“Dan ingatlah ketika kamu berkata, “wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas,” maka petir menyambarmu, sedang kamu menyaksikan. Kemudian, kami membangkitkan kamu setelah kamu mati, agar kamu bersyukur,” (Al-Baqarah: 55-56).
SAAT musim hujan tiba, seringkali kita mendapati terjadinya halilintar/petir disertai kilatan cahaya yang menggelegar. Sebuah sumber energi yang bergerak pada kecepatn 96.000 km/jam dan melepaskan panas 30.000o.
Petir atau halilintar sendiri merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan, ditunjukkan dengan munculnya kilatan cahaya di langit yang menyilaukan sesaat (kilat), kemudian disusul dengan suara menggelegar (guruh/guntur).
Lalu pernahkah anda berpikir bagaimana halilintar sebagai salah satu peristiwa atmosfir terhebat yang Allah ciptakan itu tebentuk dan bagaimana ia mampu melepaskan sejumlah energi yang demikian besar?
Selama hujan, guntur dan kilat yang tersusun dari pembentukan cahaya-cahaya terang akibat pelepasan energi listrik di ruang atmosfir, sesungguhnya merupakan sumber energi yang menghasilkan listrik lebih besar dari pada ribuan pembangkit listrik—di samping sebagai fenomena iklim.
Sumber-sumber energi alam yang terbentuk dan betapa besarnya sumber-sumber tersebut melepaskan cahaya dan panas adalah sebuah keajaiban penciptaan yang mengungkapkan kebesaran dan keagungan Allah swt. yang abadi.
Kehebatan pembentukan dalam sekejap: keajaiban kilat dan petir
– Energi yang dilepas oleh sekali kilatan halilintar/petir lebih besar dari pada energi yang dihasilkan seluruh pembangkit listrik di Amerika.
– Satu kilatan halilintar/petir dapat menyalakan 100 watt bola lampu selama lebih dari tiga bulan.
– Pada titik sentuh petir ke bumi, cuaca memanas hingga 25.000o C. kecepatan kilatan halilintar/petir 150.000 km/detik dan rata-rata ketebalannya 2,5-5 cm.
– Petir menghasilkan molekul nitrogen yang dibutuhkan bagi tumbuh-tumbuhan di Bumi utuk menunjang kehidupanya.
– Setiap halilintar/petir rata-rata memiliki 20.000 amper daya listrik. Seorang tukang las hanya menggunakan 250-400 amper untuk mengelas baja.
– Petir bergerak pada kecepatan 150.000 km/detik, hampir setengah kecepatan cahaya dan 100.000 kali lebih cepat dari kecepatan suara.
Suara yang dilepaskan oleh satu kilatan lebih besar dari pada cahaya 10 juta bola lampu berdaya 100 watt. Ini menerangkan; apabila setiap rumah di Istanbul menyalakan satu bola lampu, pancaran cahaya dari satu kilatan halilintar/petir akan lebih besar. Allah menyatakan fenomena kilat yang menakjubkan ini seperti “…kilauan kilatnya hampir membutakan pandangan.”(al-Nûr: 43)
Bagaimanakah kilat terbentuk?
Udara yang dipanaskan oleh cahaya matahari–naik membawa molekul-molekul air yang menguap di dalamnya. Ketika udara yang naik ini mencapai ketinggian 2-3 km, udara tesebut bersentuhan dengan lapisan udara dingin. Saat kenaikan udara, kristal-kristal es yang terbentuk di dalam awan melepaskan energi listrik statis yang terbentuk karena pergesekan. Energi listrik ini mengandung unsur positif (+) pada lapisan atas awan dan unsur negatif (-) pada lapisan bawahnya. Ketika awan cukup terisi untuk mengionisasi udara; maka petir terbentuk.
Sambaran kilat yang mengingatkan kita pada kematian
Halilintar atau petir yang mengeluarkan kilatan dan suara sesungguhnya mengingatkan kita pada kematian dan juga pengungkapan ketakberdayaan seseorang di hadapan Allah. Makanya seringkali
”Dalam Qur’an, peristiwa yang sangat serupa terjadi ketika Allah tunjukkan pda kaum Nabi Musa as. Dengan keberanian yang keliru dan memalukan, bani Israel menuntut pada Nabi Musa as. agar mereka dapat melihat Allah dengan mata mereka, dan sementara menuntut, mereka ditunjukkan dampak kilat yang serupa. Pernyataan dalam ayat berikut “maka kilat menyambarmu hingga kamu mati” dan “kemudian kami membawamu kembali ke kehidupan setelah kamu mati,” menjadi petunjuk dari kenyataan bahwa mereka –ketika itu –merasa hidup kembali setelah jantungnya terhenti, akibat kejutan dan juga hilangnya kesadaran dan ingatan yang mereka alami, seperti yang dirincikan dalam Qur’an Surat Al-Baqarah: 55-56.