Pada masa itu, di daerah Besuki, jamaah shalat Jum'at sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Setelah diteliti oleh Kyai As’ad, ternyata di sana ada seorang tokoh yang amat disegani masyarakat, seorang bromocorah atau bajingan. Tanpa ragu-ragu, kyai mendatangi rumah tokoh tersebut.
Mengetahui bahwa tamunya seorang kyai besar, tuan rumah jadi kikuk dan kelabakan. Mereka menjadi sangat terharu dan hormat, karena sang kyai tidak mempermasalahkan dan melecehkan “profesi”-nya. Hebatnya lagi, kyai yang alim dan memiliki banyak ilmu itu mengaku sanggup tinggal bersamanya di dunia dan akhirat. Kalau dia nyasar ke neraka, kyai akan berusaha menariknya ke surga. Syaratnya, dia harus mampu memenuhi masjid dengan warga sekitar dalam setiap shalat Jum'at.
Diplomasi Kyai As’ad membuahkan hasil. Selain akhirnya orang-orang berbondong-bondong memenuhi masjid, sang bajingan itu akhirnya insyaf dan rajin ke masjid.