CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

22 Nov 2016

Tentang KHR. As'ad Syamsul Arifin



Saya belum pernah berjumpa dengan beliau, tapi saya merasa dekat dan sayang kepada beliau melalui cerita cerita indah nan hebat tentang beliau dari almarhum ayahanda
H. Nadhir Muhammad.

Di bulan dimana beliau dinobatkan sebagai pahlawan nasional,ingin saya mengenang beliau melalui cerita almarhum ayah;

1. "Kiai As'ad itu kiai sakti nak". kalimat dari ayah saya itu masih teringat jelas di ingatan.
bagaimana ketika almarhum ayah berkeinginan kuat melaksanakan haji namun belum memiliki bekal, maka kiai As'ad memakaikan kopiyah putih ke ayah saya sambil berucap "haji, haji". Dan Alhamdulillah setelah itu juga ayah saya mendapat beasiswa kuliah S2 ke baghdad dari kiai idham khalid, dan dari situ bisa menunaikan ibadah haji.

2. "Nak,ketika bapak ditahan tentara di kodim gara gara bapak menjadi ketua pemenangan pemilu PPP tahun 1982 dan Golkar kalah waktu itu, bapak ngamalkan wiridan dari kiai As'ad di penjara, dan alhamdulillah selesai wiridan, langsung ada telpon dari militer pusat supaya bapak dibebaskan". kalimat ini, lebih teringat lagi di benak saya. Mungkin karena waktu itu ibu saya "terpaksa" mengandung saya dalam keadaan almarhum ayah ditahan oleh rezim orde baru golkar. sebuah wirid yang ketika saya telusuri, berasal dari syaikh Bahauddin An-Naqsyabandi.

3. Yang terakhir walau masih teramat banyak kenangan yang lain, dan ini menurut saya yang paling penting. "Nak, ketika pak harto memberi kiai as'ad mobil sedan karena menerima asas tunggal pancasila, mobil itu tetap diterima supaya tetap menjaga hunungan baik dengan pak harto, tapi setelah itu mobilnya langsung diberikan ke orang lain". Bagaimana Ayah saya menggambarkan kiai As'ad sebagai kiai dan tokoh yang ikhlas berjuang untuk rakyat indonesia. beliau menerima pancasila dan menjaga hubungan baik dengan pemerintah bukan karena materi apalagi jabatan. beliau lakukan itu semua karena rasa sayang kepada rakyat indonesia. Ya, rasa sayang kepada sesama inilah karakter wajib yang harus dimiliki seorang wali Allah, dalam tingkatan apapun juga.

Kiai As'ad, gelar pahlawan nasional ini pasti bukanlah yang kiai As'ad cari, gelar ini tidak lain hanya busyra -kabar gembira- dari Allah, sebagaimana syaikh ibn Athoillah sakandari berhikmah, tanda amal diterima oleh Allah di akhirat adalah adanya "tanda gembira" di dunia.gelar ini hanya salah satu pengingat dari Allah untuk rakyat indonesia, bahwa kiai As'ad memang memiliki tempat yang teramat mulia di sisi Allah. Amin Ya Allah.

الى العارف بالله الشيخ أسعد شمس العارفين ،الفاتحة...

Ahmad Gholban Aunir Rahman
Talangsari Jember

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: