CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

16 Apr 2014

Kisah Vlad Tepes III Sang Dracula



Apa yang Terpikir dalam pikiran anda ketika mendengar kata “Dracula”? 
Mungkin anda akan mengira bahwa Dracula itu adalah “Makhluk penghisap darah manusia yang kejam dan mengerikan, menghisap darah manusia melalui leher korbannya, keluar pada malam hari, takut dengan sinar matahari dan juga takut dengan salib”. Tapi kalau menurut saya itu adalah Dracula versi layar kaca atau layar lebar dan itu merupakan salah satu bentuk penjajahan sejarah yang dilakukan barat melalui media masa, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap sejarah perang Vietnam, dengan membuat tokoh fiksi bernama Rambo, sehingga seolah-olah Vietnam kalah perang. Lalu bagaimana dengan kisah Dracula yang sebenarnya?. 

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Dracula bukan hanya meminum darah, tapi dia juga suka berendam dalam darah korban-korban yang telah dibunuhnya( meminum darah dan berendam dalam darah merupakan ritual yang biasa dilakukannya sebelum perang, akan tetapi penulis tidak mengatakan bahwa sumber ini shahih), Dracula tidak menghisap darah, tapi dia memang haus darah, ratusan ribu orang telah di bunuhnya dengan cara yang mengerikan, Bahkan Dracula yang sebenarnya lebih kejam dan lebih mengerikan daripada yang anda saksikan di televisi. 

Sebelum saya melanjutkan kisahnya, saya ingin sedikit mengingatkan pembaca, bahwa kisah ini sungguh mengerikan, bagi yang tidak ingin melanjutkan silahkan berhenti di sini, saya tidak ingin menakuti nakuti pembaca tapi memang kisah ini benar-benar mengerikan, kejam, sadis, tidak berperikemanusiaan, bahkan yang dilakukan Dracula terhadap korbannya pun tidak pantas jika diperlakukan pada binatang, Masih ingin melanjutkan? Baiklah….. Yang akan saya kisahkan di sini adalah fakta sejarah, bukan novel Dracula karangan Bram Stroker yang hanyalah kisah fiktif, karena faktanya adalah Dracula bukan dikalahkan oleh salib, bahkan justru Dracula merupakan salah satu panglima pasukan salib yang akhirnya dikalahkan oeh Khalifah Muhammad Al-fatih. Kisah ini diambil dari buku sejarah yang berjudul “Pembantai Umat Islam dalam Perang Salib” karya Hyphatia Cneajna. Inilah Kisahnya….. 

Vlad Tsepes III ( 1431 – 1475 M ) atau yang lebih populer dengan nama Dracula dilahirkan di Tansylvania, Rumania. Ia merupakan anak Ke 2 dari Vlad II alias Basarab dan Cneajna, seorang putri dari Moldavia. Dracula dilahirkan pada bulan November atau Desember 1431 M, di benteng Shighisoara Transylvania, Rumania. Pada saat ia lahir ayahnya Basarab diangkat menjadi gubernur militer di Transylvania oleh Raja Hongaria, Sigismund. Basarab sendiri memiliki 3 anak, yakni Mircea, Dracula dan Randu. 

Vlad II ayah Dracula diangkat sebagai anggota Orde Naga oleh Sigismund Raja Hongaria. Orde naga ini pada awalnya adalah kelompok persaudaraan tempat berkumpulnya para pendeta, tapi di kemudian hari Orde Naga menjadi semacam benteng Pasukan Salib untuk melawan pasukan Khilafah Utsmaniyah. Kemanapun Vlad II pergi, ia selalu memakai lencana bergambar naga. Sehingga ia sering dipanggil Vlad Dracul. Dalam bahasa Rumania, Dracul artinya naga. Sementara, akhiran “ulea” dalam bahasa Rumania berarti “anak dari”. Maka Vlad III ( Dracula) anak dari Vlad Dracul (Vlad II) dipanggil dengan nama Vlad Dracula yang artinya anak dari Vlad Dracul. 

Pada tahun 1442 M terjadi perang antara pasukan Wallachia dgn pasukan khilafah Utsmaniah. Basarab memilih langkah netral yg mengakibatkan ia diusir oleh Sigismund. Kedudukannya diganti oleh Janos Hunyadi, salah satu panglima perang Sigismund di Transylvania. Tapi tak lama kemudian, Basarab mengambil tahtanya kembali dengan bantuan khilafah Utsmaniah. Nah, sebagai bentuk kesetiaannya kepada khilafah, ia kemudian mengirim dua anaknya yaitu Dracula yang saat itu baru berusia 11 thn dan adiknya Randu untuk sekolah ke Turki. 

Selama di pusat kekhilafahan, kedua anak ini dididik secara Islam. Mereka berdua kemudian memeluk Islam. Selain belajar di madrasah, mereka juga belajar ketrampilan perang. Seiring bergulirnya waktu kedua anak ini tumbuh menjadi dua pribadi yang jauh bertolak belakang. Randu tumbuh menjadi muslim yang taat dan berperangai lembut sedangkan Drakula tumbuh menjadi sosok pembangkang yang kejam. 

Tak hanya membangkang, sifat keji Drakula pun makin tampak. Salah satu hobinya di Turki adalah bolos dari madrasah untuk melihat eksekusi penjahat kelas berat yang kepalanya dipancung di alun-alun. Setiap minggu eksekusi atas penjahat kelas kakap atau para pembughat diadakan di alun-alun. Dan salah satu penonton setianya adalah Drakula yang akan menyaksikan acara tersebut sampai selesai. Di saat senggangnya Drakula juga sangat suka menyiksa binatang. Binatang apapun yang ada disekitarnya ia tangkap dan ditusuk seperti sate. Ia sangat puas melihat binatang-binatang tersebut menggelepar-gelepar menyongsong ajal. 

Walaupun begiu, Dracula menunjukkan kemajuan yang pesat dalam kemampuan militernya. Kemajuan Dracula tersebut menarik perhatian Sultan Muhammad alFatih yang kemudian menikahkannya dgn salah satu kerabat Sultan dengan harapan Dracula di kemudian hari akan menjadi Panglima perang khilafah. 

Berpuluh tahun kemudian terjadilah konflik antara John Hunyadi dan ayah Drakula Vlad II yang berujung pada pembunuhan Vlad II dan kakak Drakula, Mircea. John Hunyadi kemudian menunjuk keluarga Dan II sebagai penguasa Wallachia. Mendengar hal ini, Sultan Muhammad AlFatih kemudian mengirim Drakula bersama ribuan pasukan ke Wallachia untuk merebut kembali Wallachia ke dalam naungan khilafah. Pertempuran ini berakhir dengan futuhat terhadap Wallachia. Dan Dracula ditunjuk sebagai amir di sana. Dracula menduduki Wallachia selama 2 bln krn Janos Hunyadi kemudian berhasil mengusirnya dan menempatkan Dan II kembali sebagai raja Wallachia. Dracula kemudian melarikan diri ke Moldavia. Tapi kemudian Dan II berkhianat kepada Janos dengan memihak Turki. Hal ini dimanfaatkan Dracula utk mendekati Janos. Dracula di tempatkan Janos di benteng Sibiu, daerah Transylvania. Kemudian Dracula menyerang Wallachia dan berhasil membunuh Dan II, namun kali ini bukan lagi sebagai wakil dari Muhammad AlFatih. Sebaliknya dia menjadi pengkhianat. 

Pada masa pemerintahannya di Wallachia, dia bertindak sangat kejam dengan membunuh siapa saja yang tidak disukai, mulai dari para bangsawan, tuan tanah, petani dan pengemis beserta keluarganya. Jumlah korbannya mencapai 500.000 orang, sebagian besar adalah orang-orang Islam dari Turki dan yg telah masuk Islam di Wallachia. 

Dracula telah membunuh tidak kurang dari 300.000 umat Islam di Wallachia. Para sejarawan memperkirakan korban dari kekejaman Dracula antara 100.000-500.000 orang. Korbannya berasal dari berbagai kalangan mulai dari bangsawan, tuan tanah, petani sampai pengemis. Diantara mereka ada laki-laki dan perempuan, orang tua dan anak-anak. Bila Dracula berkehendak tak ada satupun yang bisa lolos dari kekejamannya. Dracula bisa dikatakan sebagai kreator penyiksaan. Metode penyiksaan yang belum pernah ada dia ciptakan untuk memenuhi hasrat gilanya akan darah dan jerit korban yang sekarat. Korban- korban tersebut dibunuh dengan cara yang sungguh biadab, diantaranya; 

1.Penyulaan. 

Sula merupakan kayu sebesar lengan orang dewasa yang ujungnya runcing. Alat seperti ini digunakan oleh Dracula untuk menusuk seseorang. Bagian yang ditusuk adalah dubur atau liang kemaluan perempuan. Tubuh korban ditusuk dengan kayu yang dilancipkan ujungnya melalui bagian bawah hingga tembus pada perut atau kepala. Korban yang ditusuk seperti sate ini bukan hanya orang dewasa. Tak kenal ampun, Dracula juga melakukan penyiksaan serupa kepada bayi-bayi! 
2.Pemotongan Payudara Perempuan dan Merusak Organ Seksual. 
Korban diikat di atas meja dengan kuat dalam keadaan telanjang. Kemudian dikerat dan dikuliti. 
3.Merebus Korban Hidup-hidup. 
Sebuah bejana besar kira-kira berdiameter 2 meter diletakan diatas tungku yang berada ditengah alun-alun. Bejana tersebut diisi air. Setelah penuh kayu bakar dinyalakan. Kemudian korban direbus hidup-hidup. 
4.Menguliti Kepala dan Bagian Tubuh Lainnya. 
Korban akan dikuliti dengan pisau yang tajam. Mulai dari wajah kemudian kulit korban dikuliti sampai semua kulit kepala terkelupas. 


Cara penyiksaan yang lain: Mencekik, memotong otot-otot tertentu, memotong hidung dan telinga, membutakan mata, membakar hidup-hidup, memaku kepala, memangsakan si korban pada binatang buas, menarik korban dengan 2 kuda, merendam tubuh korban, serta memanggangnya. 

Beberapa peristiwa-peristiwa yang digunakan Dracula sebagai ajang pembantaian umat Islam adalah: 
1. Pembantaian terhadap prajurit Turki di Tirgoviste 
2. Membakar pemuda-pemuda Turki 
3. Topi yang dipaku di kepala kepada dua orang duta besar khilafah Turki Utsmani 
4. Fakir Miskin dan petani yang dibakar di Tirgoviste 
5. 30.000 pedagang Turki yang disula 
6. Membunuh dengan virus yang mematikan 
7. Meracuni sungai Danube 
Kekejaman seperti yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama ini disembunyikan oleh Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi karena dua sebab. Pertama, pembantaian yang dilakukan Dracula terhadap umat Islam tidak bisa dilepaskan dari Perang Salib. Negara-negara Barat yang pada masa Perang Salib menjadi pendukung utama pasukan Salib tak mau tercoreng wajahnya. Mereka yang getol mengorek-ngorek pembantaian Hilter dan Pol Pot akan enggan membuka borok mereka sendiri. Hal ini sudah menjadi tabiat Barat yang selalu ingin menang sendiri. Kedua, Dracula merupakan pahlawan bagi pasukan Salib. Betapapun kejamnya Dracula maka dia akan selalu dilindungi nama baiknya. Dan, sampai saat ini di Rumania , Dracula masih menjadi pahlawan. Sebagaimana sebagian besar sejarah pahlawan-pahlawan pasti akan diambil sosok superheronya dan dibuang segala kejelekan, kejahatan dan kelemahannya. 

Tindakan kejam Drakula yang melakukan pembantaian terhadap umat Islam ini membuat Khalifah Muhammad alFatih menyerukan seruan jihad kepada Drakula. Pada tanggal 17 Mei 1462 M sultan Muhammad alFatih mengirimkan 60.000 tentara ditambah 30.000 tentara non reguler. Sementara tentara Dracula hanya mencapai 30.000 prajurit. Melihat jumlah pasukan yang tidak berimbang ini, Drakula melakukan strategi perang tengah malam. Menurut anda, kira-kira siapa panglima pasukan yang dikirim oleh Muhammad AlFatih untuk memimpin pasukan jihad ini? tak lain adalah Randu, si muslim yang taat yang tak lain adalah adik kandung Dracula. 

Pada serangan tengah malam pasukan Drakula yang berkekuatan 10.000 orang berhasil mendesak pasukan khilafah, tetapi dapat dipukul mundur pada saat fajar tiba. (bisa jadi dari sinilah dibuat mitos bahwa Dracula takut dengan cahaya matahari). Atas kekalahan tersebut pasukan Drakula melarikan diri ke benteng Poenari. Drakula melarikan diri dari kepungan pasukan khilafah. Dan akhirnya dia terbunuh di tepi danau Snagov. Sang Sultan Muhammad AlFatihlah yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov (sumber lain mengatakan yang membunuhnya adalah Randu, adik kandungnya). Dan berakhirlah kekejaman melegenda sang Dracula. 

Ya, bukan salib. Melainkan Khalifah Muhammad AlFatih dan kekhilafaha lah yang berhasil mengalahkan Dracula. Sang Khalifah merupakan penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula. Ialah yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov. Namun kenyataan ini berusaha dipungkiri oleh Barat. Mereka berusaha agar merekalah yang bisa mengalahkan Dracula. Maka diciptakanlah sebuah fiksi bahwa Dracula hanya bisa dikalahkan oleh salib. Tujuan dari semua ini selain hendak mengaburkan peranan Khalifah Muhammad Al-Fatih juga sekaligus untuk menunjukkan bahwa merekalah yang paling superior, yang bisa mengalahkan Dracula si Haus Darah. Dan, sekali lagi usaha Barat ini bisa dikatakan berhasil. 

Akhir kata, penulis mohon ma'af apabila ada diantara pembaca kurang berkenan dengan kisah ini, akan tetapi sebagai seorang muslim kita perlu bersikap kritis terhadap berita yang ada, dan ini merupakan salah satu perintah Allah yang tercantum dalam surat Al-Hujurat ayat 6 
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.( Qs. Al-Hujurat : 6) 

Berkata asy-Syaikh Dr. Abdul Azim Badawi : 
Pada ayat ini Allah melarang hambanya yang beriman dari mengekor kepada isu yang tersebar, dan memerintahkan mereka untuk meneliti kebenaran berita yang sampai kepada mereka, karena tidak semua yang di beritakan itu benar adanya, dan tidaklah setiap yang dibicarakan itu merupakan suatu kejujuran. Sesungguhnya musuh-musuh kalian senantiasa mengintai kelemahan kalian, maka wajib atas kalian agar selalu terjaga, sehingga kalian bisa memergoki orang-orang yang hendak membangkitkan dan menyebarkan isu yang tidak benar di tengah tengah kalian.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: