CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

1 Okt 2013

Kisah Nabi Musa As dan Burung Elang



Pada suatu hari Nabi Musa a.s. telah keluar dan pergi berjalan-jalan bersama dengan Yusa' bin Nun , tiba-tiba ada seekor burung putih yang hinggap pada bahu Nabi Musa a.s.

Burung itu berkata : "Wahai Nabi Allah lindungilah aku dari suatu pembunuhan pada hari ini".

Nabi Musa a.s bertanya : "Dari siapa?"

Jawab burung itu : "Dari burung Elang yang mahu memakan aku."

Burung itu lalu masuk kelengan baju Nabi Musa a.s dan tidak berapa lama datanglah burung Elang terbang menghadap Nabi Musa a.s dan berkata 

Burung Elang berkata : "Hai Nabi Musa, janganlah engkau menghalangi aku dari buruanku."

Nabi Musa berkata : "Aku akan menyembelih seekor kambingku untukmu sebagai gantinya."

Jawab burung Elang : "Daging kambing tidak sesuai bagiku."

Selanjutnya burung E itu berkata : "Sebagai ganti, aku ingin makan dua biji matamu sebagai ganti."

Jawab Nabi Musa a.s : "Baiklah kalau demikian."



Kemudian Nabi Musa a.s tidur terlentang dan datanglah burung Elang itu hinggap di dada Nabi Musa a.s dan hendak mematuk dua matanya dengan paruhnya.

Melihat yang demikian ini Yusa' bin Nun berkata : "Wahai Nabi Allah, apakah engkau menganggap mudah dua mata engkau, hanya dalam urusan burung ini saja?"

Maka burung itu terbang dari lengan baju Nabi Musa a.s dan Elang pun mengejarnya. Akhirnya kedua-dua burung itu kembali menghadap kepada Nabi Musa a.s seraya berkatalah seekor dari antara keduanya : "Aku sebenarnya adalah malaikat Jibril dan kawanku ini adalah malaikat Mikail. Tuhanmu telah menyuruh kami menguji kepadamu boleh bersabarkah engkau dari qadha' Tuhanmu atau tidak."

Memang kesabaran itu harus dimiliki oleh setiap orang, lebih-lebih lagi orang yang beriman kepada Allah karena memang orang yang beriman tidaklah akan dibiarkan begitu saja setelah ia menyatakan beriman kepada Allah, melainkan ia harus melalui ujian atau cobaan pula.

Rasulullah s.a.w bersabda bahwa sabar itu ada tiga:
Sabar terhadap bencana.
Sabar berlaku taat.
Sabar menjauhi perbuatan durhaka.

Barangsiapa sabar terhadap bencana, maka dicatat baginya tiga ratus darjat yang jaraknya jauh antara tiap-tiap dua derajat seperti jauhnya antara langit dan bumi.

Barangsiapa sabar berlaku taat, maka dicatatkan baginya enam ratus derajat yang jarak jauhnya antara dua derajat seperti jarak jauh antara permukaan bumi yang paling atas dengan dasar bumi yang ketujuh.

Barangsiapa sabar menjauhi perbuatan durhaka, maka dicatatkan baginya sembilan ratus derajat, yang jaraknya jauh antara tiap-tiap dua deajat seperti jarak jauhnya antara Arsy' dengan Bumi."


Sumber:
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: