CintaNya kepadaku jauh lebih dulu ada, dibandingkan cintaku kepadaNya, dan Dia sudah menemukanku, sebelum aku mencariNya (Abu Yazid Al-Bustami qs)

15 Sep 2014

Kisah Imam Bishr al-Hafi, Si Telanjang Kaki



Imam Bishr al-Hafi (Rahimullah) lahir di Merv dan tinggal di Baghdad. Masa mudanya sangatlah gelap dan dia banyak menghabiskan uang dan waktu dengan bermabuk mabukan, Awal pertobatannya terjadi sebagai berikut. Pada satu hari saat sedang berjalan dan mabuk ia menemukan secarik kertas yang tertulis, "Dengan Nama Allah, Pengasih dan Penyayang." Dia membeli minyak wangi dan menyemprotkan kertas itu dengan wewangian dan kemudian menyimpan kertas itu dirumahnya secara baik dan hati hati..
Malam itu seorang alim dikota itu bermimpi di mana ia diperintahkan untuk memberitahu Bishr al-Hafi (Rahimullah):

"Engkau telah mengharumkan Nama Ku, jadi Aku telah mengharumkan engkau. Engkau meninggikan Nama Ku, jadi Aku telah meninggikan engkau. engkau memurnikan Nama Ku, maka Aku pun telah memurnikan engkau. Agar menjadi Mulia, Aku akan mengharumkan nama-mu di dunia ini dan dunia yang akan datang".

"Ternyata Bishr adalah orang yang bermoral," pikir si orang alim. "Mungkin selama ini aku melihatnya secara keliru." Jadi dia berwudhu, sholat dan kembali tidur. Dia kembali bermimpi yang sama untuk kedua dan ketiga kalinya. Di pagi hari ia bangun dan pergi mencari Bishr al-Hafi (Rahimullah). "Dia pasti berada di kedai anggur," itu katanya. Ia pergi ke tempat Bishr al-Hafi (Rahimullah).

"Apakah Bishr di sini?" Tanyanya. "Ada," kata mereka. "Tapi dia mabuk dan tidak sadar." "Katakan padanya aku punya pesan untuknya," kata si Alim. "Sebuah pesan dari siapa?" Tanya Bishr al-Hafi (Rahimullah) dan ia diberitahu. "Sebuah pesan dari Allah," jawab si Alim.

"Aduh!" Seru Bishr al-Hafi (Rahimullah), tangisnya meledak. "Apakah pesan menegur atau hukuman? Tunggu sebentar, aku akan berpamitan dengan teman-temanku, "ia berbicara dgn mereka,"aku telah mendapat panggilan. Aku harus pergi. Dan mengucapkan selamat tinggal. Kalian tidak akan pernah melihat aku berada disini lagi".

Dan sejak hari itu dan seterusnya dia hidup dalam kesucian bahwa tidak pernah orang mendengar namanya disebut tanpa kedamaian surgawi menyerbu hatinya. Dia mengambil jalan para waliyullah, berhenti dan menghilangkan semua nafsu keduniaan.. Begitu sucinya beliau sehingga ia tidak pernah mau memakai sepatu di kakinya. Karena itu ia dipanggil Bishr, Si telanjang kaki.

"Kenapa kau tidak memakai sepatu?" Ia ditanya. "Aku mulai bertelanjang kaki di hari ketika aku berdamai dengan Tuhan," katanya, "dan sejak itu aku malu untuk memakai sepatu. Selain itu Allah SWT mengatakan, "Aku telah membuat bumi ini karpet untukmu." Dan sungguh aku tak berani untuk melangkah dengan sepatu di atas karpet raja. "


Attar (Tadhkirat Al-Awliya)
Dikutip dari FB Habib Adeng Fadaq
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: