CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

1 Okt 2013

Orang Yang Tinggal Bersama Nabi Musa Di Surga



   Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang bisa berbicara dengan Allah SWT setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan berbicara dengan Allah. Nabi Musa sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah keistimewaan Nabi Musa yang tidak ada pada nabi-nabi lain. Suatu hari Nabi Musa bertanya kepada Allah. “Ya Allah, siapakah orang di surga nanti yang akan bersama denganku?”.


   Allah pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah mendapatkan jawaban, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mencari tempat itu. Setelah beberapa hari perjalanan, akhirnya Nabi Musa sampai ke tempat yang dimaksud.
Dengan pertolongan beberapa orang penduduk, beliau berhasil bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu.

   Tuan rumah itu tidak melayani Nabi Musa. Dia masuk ke dalam kamar dan melakukan sesuatu di dalam. Beberapa saat kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu dirawatnya dengan baik. Nabi Musa terkejut melihatnya. “Apa yang terjadi?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh keheranan.

   Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu dilap sampai kering serta dipeluk dan dicium kemudian diantar kembali ke dalam kamar. Tidak lama kemudian dia keluar lagi dengan membawa seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta dicium dengan penuh kasih sayang. Babi itu kemudian diantar kembali ke dalam kamar.

   Selesai itu barulah dia melayani Nabi Musa. “Wahai saudara! Apa agamamu?”. “Aku agama Tauhid”, jawab pemuda itu. “Terus, mengapa kamu memelihara babi? Kita tidak boleh berbuat itu.” Kata Nabi Musa.

“Wahai tuan hamba”, kata pemuda itu. “Sebenarnya kedua babi itu adalah kedua orang tuaku. Karena mereka telah melakukan dosa yang besar, 


Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang tua.

عَنْ عَبْدُ الله بن عَمْرٍو رضي الله عنهما قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: رِضَى اللهُ فى رِضَى الوَالِدَيْنِ و سَخَطُ الله فى سَخَطُ الوَالِدَيْنِ ( اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم)

Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: