Al Marhum Habib Munzir Al Musawa menceritakan pengalamannya sewaktu di Darul Mustafa. . .
Kami teringat saat Idul Fitri pertama kami disana, semua murid santri pulang pada ayah ibu mereka, tinggallah kami para pemuda belia yang kesedihan mengenang Idul Fitri di kampung halaman, dengan hati yang sayu melihat semua teman ² lain yang bergembira dengan keluarganya,
Beliau, Habib Umar memahami perasaan kami, malam lebaran itu beliau meninggalkan keluarganya, beliau mendatangi kami, lalu berkata dengan suara sangat teramat lembut : "semua santri telah bersama ayah dan ibunya, dan kalian bersamaku.., aku akan menemani kalian dan bersama kalian bertakbir malam ini".
. .
Kami teringat malam itu Beliau mengumpulkan seluruh mereka dan murid muridnya yang lain, lalu beliau memberi nasihat, lalu tiba tiba nasihatnya terhenti.. suasana pun mencekam, tiba tiba beliau mulai menangis.. menangis.. menangis sekeras kerasnya. .
seraya berkata : "Bila Dia (Allah) bertanya kepadaku kelak tentang kalian? Bila Dia meminta pertanggungjawaban dariku atas kalian..., Bila Dia menanyaiku? dan bila sang Nabi bertanya pula kepadaku tentang perbuatan kalian?, aku harus bertanggungjawab?
Demi Allah, kalau ditindihkan Gunung besar diatas kepalaku hingga aku lumat dan lebur menjadi debu, itu jauh lebih baik daripada sampainya berita tentang buruknya amal kalian kepada Baginda Nabi ﷺ ?
lalu beliau bermunajat dengan tangisnya agar seluruh muridnya dilimpahi hidayah dan keluhuran.. Kami menyaksikan bagaimana Guru Mulia ini selalu memberikan perhatian kepada kami dibanding murid murid yang lain dari warga Negara Yaman,
.
.
Beliau selalu berkata kepada mereka murid Yaman, "Mereka datang dari jauh, meninggalkan keluarga dan kampung halamannya, untuk mencari ilmu, wajib bagi kita memuliakan para tetamu Allah ini.."