkata :
“wahai Abu Bakr, jangan engkau bersujud kepadaku”, ,
maka Sayyidina Abu Bakr berkata : “Wahai Rasulullah kami lebih berhak bersujud kepada-mu daripada hewan, karena kami adalah ummatmu dan hewan bukanlah ummatmu”.
Ketahuilah bahwa sujud adalah ungkapan ta’zhim (memuliakan), di zaman nabi Yusuf As dijelaskan bahwa saudara-saudara nabi Yusuf bersujud kepada nabi Yusuf dan kepada ayah nya, maka sujud adalah suatu penghormatan dan bukanlah hal yang syirik, namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang ummatnya untuk bersujud kepada beliau atau kepada ummat sesama, dan menjadikan sujud hanya kepada Allah, sedangkan di masa ummat-ummat terdahulu ada sujud yang dimaksudkan untuk pengagungan, bahkan kita ketahui bahwa malaikat pun sujud kepada nabi Adam, namun bukan menyembahnya. Di masa lalu pengagungan dilakukan dengan cara bersujud, namun di zaman ini pengagungan dilakukan dengan cara pujian atau yang lainnya namun bukan dnegan sujud.
Hal yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini adalah pengagungan terhadap makhluk yang diagungkan oleh Allah telah dilakukan Allah sejak zaman nabi Adam As hingga zaman nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana semua pohon dan bebatuan pun sujud kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagiamna sayyidina Abu Bakr pun sujud kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, namun hal tersebut dilarang oleh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka perbuatan untuk pengagungan bukanlah suatu yang kultus, namun yang disebut kultus adalah pengagungan yang berlebihan yang mengarah pada penyembahan. Pengagungan adalah hal yang luhur, dimana itu adalah perbuatan para sahabat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
Wallahu`alam
Allahumma shalli alaa ruuhi sayyidina muhammadin fil arwah, wa 'ala Jasadihi filajsaad, wa alaa Qabrihi filqubuur"
Artinya
(wahai Allah limpahkan shalawat pada Ruh Sayyidina Muhammad di alam arwah, dan limpahkan pula pada Jasadnya di alam Jasad, dan pada kuburnya di alam kubur
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَا فِي الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ،وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى جَمِيعِ الْمَلَائِكَةِ وَالْأَنْبِيَاءِ،وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى سَائِرِ الْعُلَمَاءِ وَالْأَوْلِيَاءِ
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين