CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

16 Mar 2016

Makanan dari Barzakh

Suatu ketika al-Imam al-Quthb al-Habib Shaleh bin Muhsin al-Hamid Tanggul, Jember, memberi kabar kepada al-Alim al-Allamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi Kwitang bahwa dirinya pada hari Ahad besok akan hadir di Majelis Kwitang. Kabar tersebut sangat mendadak yaitu di hari Sabtu. Dan sudah menjadi kebiasaan Habib Muhammad al-Habsyi selalu menjamu tetamu yang datang berkunjung, teristimewa pada Habib Shaleh Tanggul.

Waktu itu Habib Muhammad tidak memiliki persiapan apapun. Akhirnya Habib Muhammad berziarah ke makam ayahnya yang berada di samping Masjid Kwitang, untuk mengadukannya, ”Ya Walid, besok Ahad akan ada tamu yaitu Habib Shaleh dari Tanggul. Bagaimana ini ya Walid? Persediaan tidak ada. Tidak pegang fulus. Tolong bantu ya Walid biar Allah Swt. mudahkan, untuk ikram adh-dhuyuf (memuliakan tetamu) ya Walid.”

Setelah itu Habib Muhammad pulang untuk istirahat tidur siang. Setelah beliau terbangun ada tamu yang sudah menunggunya. Tamu itu adalah murid dari ayahnya yang tinggal di Tanah Abang. Dengan sambutan yang khas, Habib Muhammad menerima sang tamu. "Ahlan... apa kabarnya Pak Haji? Dari mana saja? Tumben Sabtu ke sini, ada yang bisa saya bantu?"
"Maaf ya Habib, ganggu istirahatnya. Ini saya antar kambing dari rumah buat Habib," jawab tamu tersebut.
Tercenganglah Habib Muhammad sejenak, dan langsung berkata, "Ajib... Masya Allah ente tau aja Ji."

Sambil mengikat kambing di pekarangan tamu itu berkata, "Ini yang suruh Abahnya Habib. Tadi saya lagi tidur Habib Ali datang dalam mimpi saya sambil bilang begini: 'Ji, itu kambing ente yang di belakang ente anterin ke walad ana Muhammad di Kwitang. Dia lagi perlu kambing buat menjamu Habib Shaleh dari Tanggul. Lekas ye Ji, kasian walad ana lagi bingung cari buat jamuan besok.' Dapat mimpi begitu saya langsung bangun Bib, langsung saja saya bawa ini kambing ke sini."
Habib Muhammad seraya geleng kepala terkagum-kagum berkata, "Masya Allah… rekes sudah. Syukron ya Ji.”

Esoknya di hari Ahad (Minggu) pagi, Habib Muhammad memimpin pengajian rutin di Kwitang. Tamu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Singkat cerita setelah pengajian selesai Habib Muhammad mempersilakan Habib Shaleh untuk ke kamar yang sudah dipersiapkan. Segala bentuk makanan pun dikeluarkan, termasuk nasi kebuli spesial dengan lauk daging kambingnya.
Sebelum memakannya Habib Shaleh bertanya kepada Habib Muhammad sambil memegang laham (daging kambing yang sudah digoreng), "Ya Habib Muhammad, dari mana ini? Aromanya sungguh menakjubkan tidak seperti biasanya."

"Kemarin ada Pak Haji kirimi kemari, ya Habib." Jawab Habib Muhammad kemudian.
Langsung Habib Shaleh berkata lagi, "Bukan! Ini hadiah dari ahlul barzakh, ya Habib Muhammad. Ayo Bismillah kita makan."
Sambil tersenyum Habib Muhammad mempersilakan para tamu termasuk Habib Shaleh untuk menikmati hidangan dan berkata, "Apa yang Habib Shaleh gak tau... jangan-jangan sudah janjian 'in' dengan Walid Ali."
Kisah ini diceritakan kembali oleh Habib Muhammad al-Habsyi waktu Rauhah Maulid di Kwitang. Semua yang mendengarkannya waktu itu dibuatnya tertawa sebagaimana nampak dalam foto.



Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: